Satu tahun vonis dokter Didi tinggal di depan mata. Hari ini mereka harus konsultasi ke rumah sakit untuk menemui dokter Didi dan memastikan vonisnya atas kesehatan Lanai. Jika ini akhir dari semuanya, hari ini adalah hari terakhir Lanai bertemu dokter yang selama ini merawatnya. Jantungnya berdetak kencang, nenek yang menemaninya hanya bisa terdiam dan duduk menunggu di bangku kayu panjang rumah sakit ini. Ketika dokter Didi memeriksa hasil rontgen itu, ia tak henti menggelengkan kepala. Rasanya saat itu Lanai ingin berlari pulang.
"Ajaib sekali. Ini tak pernah terjadi. Berdasarkan hasil rontgen ini, tidak ada lagi kelainan di ginjal engkau Lanai. Selamat!" Penjelasan dari dokter Didi itu sontak mengagetkan mereka berdua.
"Berarti Lanai sudah melewati masa kritis dan sekarang telah sembuh total dok?" Tanya nenek seraya tangannya mencengkeram bahu cucunya.
"Ya, Lanai telah sembuh total. Hanya bila merasakan keluhan saja, perlu kontrol ke sini. Kalau tidak merasakan apa-apa tak perlu lagi datang," ujar dokter Didi tersenyum.
Penjelasan itu membuat Lanai dan neneknya senang bukan kepalang. Lanai memeluk nenek, keduanya saling mendekap erat. Penderitaannya selama ini berakhir sudah. Tak terasa butir-butir air mata tangis bahagia menetes dari kedua mata mereka.
"Segalanya tidak akan berakhir, tetapi segalanya akan berawal dari saat ini. Kamu seolah terlahir kembali Lanai," ujar nenek terharu. Diusapnya rambut ikal cucunya itu, air matanya masih menetes.
"Iya, Nek. Doa-doaku selama ini dijawab oleh Tuhan. Aku seolah terlahir kembali hari ini. Selamat tinggal masa lalu yang kelam, akan kutapak masa depan selangkah demi selangkah," sambut Lanai terharu.
Melihat kelakuan keduanya, dokter Didi hanya tersenyum. Dalam hatinya, ia kagum dengan kegigihan pasiennya ini dalam melewati masa-masa sulit. Belum ada anak seumur Lanai yang sanggup melewati penyakit yang berat itu. Kesembuhan yang berhasil diraih Lanai merupakan mukjijat dari Yang Maha Kuasa.
Lanai tidak ingin suasana bahagia itu terlewati. Sepulang dari rumah sakit, ia meminta nenek untuk memasak masakan yang memiliki rasa utuh. Lanai ingin lagi merasakan asinnya garam. Ia meminta nenek memasak sayur asam lengkap dengan bumbunya pedas dan asin. Sisa kecapan masakan nenek sore itu masih membekas di lidahnya. Lezat sekali, makan masakan yang memiliki cita rasa lengkap. Tidak seperti dulu, hambar dan tidak memiliki rasa. Hari itu kedua nenek dan cucunya tersebut sengaja membuang waktu dengan bersenang-senang. Saat keduanya terlelap, mimpi indah menghampiri bunga tidur mereka.
*****