Chereads / Doomsday Pillars (Indonesia) / Chapter 4 - Uang Uang Uang

Chapter 4 - Uang Uang Uang

Keesokan harinya Alex melihat daftar hal yang harus dia siapkan. Daftar itu sudah tampak seperti daftar belanja. 100 hektar tanah di Bali, material untuk pembangunan, peralatan, kendaraan, persediaan medis, makanan dan senjata. Beberapa perlengkapan yg dia butuhkan tidak mudah untuk segera disiapkan, khususnya senjata api yang sangat sulit didapat di Indonesia.

Untuk mempersiapkan ini semua, Alex membutuhkan banyak uang. Alex hanya memiliki 30 hari, walaupun dia sudah siap dengan dananya, Beberapa barang yang ingin Alex siapkan memerlukan proses waktu, terlebih lagi mengenai pembangunan markas... sepertinya 30 hari sangatlah mustahil.

Pagi ini Alex pergi ke kantor, Alex masi terasa sangat aneh... baru kemarin dia masih bertarung mengadu nayawa melawan monster. Hari ini dia berpakaian rapih pergi ke kantor.

Hari ini tujuan Alex pergi kekantor adalah bukan hanya untuk mencari uang tapi, untuk membangun markas, Alex juga membutuhkan banyak pekerja. Tentunya pekerja paling mudah yang bisa ia dapatkan adalah dari perushaanya dia sendiri.

Alex mengenal karyawannya dengan sangat baik, beberapa sudah bekerja dengannya sejak awal selama lebih dari 10 tahun. Pagi ini Alex memanggil semua manajernya: manajer keuangan, manajer konstruksi, manajer proyek, dan manajer sumber daya manusia. Alex memberi tahu mereka tentang keputusannya untuk memulai proyek pengembangan real estat baru di Bali.

Dia mengumpulkan semua karyawan dan membuat pengumuman. Alex mengumumkan dengan adanya proyek pengembangan baru di Bali, dia terpaksa harus menghentikan semua proyek lainnya yang sedang berlangsung. Kabar ini cukup membingungkan para 300 lebih karyawannya.

Alex hanya memberikan karyawannya 2 pilihan, Pilihan pertama adalah bergabung dengan proyek Bali dan segera ikut pindah ke Bali bersama keluarga mereka. Atau pilihan alternatifnya adalah mengundurkan diri dan menerima gaji senilai akumulasi 2 tahun. Semua karyawan harus mengambil keputusan dalam waktu satu hari dan bersiap untuk pindah dalam 5 hari. Dengan kedua pilihan ini, secara tidak langsung Alex memisahkan karyawan yang bekerja demi uang dan yang bisa ia percayai.

Agenda selanjutnya adalah menjual semua aset yang dia miliki. Alex memanggil Nina, manajer keuangannya. Nina telah menjadi manajer kepercayaanya sejak tahun pertama perusahaan didirikan, Alex bahkan mengenal Nina beberapa tahun sebelumnya.

Setelah dihitung, semua aset perusahaan yg Alex miliki bernilai sekitar Rp 120 miliar rupiah atau setara $ 10 juta dolar AS. Namun karena Alex perlu menjual aset in dengan sangat segera, Nina perkirakan Alex hanya akan mendapatkan paling banyak $ 6 juta. Uang sebesar $1 juta bisa dia cairkan dengan segera, dan sisanya dalam satu atau dua minggu.

Alex pikir Lebih lama dari dua minggu maka seluruh uang itu akan tidak ada nilainya lagi dan menjadi percuma. Ketika kiamat datang, uang ini akan bernilai nol. Mempertimbangkan situasi ini, Alex pikir dengan menjual setengah harga pun Alex merasa tetap untung.

Satu juta dolar tidak cukup untuk memenuhi daftar belanjanya. Karena itu, Alex perlu mengambil risiko denga bertaruh.

Alex mengingat satu cerita unik dari seorang pria di masa lalunya di Bali. Pria ini bercerita tentang alasan dia ada di Bali adalah karena dia memenangkan taruhan olahraga yang sangat jarang dengan peluang pertaruhan 50: 1. Karena itu ia pergi ke Bali untuk menikmati fasilitas mewah bintang 5 selama 1 bulan. Namun pada akhirnya, wabah akhir jaman membuat dia merasa pertaruhan itu adalah ketidakberuntungannya. Bila bukan karena memenangkan taruhan itu, dia tidak akan terdampar sendirian di Bali. Pria itu tidak bisa berhenti mengoceh tentang ini sepanjang waktu. Kali ini kisah malang ini dapat menjadi kisah yang menguntungkan bagi Alex.

Alex kemudian menghubungi adiknya, Hendrik, berbeda dengan dirinya, Hendrik mencapai kesuksesannya dari beberapa bisnis yang tidak jelas, Hendrik adalah seorang pengusaha yang baik namun dia adalah seorang penjudi yang buruk, dia kehilangan sebagian besar uang yang didapatnya dari pekerjaan dalam perjudian. Hendrik mungkin bukan orang yang ideal untuk diandalkan, tetapi Alex mempercayainya.

Alex menceritkan kepadanya tentang satu pertandingan sepakbola tertentu dengan peluang 50: 1. Yang dengan sangat kebetulan pertandingan tersebut akan dilaksakan besok. Alex memberi Hendrik semua uangnya untuk dipertaruhkan.

"Gila .. Lu serius?"

"Gua tahu sih cara untuk mempertaruhkan uang semacam ini tanpa menimbulkan kecurigaan, tapi apakah Lu yakin tim ini akan menang? 50: 1 bukan angka yang dibuat secara acak loh, angka itu hampir menjamin kalau tim ini akan kalah"

Pada akhirnya, karena Alex tidak ada pilihan lain, Alex tetap terpaksa untuk bertaruh dan menyerahkan uang itu kepada saudaranya.

Keesokan harinya Alex mendapat dua kabar baik, kabar pertama adalah 200 lebih dari total 300 karyawan memutuskan untuk ikut pergi ke Bali. Berita baik kedua, tentu saja mengenai uang. Hendrik datang dengan begitu hebohnya, pertaruhan 50 banding satu yang begitu sangat mustahil, ternyata pilihan Alex menang. Kini uang $1 juta telah berubah menjadi $50 juta .

Mendengar kabar itu, Alex pun ikut bergetar...

Setelah menerima uang itu, Alex memberikan sebuah tiket ke Bali untuk adikknya. Alex membujuk dan memastikan Hendrik untuk ikut pergi ke Bali.

Sekarang Alex memiliki total uang $ 50 juta dan dalam satu sampai dua minggu kedepan tambahan $ 5 juta dari penjualan asset perusahaannya.

"Saatnya Shopping!!"