-Keesokan harinya-
Tom dan Duke sudah dengan ricuhnya mengetik di keyboard. Finni langsung dibuat kesal karena mereka seperti tidak bisa santai saat mengetik sesuatu. Tidak bisakah ia tidak mencetakkan tombol keyboard itu terlalu kuat? Suaranya terlalu berisik.
"Berisik!" Finni yang tidak tahan akhirnya memekik keras memaki keduanya. Tapi Tom mengangkat kepalanya dan menatap Finni sekilas.
"Finni, kemari dan lihatlah!" Ucapnya melambaikan tangan pada Finni agar mendekat ke meja kerjanya.
Finni langsung berdiri di samping Tom dan melihat ke arah komputernya. Bukankah ini bahasa Jerman? Reporter saluran TV Jerman menayangkan sebuah berita. Yaa, Finni tidak bodoh, ia memang tidak bisa berbahasa Jerman. Tetapi ketika ia melihat Tom memutar terjemahan presenter tersebut. Finni langsung melotot.
"Bagaimana mereka melakukan itu?!" Pekiknya lagi terkejut hebat sekaligus ngeri. Duke bahkan menggelengkan kepalanya pasrah.
"Ini baru saja berlangsung. Dan sejak dini hari tadi seluruh peretas mencoba menerobos link mereka. Tetapi tidak ada yg membuahkan hasil." Jawab Duke yang sudah menyandarkan punggungnya kelelahan.
"Yang benar saja! Pernyataan pelepasan rudal ke Ukraina?! Hacker mana yang bisa berbuat ulah seperti ini?" Tanya Finni benar-benar tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Finni begitu tercengang saat Duke memperlihatkan beberapa bukti perusakan sistem oleh inisial code A77. A77 adalah hacker jebolan karya Arthur. Mau apa dia meluncurkan rudal ke Ukraina? Oh Arthur, tidakkah kau berpikir betapa majunya Ukraina dengan teknologi nuklirnya?
Bagaimana mungkin ia mengadu domba Ukraina dengan Jerman? Ini sudah masuk jajaran kejahatan Negara tingkat krisis. Eropa Barat menyatakan perang Ukraina dari sisi Eropa Timur. Dunia hampir kiamat.
"Ini benar-benar masalah serius. Jika ini terjadi, sungguh Eropa hanya akan jadi lautan nuklir. Perang dunia ketiga akan dimulai!" Ucap Finni tanpa sadar khawatir dengan nasib negaranya sendiri melawan krisis itu.
Duke menggaruk kepalanya dengan gemas ketika ia gagal meretas link perusak sistem itu. Kejahatan negara seperti ini membuat peretas di seluruh dunia menyoroti kejadian ini. Seberapa tangguh hacker itu sampai berbuat sedemikian nekatnya memancing peperangan dunia.
"Aku hanya tidak mengerti. PBB terlalu sibuk mendamaikan. Sedangkan Amerika seperti tidak merespon apapun sebagai penguasa perang dunia kedua." Kata Tom yang ikut merasakan sakit kepala Duke. Ia pusing tentunya.
Tom pun bersandar pada kursinya dan menghubungi Earl tepat saat pintu terbuka. Menampilkan Earl dengan membawa kandang burung kecilnya. Sedangkan burung beo nya sendiri bertengger pada pundak Earl. Persis seperti pemeran kapten bajak laut yang khas dengan burung beo di pundaknya. Sungguh pemandangan yang menghibur.
"Earl? Baru aku akan menghubungimu, sudah mendengar berita international pagi ini?" Tanya Tom tidak lagi antusias karena tenaganya sudah banyak terkuras.
Earl menatap Tom dan Finni kemudian mengangguk. Ia menggantung kandang burung beo nya dan memasukkan Ronald ke dalam kandang. Earl bukannya tidak peduli mengenai krisis dunia, hanya saja Earl tau ini bukan kuasanya lagi. Tangannya dengan santai meracik kopi pagi dan kemudian berjalan menuju meja Tom sambil mengaduk kopi dengan santai.
"Tenanglah, ini hanya gertakan saja. Seluruh peretas telah tahu tugasnya masing-masing. Mari duduk dan nikmati pertunjukan ini." Ujar Earl santai dan membuat Finni hampir gila disana. Tom dan Duke menggelengkan kepalanya pasrah. Memang hal yang seperti ini diluar kuasa mereka.
"Mengapa kau berpikiran seperti itu Earl? Jika nuklir sungguh dilepaskan, dunia akan langsung merasakan dampak buruk akibat perang dunia."
Finni bertanya dan menyandarkan tubuhnya bertumpu dengan kedua tangannya dan menatap Earl yang berdiri di tengah-tengah Tom dan Duke sambil menyesap kopi. Persis seperti ibu guru yang mengawasi anak muridnya ujian. Tapi tidak dengan kopi pagi tentunya.
"Jawabannya cukup mudah. Bukankah setelah Uni Soviet dibubarkan, mereka berpecah menjadi beberapa Negara? Dan mereka masih dalam ruang lingkup yang sama dibawah perlindungan PBB. Jerman dan Ukraina jebolan wilayah kekuasaan Uni Soviet, Jerman di Eropa Barat, dengan wilayah sekecil itu menantang Ukraina di Eropa Timur yang kemungkinan bersekutu dengan seluruh Negara di Eropa Timur. Tentu saja Jerman kalah telak dengan itu. Sudah pasti ini hanya candaan belaka. Jangan terlalu dianggap serius."
