Arthur telah bertahun-tahun hidup dengan mengendalikan manusia dengan caranya sendiri. Tetapi memang pada dasarnya, hampir penduduk bumi tidak memiliki otak yang sama seperti Arthur dan Earl.
Arthur dan Earl adalah satu hal yang sama dengan dua hal saling bersinggungan. Ketika Arthur mendedikasikan dirinya untuk menguasai dunia, maka Earl menjepit kemampuannya yang mengabdi dan setia kepada negara. Arthur hanya merasa hidup yang diinginkan Earl terlalu sederhana, padahal otaknya diciptakan untuk mampu menggapai segalanya.
Arthur tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya. Memikirkan Earl, rindunya semakin berat jika dirasakan. Dasar pujangga galau.
Mobil mereka telah sampai di depan sebuah gedung tua. Disana berjajar rapi lengkap dengan setelan jas rapi. Jason tertawa kecil.
"Lihatlah. Betapa antusiasnya mereka menyambutmu," Arthur hanya diam.
Ia keluar dari mobil dan berjalan santai masuk ke dalam gedung itu. Arthur dapat melihat betapa tidak terurusnya gedung itu. Beberapa orang dari mereka seperti menatap Arthur dari atas ke bawah. Menilai dengan cermat sosok Arthur yang membawa aura lain diluar tubuhnya. Seperti ketika aura mematikan itu menyelimuti Arthur dan menggambarkan malaikat maut pribadi di belakang tubuhnya.
"Arthur! Selamat datang. Mari ke sebelah sini,"
Seorang pria berbaju serba putih dan memakai jas laboraturium menyambut Arthur dengan semangat. Nampak ketika Arthur berjalan dengan biasa, sebelum ia melihat jalan menuju ruang bawah tanah yang lembab dan kotor. Jason menghentikan langkahnya di depan Arthur.
Cklak
"Kau mau menjebak kami?" Jason langsung mengokang pistol tepat di belakang kepaka ilmuwan itu, Dokter Felix.
Dokter Felix hampir saja kehilangan moment ketika Jason menyadari kejanggalan di tempat tersebut. Tubuhnya menegang dan kemudian berbalik perlahan menatap Jason memelas.
"Sungguh. Benar lewat jalan ini. Maafkan aku dengan tempat yang tidak layak ini. Jangan perdulikan kulit luarnya. Di dalam akan ku jamin kalian akan nyaman," jawab Dokter Felix.
"Berhenti mengoceh. Cepat tunjukkan jalan," kata Arthur tanpa emosi.
Ia hanya gemas dengan orang itu. Arthur sangat tidak suka dengan tempat yang kotor. Terlebih Arthur sedikitnya alergi dengan sesuatu yang jorok, kecuali tentang obrolan kotornya dengan Earl. Arthur sangat suka
"B-baik. Sebelah sini,"
Dokter Felix pun menuntun Arthur dan Jason menuju ruang bawah tanah dan cukup membuat Jason terkesan seketika.
Ruang bawah tanah itu dipenuhi dengan cahaya lampu putih lengkap dengan segala fasilitas khas ilmuwan. Disana ia melihat beberapa laki-laki dan perempuan yang tengah menggunakan mikroskop dan segala hal lainnya. Disela kesibukan mereka langsung terdiam ketika melihat di balik kaca yang memisahkan ruangan mereka dengan koridor yang Arthur lewati. Mereka langsung penasaran dan terlihat membuka pintu lab mereka hanya untuk melihat Arthur dari belakang.
"Sungguh. Ku pikir Arthur adalah pria tua gendut dan botak. Nyatanya muda dan setampan itu. Siapa yang sangka,"
"Aku pikir juga begitu. Siapa yang jadi asisten Dokter Felix hari ini?"
"Aku rasa si nenek sihir, Nova,"
"Sial! Dia sangat beruntung kali ini,"
"Sekali melihat wajahnya saja aku langsung jatuh cinta,"
"Tutup mulut kalian dan kembali bekerja,"
Mereka buru-buru kembali ke lab masing-masing begitu melihat beberapa orang bodyguard memarahi mereka karena bergosip di depan pintu. Sangat mengganggu jalan.
"Inilah hasil riset yang telah aku kembangkan selama lebih dari satu dekade. Evolusi manusia buatanku ini dirancang sangat efisien dan praktis. Aku akan menjelaskan dasar dari pene-"
"Tidak perlu. Langsung pada intinya," potong Arthur segera.
