Bang Ojal perlahan membuka matanya. Perasaan takut menguasai dirinya ketika Pak Haryo menodongkan senjata api ke kepalanya. Pak Haryo bahkan tanpa ragu menarik pelatuknya. Bang Ojal begitu takut ketika ia mendengar suara letusan senjata api yang dipegang Pak Haryo. Sambil menahan napasnya, ia berpikir peluru yang ditembakkan Pak Haryo akan segera menembus kepalanya.
Namun, begitu Bang Ojal membuka matanya, Pak Haryo sedang mengarahkan senjatanya pada hiasan berbentuk kepala rusa yang berada tepat di belakang Bang Ojal.
"Kamu masih hidup," seru Pak Haryo santai. "Orang seperti kamu, harus hidup lama untuk menanggung dosa yang sudah kamu perbuat," lanjutnya.
Tanpa sadar Bang Ojal menitikkan air mata. Baru kali ini merasa gentar menghadapi ajal di depan matanya. Namun, ia patut bersyukur karena Pak Haryo tidak jadi melubangi kepalanya. "Saya akan hidup untuk membayar semuanya. Saya akan mengabdi pada keluarga Bapak." Ia merunduk di hadapan Pak Haryo dan Bara.