Damar mengerjap-ngerjapkan matanya. Cahaya lampu yang langsung menyorot ke matanya terasa sangat menyilaukan. Napasnya sedikit terengah-engah karena ingatan terakhirnya adalah rasa sakit yang menjalar ke seluruh tubuhnya akibat peluru yang ditembakkan Pak Angga.
"Damar."
Mendengar suara yang tidak asing memanggil namanya, Damar segera menoleh pelan.
"Thanks, God," seru Kimmy penuh haru yang melihat Damar akhirnya sadar. Bulir-bulir air mata tanpa sadar membasahi pipinya.
Kimmy lantas melepaskan genggaman tangannya. "Tunggu sebentar, gue panggil Dokter dulu." Kimmy kemudian berjalan keluar dari ruangan Damar. Sambil menyeka air matanya, Kimmy menemui Suster yang sedang berjaga dan mengatakan Damar sudah sadar. Suster tersebut lantas menelpon Dokter, lalu segera berjalan ke ruang rawat Damar.