Maya tidak dapat menyembunyikan wajah terkejutnya ketika Bara selesai bercerita tentang apa yang sudah ia lalui.
"See, lu pasti kaget setelah denger cerita gue," ujar Bara setelah menyelesaikan ceritanya.
"Gue pikir, lu ngga pernah kelihatan itu karena lu sekolah di luar negeri."
Bara tertawa mendengar perkataan Maya. "Gue sekolah kehidupan."
"Tapi cerita lu seru juga, lu jadi punya banyak pengalaman-pengalaman seru."
"Seru, saking serunya gue hampir mati berkali-kali." Bara tertawa pelan.
"But, you still alive."
"Yes, I am."
"Lu beruntung, sekarang lu sudah kembali ke keluarga lagi," ujar Maya.
Bara tersenyum menanggapi ucapan Maya. "Thanks."
Keduanya kembali menyesap kopi masing-masing. Maya menatap Bara dengan tatapan yang berbeda dengan saat pertama kali ia berkenalan dengannya di restoran. Pandangannya tentang Bara yang tadinya hampir tidak ada bedanya dengan pria-pria kalangan atas yang ia kenal berubah seratus delapan puluh derajat. Bara berbeda dengan mereka.