Tom dan Duke melongo ketika mendengar penjelasan dari Earl. Seperti idiot mereka saling tatap dan berkata 'Benar juga' dan Earl hanya menggelengkan kepala melihat betapa dunia menyoroti lelucon buatan Arthur. Sungguh menggelikan.
"Kekagetanku menjadi sia-sia setelah maharaja Earl mengutarakan pendapatnya dengan kopi pagi. Sungguh negara lain seperti di bawah kakinya." Tom mengomentari sambil terkekeh hambar.
Finni kembali ke meja kerjanya dan bergumam tidak jelas. Berita yang nengganggu. Earl kembali ke beo kesayangannya. Tom tiba-tiba teringat dengan tugas yang Earl berikan padanya.
"Aku sudah menyelesaikan hasil photoshop Arthur. Mau lihat hasilnya?"
Earl tersenyum kecil pada Tom. Tidak salah ia berada dalam tim. Earl menerima sebuah cetakan kertas dimana ada wajah yang cukup memuaskan bagi Earl. Ia menatap bangga pada Tom.
"Kau bisa menurunkan sedikit rahangnya dan memperhitam matanya lebih tajam." Ucap Earl sambil mengembalikan kertas itu pada Tom.
Tom mengangguk mengerti dan segera menyelesaikannya dalam hitungan menit. Earl menunggu hasilnya pada printer yang bergerak pelan mencetak sosok wajah tiruan Arthur. Earl tersenyum puas.
"Finni. Laporkan segera pada Ricard. Setelah keputusan dari atasan, mari kita beri lelucon ini sedikit bumbu agar lebih nikmat lagi di jagat peretas." Kata Earl sudah dengan suasana hati yang baik.
Earl menghempaskan tubuhnya pada sofa. Begitu rileks dan menyenangkan.
"Aku rasa kita akan menjadi sorotan dunia mulai sekarang Earl." Earl tersenyum cerah sambil mengacungkan jempol tangannya pada Duke.
Dan pagi yang menyenangkan bagi Earl. Terima kasih atas hiburannya, Arthur.
-Di tempat lain-
"Bos! Berita buruk!"
Di sebuah ruangan gelap dimana beberapa orang duduk dengan berfokus pada komputernya. Salah satu dari mereka berteriak heboh. Jason melotot begitu kaget melihat link itu. Dengan segera ia melompat menuju mejanya dan kemudian langsung menggeram marah.
"Arthur! Tidakkah wanita ini terlalu berlebihan?" Pekiknya murka.
Arthur tampak mengamati dokumen di tangannya sebelum mendatangi Jason. Jason duduk dengan gelisah dan jari-jari yang menari tanpa henti di atas keyboard. Setelah melihat apa yang diributkan Jason dan anak buahnya, Arthur pun tertawa.
Arthur hanya tertawa begitu melihatnya. Jason memutar matanya terlalu malas menanggapi Arthur. Demi tuhan, wajahnya terpapar dimana-mana dan Arthur hanya tertawa? Apakah ini lelucon baginya? Jason dengan sigap menyuruh anak buahnya menerobos pertahanan link penyebar foto tersebut. Terlalu mudah. Dan sayangnya foto itu telah tersebar secepat kilat dan tentunya langsung menjadi trending top di dark web.
Arthur kemudian duduk dengan tenang di komputernya dan mulai bermain. Namun wajahnya tetap santai dengan sebuah senyum geli menghiasi wajahnya yang sempurna. Sebelum tatapannya berubah menjadi suram.
-Earl di Distrik M-
Earl sudah berada di depan sebuah gedung club malam yang jaraknya cukup jauh dari distriknya. Ditangannya membawa sebuah bungkusan kecil dan tangan kanannya memegang bungkusan sandwich salmon yang dibuatnya sendiri pagi tadi.
Earl selama di kantor pusat bersama Tom dan Duke langsung menjadi sasaran para peretas lain di berbagai negara. Banyak yang mencari tau mengenai sosok Arthur setelah kepala atasan memberikan ijin langsung untuk menyerang balik. Sayangnya setelah dua menit Earl berselancar di dark web, komputernya berhasil di bekuk. Earl langsung beralih pada komputer Tom dan Duke yang memiliki pertahanan yang lumayan kuat karena mereka peretas tentunya. Tidak seperti Earl.
"Bagaimana? Apakah kau suka dengan hadiah dariku?" Earl sengaja mengetikkan kalimat itu untuk membalas perbuatan Arthur kemarin. Setelah ini, Earl yakin seluruh dunia akan mudah mencari keberadaan Arthur.
Earl tertawa kemudian setelah komputer Tom di sadap dan menghapus seluruh data pada komputer itu. Mereka bertiga benar-benar menikmati itu sambil tertawa dan bertepuk tangan seperti sehabis memenangkan sebuah perlombaan. Finni menggelengkan kepala dan sibuk dengan dokumennya. Biarkan saja mereka dengan dunia mereka sendiri. Finni memilih untuk mengacuhkan mereka karena pekerjaannya yang sudah terlampau banyak.
Note : Kedaulatan Negara Eropa yang tertera di dalam cerita ini adalah murni fiksi belaka. Namun beberapa bumbu sejarah untuk perpecahan Uni Soviet yang terbagi-terbagi menjadi beberapa Negara adalah benar adanya. Sekian