Reka langsung berlari meninggalkan gedung itu, dia ingin menangis sejadi-jadinya, namun hal itu tak mungkin dilakukannya di sini.
Reka berdiri di halte bis yang ada di dekat gedung itu, karena tak ada orang lain, akhirnya air mata Reka jatuh, dia tak mampu membendung perasaannya. Reka menutup matanya dengan ke dua tangannya, lalu menarik nafas panjang untuk menghilangkan sebak di dadanya, namun hal itu tak cukup membantu.
Seseorang menghentikan mobil nya dan memperhatikan Reka yang sedang menangis. Pria itu turun, mengetahui ada orang lain di dekatnya, Reka berusaha menghentikan tangisnya, tapi laki-laki itu telah lebih dahulu mengulurkan sapu tangan padanya.
"Kenapa kau menangis? " mendengar itu Reka menengadahkan wajahnya yang masih basah karena air mata. Laki-laki itu kaget. dia teringat dengan seorang gadis yang berlinang air mata hampir tiga tahun yang lalu, setelah gadis itu sadar ketika dia sedang menggagahinya, mata itu benar-benar mirip. Perasaan laki-laki itu membeku saat melihat mata itu.
"Pak Anjas, maaf.. aku tak apa-apa. " jawab Reka sambil menghapus air matanya dengan tangannya.
"Ini.. ambilah" Kata Anjas sambil kembali menyodorkan sapu tangannya. Reka menerimanya dengan ragu dan akhirnya mengucapkan terima kasih.
" Kenapa kau meninggalkan pesta itu dan menangis di sini? apa mempelai pria kekasihmu? " tanya Anjas tiba-tiba
Reka sangat kaget sehingga dia terbatuk. dengan spontan dia menatap Anjas, wajahnya sangat cemas karena ketahuan.
"Bukan" jawabnya gugup, bola hitam matanya pun bergerak cepat ke kiri dan ke kanan.
'Huh, benar kata kakekmu, kau memang pembohong yang buruk ' batin Anjas.
" A.. anakku sedang...aku sedang rindu dengan anakku" sambung Reka masih dengan terbata. Dia melihat taksi dari jauh yang menuju ke arahnya, Reka langsung berdiri hendak menyetop taksi itu seraya berkata
" Aku harus pulang" Tiba-tiba saja Anjas memegang tangannya, dia hendak mengatakan kalau dia akan mengantar Reka, tapi Reka malah kaget dan berteriak..
"JANGAN SENTUH AKU. " Anjas terdiam karena kaget lalu melepaskannya.
"Maaf... aku hanya ingin mengantar mu pulang" jawab Anjas. Mendengar itu Reka juga kaget, dia tak menyangka akan berteriak marah seperti itu, mungkin karena dia masih syok dan takut dengan kejadian dulu yang selalu menjadi mimpi buruknya.
" A.. aku juga minta maaf, aku kaget kau menyentuh tanganku" Kata Reka, dia masih berusaha menenangkan diri.
Reka berjalan ke pinggir jalan dan langsung menyetop taksi itu, dan segera berlalu meninggalkan Anjas yang masih terdiam.
.........
Fatih tampak gelisah sejak tadi sehingga mempelai wanita bertanya.
" Mas.. apa yang kamu pikirkan? "
"Apa ayahmu sudah mengatakan kalau pernikahan ini hanya simbol dan pernikahan ini secara agama tak sah? " Tanya Fatih.
"Iya.. " Jawab wanita itu lirih.
"Jadi sebenarnya diantara kita tak ada hubungan apa pun ". Kata Fatih melanjutkan.
Perempuan itu tampak sedih.
"Karena dalam agama kita, perempuan hamil tak boleh nikah, jadi pernikahan ini tak sah " Terang Fatih.
'Tapi aku tak hamil Mas.. aku tak punya cara lain agar kamu mau menikah denganku, seiring waktu aku akan membuat kau mencintai ku, meski awalnya sangat menyakitkan ' Batin perempuan itu, dia hanya menundukkan kepalanya.
"Jadi kita tak bisa tinggal bersama " Sambung Fatih lagi. perempuan itu terus menunduk.
"Aku punya seorang kekasih, dan aku sangat mencintainya, tadi dia kesini bersama laki-laki tua itu, tapi begitu melihatku, dia kaget dan malah kabur. aku tau dia sangat terpukul. " Terang Fatih.
Perempuan itu bernama Mala. Mala melakukan hal ini karena dia sangat mencintai Fatih. Mereka sudah saling kenal selama satu tahun ini, dan dia sangat menyukai sifat Fatih. Dia bahkan rela ketika ayahnya hampir saja membunuhnya karena hal ini. Tapi dia benar-benar tak menyangka kalau Fatih telah memiliki seorang kekasih, dia merasa bersalah karena itu. meskipun dia sangat mencintai Fatih, tapi dia tak ingin merebut Fatih dari seseorang.
"Nama laki-laki tua itu Pak Aslan, kau ingin menyapanya? ayo kita ke sana, dan menanyakan perihal kekasihmu" Kata perempuan itu lagi..
"Kau mau membantuku? " Tanya Fatih tak percaya.
"Tentu saja.. bantuanmu lebih besar, kau menjaga kehormatanku dan keluargaku. terima kasih banyak " Kata perempuan itu terlihat sangat tulus.
Fatih tersenyum. Ketika mereka akan pergi menemui kakek Aslan, laki-laki tua itu berjalan ke arah mereka.
"Kakek.. terima kasih banyak atas kehadirannya ". kata Mala sambil menyalami kakek itu.
"Sama-sama Mala" Jawab kakek itu tersenyum.
"Kakek ke sini sendirian? "
"Tadi bersama cucu kakek"
"Kemana cucu kakek tadi? " tanya Mala lagi
" Reka pulang, anaknya tadi menangis. " jawab Kakek itu. Fatih kaget, ternyata kejadian itu membuat Reka hamil.
" Kakek juga pulang dulu, sekali lagi selamat untuk kalian " kata kakek itu lagi.
" Terima kasih banyak kakek" jawab mala, sementara Fatih hanya terdiam, fikirannya berkelana entah kemana.
"Apa dia sudah menikah? " Tanya Mala begitu kakek pergi.
"Belum" jawab Fatih. lalu dia menceritakan kisah Reka, serta alasan dia sampai ke Jakarta . Mala tak tau harus berkata apa lagi setelah mendengar cerita Fatih.