Arthur bisa mati bosan jika nendengarkan Dokter maniak ini menjelaskan secara rinci. Mata Arthur beralih pada setumpuk manusia yang dari sekali pandang pun Arthur tahu mereka tengah terpengaruh obat-obatan.
"Ba-baiklah. Intinya, ketika kita bisa mengendalikan pikiran seseorang, aku bisa menambahkan dosis tinggi metamfetamina. Sehingga, jika ia dalam keadaan stamina yang terus kuat bertahan hingga empat hari berturut-turut tanpa istirahat, yang kemudian akan mati dengan sendirinya. Ketika dalam penyelidikan, bukankah cara ini lebih efisien ketika mereka tertangkap oleh kepolisian? Kita tidak perlu repot-repot nekad memasuki penjara dan membunuhnya. Karena mereka akan mati dengan sendirinya. Sedangkan kita mengendalikan pikiran mereka. Ini luar biasa bukan?" kata Dokter Felix begitu bersemangat.
Sementara Jason terdiam dan menggelengkan kepalanya tidak percaya. Arthur hanya terdiam, tanpa ekspresi apapun.
"Ini adalah inovasi terbaru yang lebih efisien, Arthur. Tidakkah anda merasa tertarik dengan penemuanku ini?" Arthur melipat kedua tangannya dan menatap dokter Felix dengan selidik.
"Berapa banyak dosis crystal meth dalam satu orang?" sang dokter terlihat tidak enak ketika Arthur mengungkit soal dosis.
"650mg," Arthur mendengus.
"Mustahil. Ia bisa langsung mati seketika setelah disuntikkan," dokter Felix pun segera membantah.
"Tidak. Aku telah menguji percobaanku ini lebih dari dua puluh orang dan berhasil bertahan. Bahkan ada yang lebih dari lima hari," sedikit arogant ketika menatap Arthur sepertinya tidak akan setuju dengan penelitiannya.
"Katakan padaku. Apakah aku harus meracun semua anak buahku ketika aku sedang dalam misi? Dan ketika aku menyuruh mereka lagi, aku harus menggali kuburannya dan menyuruhnya melakukan misi lagi?" Jason pun mengerti.
Itulah sela nya. Tidak mungkin bagi Arthur menerapkan riset ini. Karena bagaimana pun, Arthur akan membutuhkan bidak yang setia untuk misi masa depannya. Memakai sistem ini hanya menjadi pemusnahan masal bidak-bidak caturnya. Jason pun tersenyum kecil dan menatap Arthur dari samping. Jika yang berdiri dengan melipat tangan itu Jason, maka Jason tanpa pikir panjang akan menyetujui. Tetapi Arthur? Ia memikirkan hal lain dari hasil riset itu semua. Benar-benar otak yang berbeda.
Dokter Felix terdiam. Matanya memerah seperti dia akan marah apabila seseorang tidak menyukai hasil risetnya. Ia kemudian mengambil suntikan dan ia menarik lengan asistennya yang sedaritadi berdiam diri di belakang komputer memandangi Arthur. Wanita itu awalnya memberontak sebelum dokter Felix membentaknya untuk diam.
"Lihatlah ini, Arthur. Ini adalah bukti nyata," kata dokter Felix sambil tertawa.
Wanita berambut pendek itu seketika mengejang di lantai beberapa menit sebelum wanita itu berdiri dan menatap Arthur seperti wanita gila yang menginginkan tubuhnya. Wanita itu menjilat bibirnya sebelum berlari ke arah Arthur. Dokter Felix semakin tertawa kencang ketika melihat asistennya menggila.
Dorr
Arthur tanpa basa basi menembak kepala wanita itu sebelum ia mencapai radius empat meter darinya. Tatapan Arthur sangat tajam kali ini. Bahkan tawa keras dokter tadi terhenti seketika dan membuat Jason mengeluarkan kembali pistolnya. Arthur sangat jijik ditatap oleh wanita tadi. Melihat wajahnya saja hampir membuat Arthur ingin muntah seketika.
Brakk
Para bodyguard langsung berhamburan masuk ke dalam begitu mendengar suara tembakan. Dan mereka terdiam begitu melihat asisten dokter Felix dengan tubuh mengejang di lantai dan dengan jas lab yang bermandikan darah.
"Jadi? Kau berusaha menyerangku dengan cara ini?"
.
.
.
To be continued