Pak Bima berdiri sendiri di tengah ruang rahasia milik Mahesa. Ia memandangi satu per satu barang-barang milik Mahesa yang masih tertinggal di ruangan tersebut. Memandangi barang-barang milik Mahesa kembali mengingatkannya pada kedekatan mereka dahulu.
Rania bergabung dan ikut berdiri di tengah ruangan tersebut. Ia memperhatikan Pak Bima yang tertunduk sembari memegangi kursi yang dahulu digunakan oleh Mahesa. Pak Bima nampak mencengkram sandaran kursi tersebut.
"Apa yang kamu pikirkan sambil memegangi kursi itu?" tanya Rania tiba-tiba.
Pak Bima segera melepaskan cengkramannya pada kursi tersebut dan menatap Rania. Ia menggeleng pelan. "Tidak ada yang saya pikirkan."
Rania kemudian berjalan ke sudut ruangan itu sembari membawa satu set kunci yang ia bawa dari ruang Kepala galeri. "Untunglah Kepala galeri setelah saya tidak ada yang memasuki ruangan ini. Mereka bahkan ngga tahu kalau selama ini beberapa karya asli galeri tersimpan disini."