Gelora 💗 SMA
Dua minggu kemudian, saat pembagian raport. Nilai hasil ujianku tidak mengecewakan. Aku naik kelas dan masuk ke jajaran 5 besar siswa berprestasi di kelas. Alhamdulillah ya, sesuatu!
Dan masa liburan pun tiba.
Waktu itu pihak sekolah mengadakan study tour ke pulau Bali. Kami ada 5 rombongan Bus. Dan setiap Bus terdiri dari 50 Siswa dan 2 Guru pembimbing. Kebetulan kelasku dan kelas Randy digabung dalam satu rombongan Bus. Namun aku tidak duduk sebangku dengan dia. Aku memilih duduk dengan teman sekelasku yang bernama Boni, aku duduk yang dekat jendela. Kelas Randy mendapat jatah duduk di area belakang Bus. Dan aku lihat dia duduk bersama salah satu teman sekelasnya. Aku juga lihat ada Rudy dan juga Si Tinggi Kurus. Namun aku tidak menyapa mereka. Tepat di belakang tempat dudukku ada Akim yang sebangku dengan Yopi. Sementara Awan dan Yadi duduk di bangku seberangku.
Pukul 21.00 WIB Rombongan diberangkatkan dari sekolah. Pada awalnya kondisi Bus sangat berisik. Setiap siswa sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Ada yang bernyanyi-nyanyi dengan gitarnya. Ada yang mengobrol. Ada yang ngemil ada yang mendengarkan music dan lain sebagainya. Pokoknya suasana seru dan asik. Namun satu jam selanjutnya suasana jadi hening. Mereka pada terlelap di bangku masing-masing. Termasuk aku. Aku juga tertidur pulas. Aku hanya terjaga ketika ada sesuatu yang menyentuh area organ vitalku.
''Shiiitttt!'' Saat kubuka mata ada tangan iseng yang meremas-remas perkakas pribadiku. Itu tangan jahil si Akim. Langsung saja aku buang jauh-jauh tangan itu. Menyebalkan! Matanya merem tapi tangannya bergerilya merampok senjata orang.

''Uhhhh!'' Mengapa Akim tiba-tiba duduk di sebelahku, sih. Aku rasa dia telah bertukar tempat duduk dengan Boni tanpa sepengetahuanku, saat aku terlelap tadi.
Aku langsung membangunkan si biang jahil ini dan menyuruhnya pindah ke tempat duduk semula. Awalnya dia menggerutu tapi akhirnya dia pindah juga. Hmmm ... aku bisa bernafas lega karena sudah ada Boni di sebelahku, dan aku pun bisa tidur tenang kembali. Untuk kesekian lamanya aku tertidur dengan pulasnya seperti di rumah sendiri padahal aku tidur di jok bus yang melaju kencang.
Aku terbangun ketika Bus berhenti untuk beristirahat di sebuah rumah makan. Aku terkejut ketika aku membuka mata, aku melihat tubuh Akim sudah ada di sebelahku. Dan yang lebih mengejutkan lagi tangannya sudah masuk menyelusup ke area celanaku.
''Selamat pagi, Manis ... Hihihi ...'' ucap Akim meringis tanpa dosa. Tanpa banyak kata, aku langsung menabok tangan Akim dan menyingkirkannya jauh-jauh. Dasar! Aku dorong tubuh Akim dan memukul-mukul punggungnya.
''Minggir!'' gertakku dan si Akim cuma terkekeh geli.
''Hehehe ...'' Dia terkekeh sambil mengelap iler di tepi mulutnya. Jorok!
Aku segera keluar dari Bus bersama teman-teman yang lain untuk pergi ke toilet. Kami di sana melakukan ritual, cuci muka, mandi dan membuang semua hajat, baik hajat kecil maupun hajat besar. Setelah itu kami makan pagi yang sudah disediakan oleh panitia di rumah makan tersebut.
Usai makan kami melanjutkan perjalanan kembali.
Seperti pada awal keberangkatan suasana bus juga nampak seru dan ramai. Mereka kembali mengekspresikan dirinya dengan nyanyi-nyanyi, bercanda dan sebagainya. Hanya aku dan Boni yang terlibat ngobrol tenang sambil mengemil kwaci rasa susu.
''Boni ... please deh, kamu janji kepadaku'' ujarku.
''Janji apa, Poo?'' jawab Boni.
''Kamu tidak boleh pindah-pindah ke bangku belakang lagi!"
''Tapi Akim yang memaksaku, Poo ...''
''Pokoknya kamu jangan mau ... Titik!''
''Iya deh, Poo ...''
''Nah gitu, dong!''
''Hehehe ..."
Aku membuat ultimatum agar Boni tidak pindah-pindah lagi di saat aku tidur. Aku tidak mau jadi korban grepe-grepe tangan jahil Akim lagi. Aku berharap Boni mematuhi perintahku. Jika tidak, mungkin aku terpaksa akan pindah tempat duduk di area kelas Randy dan akan duduk bersama Randy.
Sekitar pukul 2 siang, kami telah tiba di daerah Situbondo, Jawa Timur. Dan rombongan berhenti untuk beristirahat dan makan siang bersama. Setelah itu perjalanan dilanjutkan kembali hingga kami tiba di Pelabuhan Ketapang - Gilimanuk untuk menyebrang ke pulau Bali dengan menggunakan kapal feri.