Pukul sepuluh, seluruh Direktur yang diundang untuk mengikuti rapat sudah berada di dalam ruangan rapat. Rapat langsung dibuka dengan pembahasan mengenai pemilihan CEO yang baru.
Semua mata tertuju pada Damar yang merupakan calon tunggal untuk mengisi posisi CEO. Bara terus melirik ke arah Damar yang sepertinya sedang terusik oleh sesuatu. Wajah Damar terlihat sangat serius.
"Kita lakukan saja pemilihannya," ujar Bara.
Kini semua mata beralih memandang Bara. Pak Angga menatap Bara dengan tatapan tidak percaya. Ia seperti tidak percaya dengan apa yang baru saja Bara katakan.
"Bukankah Mas Bara sendiri yang mengatakan agar pemilihan CEO diadakan setelah kondisi Pak Haryo membaik?" tanya salah seorang Direktur kepada Bara.
"Setelah saya pikirkan lagi. Saya putuskan untuk menarik kata-kata saya tempo hari. Lagipula tidak baik jika kita membiarkan posisi CEO dibiarkan kosong terlalu lama," jawab Bara.