Chereads / Fell in LOVE with a CRIMINAL / Chapter 46 - Absennya Finni

Chapter 46 - Absennya Finni

Anomali Jason berbeda dengan Arthur. Jika Jason menganggap ungkapan cinta selalu dengan sexs bebas kepada setiap wanita, maka Arthur beranggapan, ungkapan cinta mereka lebih condong pada ketulusan dan kerelaan. Katakan saja Arthur tidak akan memaksakan keinginannya untuk kepuasan pribadi belaka.

Arthur juga pria normal, tentunya juga menginginkan hal itu. Ia ingin kerelaan itu agar mereka berdua bisa sama-sama mengerti arti pelepasan mereka. Walaupun disana seperti terasa acara pelepasan keperjakaan dan keperawanan yang spektakuler bagi Arthur.

Jadi mempersiapkan dengan matang adalah rencana Arthur. Siapa yang tidak ingin punya anak? Menyenangkan jika ada wanita disisinya dan anak yang menggemaskan menyambut kepulangannya. Memikirkannya saja Arthur akan kejang-kejang bahagia.

Jason pun menatap laptopnya dan kembali fokus bekerja. Lusa, ia dan Arthur akan pergi ke distrik J. Segala persiapan telah Jason siapkan. Beberapa anak buahnya pun melaporkan dengan detail kondisi disana. Bahkan tidak mungkin bagi mereka untuk berbuat licik dan menyembunyikan sesuatu di balik lorong penelitian mereka.

Diliriknya lagi proposal penelitian itu. Jason pun menggelengkan kepalanya. Tidak percaya jika manusia bisa berbuat penelitian gila seperti itu.

"Dunia tengah sekarat," gumam Jason dan membuka proposal itu lagi.

-Kantor pusat distrik A-

Tepat ketika semua orang berkumpul di kantin untuk makan siang, Tom baru saja tiba di ruang kerjanya. Disana sudah terlihat Earl berbicara serius dengan Duke. Wajah mereka berdua terlalu serius hingga tidak menyadari Tom yang sudah duduk di kursinya dan menyalakan komputer.

Sekali memperhatikan tentu saja Tom akan langsung paham apa yang mereka bahas. Matanya menunggu loading komputernya dengan tidak sabar. Batinnya bergejolak tidak sabar untuk bergabung dengan Earl disana. Pasti akan ada rencana yang Earl buat. Sayangnya bidadari surga kesayangannya mendadak error dan? Tentu saja ada hacker yang langsung menghajarnya.

"Setan alas! Demi kuda rusa ayam badak, apakah sebelumnya ada yang menyalakan komputerku?" Omel Tom mulai hilang akal. Earl menaikkan sebelah alisnya. Omong kosong apa yang orang baru datang ini bicarakan.

"Demi usus buntu Finni. Aku bersumpah tidak menyenggol meja kerjamu ketika aku lewat," cerca Duke sama-sama bersumpah tidak karuan. Earl menatap arah pandang Tom yang menatapnya meminta penjelasannya. Hoo, belum pernah dijejali kulit kerang rupanya. Earl langsung menatap sengit Tom.

"Aku memang lebih dulu ada di ruangan ini. Tapi aku tahu batasan untuk memakai barang orang lain," Tom pun segera duduk dan mengamankan komputernya.

Ia sedikit merasa bersalah ketika menuduh Earl. Tom dengan lihay langsung membersihkan komputernya. Namun sangat disayangkan jika hacker laknat itu menyisipkan virus di komputernya. Hingga butuh waktu satu jam untuk membersihkannya secara utuh. Tom sangat bersih jika selesai meretas. Ia memastikan seluruh link dan yang lainnya telah kosong dan kemudian komputernya dengan tenang.

"Earl? Kau kelihatan tidak sehat hari ini. Apakah kau tidur dengan cukup tadi?"

Sedaritadi Duke memperhatikan, rona wajah Earl sedikit lebih pucat dari biasanya. Tidak seperti Earl yang bergadang tiga hari dan wajahnya masih segar kecuali lingkar hitam di bawah matanya. Earl menggelengkan kepalanya sembari memijat keningnya.

"Aku hanya sedikit pusing kali ini," ucap Earl jujur.

Ketika bangun pukul sepuluh tadi, ia merasakan suhu tubuhnya naik dan memeriksanya hanya 38 derajat. Masih bisa dikatakan tidak demam. Earl akan tetap melakukan rencana misi kali ini. Duke terlihat tidak puas dengan hasil jawaban Earl. Ketika dengan spontan ia memegang dahi Earl, ia langsung mengerutkan alis. Apanya yang tidak apa-apa?

