Ben melenguh pelan ketika akhirnya kembali membuka matanya. Ia kemudian menghela napas panjang begitu melihat lengan kanannya yang terhubung dengan selang infus. Ben lalu memperhatikan kamar rawatnya.
Ia berdecak pelan ketika melihat Bara sedang tertidur di kasur khusus yang disediakan untuk pendamping pasien. Ia kembali menghela napas panjang. "Untung gue masih bisa melek."
Ben mencoba untuk sedikit menggerakkan badannya. Ia mengerang pelan begitu merasakan sakit pada bekas luka operasi yang ada di bagian belakang tubuhnya.
"Sialan," gumam Ben.
----
Bara mengerutkan keningnya ketika ia mendengar suara Ben yang nampaknya sedang misuh-misuh entah dalam bahasa apa. Ia tidak terlalu memahami bahasa yang digunakan oleh Ben. Perlahan ia membuka matanya dan melihat Ben sedang mencoba untuk meraih air mineral yang ada di meja sebelah tempat tidurnya.
Ia pun langsung terduduk di tepi tempat tidurnya. Sedetik kemudian ia berdiri dan berjalan menghampiri Ben.