Bara dan Maya berpagutan cukup lama di depan taman milik mereka yang menghadap ke pemandangan malam ibukota. Lampu-lampu gedung dan lampu jalanan semakin menambah indah suasana malam di taman griya tawang yang akan menjadi tempat tinggal mereka.
Begitu mereka melepaskan ciumannya, Maya sedikit terengah namun kemudian ia tertawa pelan. Pipinya terasa memanas dengan semua yang dilakukan Bara untuknya. Tiba-tiba saja ia kembali memeluk Bara erat.
"Thank you," gumam Maya.
Bara balas memeluk erat Maya. "Mau lihat kamar utamanya?"
Maya berdecak pelan sembari menganggukkan kepalanya. Bara lalu melepaskan pelukannya pada Maya dan menggandengnya masuk ke dalam griya tawang.
Bara membawa Maya ke lantai dua griya tawang tersebut. Ia lalu membuka sebuah pintu kayu berplitur halus berwarna hitam yang ada di sudut lantai dua. "This is our room," ujar Bara.