"Dahimu itu jelas jauh lebih panas dari panasnya CPU komputerku. Ayo ke gedung rumah sakit," omel Duke. Tom pun langsung berjalan ke arah Earl dan juga mengecek suhu Earl. Benar kata Duke.

"Aku antar ke rumah sakit," putus Tom dan menarik lengan Earl perlahan. Tetapi Earl tidak menghiraukan.

"Cepat selesaikan urusanmu. Aku masih bisa menunggu sedikit dan membahas ini. Aku akan minta infus cairan ke tubuhku dan istirahat sebentar di rumah sakit. Dan karena pertemuan lusa, maka aku harus memulai penyelidikan sore ini," ucap Earl menatap Tom dengan serius. Rona wajahnya tidak lagi lesu melainkan tatapan dengan wajah yang menyakinkan untuk Tom sebelum kembali ke meja kerjanya dan menyelesaikan urusan dengan kekasih kantornya.

"Aku sedikitnya bisa memandumu melalui satelit maps untuk menemukan lokasi gedung bekas rumah sakit jiwa disana. Hanya saja, tanpa informasi apapun dari distrik J. Kemungkinan kau dalam bahaya besar Earl. Distrik J distrik mati," jelas Duke.

Situasi sangat kritis saat ini. Seharusnya Earl bisa melakukan penyelidikan siang ini. Tapi mengingat kondisi tim, mau tidak mau mereka terlambat membahas kasus ini. Duke melihat Earl memejamkan matanya, berpikir kritis.

Sedangkan Earl merasa kepalanya akan meledak ketika keringat dingin mulai membasahi punggungnya. Earl ingin melewati batas kemampuannya. Hanya saja, untuk memata-matai memaksakan keadaannya, hanya akan menjadi boomerang untuk Earl ketika pada hari H Earl tidak sedang dalam kondisi primanya.

"Aku akan tetap menyelidiki sore ini. Jika tidak diselidiki, justru ini malah jadi titik butaku," ucap Earl terdengar sedikit nada frustasi. Duke tidak bisa melakukan apapun saat itu. Tangannya membaca setiap titik yang Earl tandai dari peta distrik J.

Seperti Earl telah melakukan penelitian sebelumnya soal tempat itu. Katakanlah, itu hanya insting Earl untuk menjadikan titik itu sebagai tempat bersembunyi atau hal-hal tak terduga lainnya.

"Baiklah. Aku sudah selesai. Langsung saja," Tom dengan segera bergabung di meja rapat di tengah ruangan.

Earl memberikan lembaran pada Tom.

"Kau bisa mencari tau tentang wilayah ini, Tom. Ku dengar, sekalipun distrik J telah mati. Masih ada beberapa warga yang tinggal disana karena tidak memiliki cukup biaya untuk hidup di distrik lain. Jika kau bisa mendapatkan koneksi sore ini, akan sangat membantuku untuk menjadikannya sekutu. Tetapi jika kau tidak mendapatkannya, kau bisa menyelinap ke jaringan internet mereka dan memberiku beberapa informasi ruangan di dalam bawah tanah," Tom mengangguk. Kemudian ia beralih pada Duke.

"Aku ingin bantuanmu untuk mengawasi pergerakan A77. Catat setiap pergerakannya. Dan jika kau bisa menemukan waktu kedatangan Arthur di distrik J, itu sudah kemajuan. Aku bisa menjaga jarakku dari mereka tepat waktu. Ini akan memakan waktu lama, tetapi aku bisa menyelesaikan segala kemungkinan buruk lainnya ketika di distrik J," jelas Earl pada Duke.

Mereka mendengar dengan baik instruksi dari Earl. Segera mereka berjalan ke meja masing-masing untuk bekerja. Ia tersenyum kecil dan merasa sedikitnya terbantu jika mereka berhasil menyelesaikan permintaan Earl.

"Apakah Finni serius terkena usus buntu?" Tanya Earl tidak bisa menahan pertanyaannya. Duke menaikkan alisnya menatap Earl bingung.

"Bukankah aku mengatakannya dengan jelas tadi, Earl?" Earl pun menggelengkan kepalanya pasrah.

"Kalian harus menjaga pola makan kalian. Jangan hanya kopi yang kalian konsumsi. Pastikan asupan serat seimbang. Pencernaan yang tidak baik awal dari segala penyakit," nasehat Earl yang hanya dibalas oleh hembusan angin belaka.

Yaa, percuma menasehati orang-orang seperti Duke dan Tom. Mereka hanya akan mendengar nasehat dari komputer mereka jika komputer itu bisa bicara sendiri dan menceramahi mereka.

.

.

.

To be continued