Bara terus memandangi jalanan yang berada di luar mobil yang sedang ia naiki. Ia tidak banyak bicara. Arga yang menyetir di sebelahnya hanya bisa ikut diam sambil fokus mengendarai mobil milik Bara. Sesekali Arga mendengar Bara yang menghela napas panjang.
"Lu percaya sama Rani, kan?" tanya Arga tiba-tiba.
Bara segera mengalihkan perhatiannya pada Arga. "Jelas gue percaya sama dia."
"Jadi lu pasti percaya kalau dia pasti punya cara untuk meloloskan diri?"
"Gue percaya dia bisa melakukan apa aja untuk bisa meloloskan diri. Tapi, gue juga percaya orang yang menyekap dia bisa melakukan apapun ke dia. Itu yang gue khawatirin. She's a woman. Kalau lawannya laki-laki dalam jumlah banyak, secara logika dia ngga akan berhasil melawan," terang Bara. Ia lalu mendesah pelan.
Bara kemudian kembali melanjutkan kata-katanya. "Ditambah lagi dia ngga pegang senjata apapun selain dirinya sendiri. Lu ngga inget apa yang hampir terjadi sama Raya waktu itu?"
Arga mengangguk pelan.