Bibirnya membentuk sebuah senyuman sinis pada gadis itu. Berharap, Lizzy akan menangis atau syok akan tetapi kenyataannya sangat berbeda. Lizzy hanya melirik sekilas kegiatannya bersama sang kekasih lalu melintas tanpa memasang ekspresi seolah-olah tak terjadi apa-apa.
Mereka hanya dianggap angin lalu oleh Lizzy. "Sial!" umpat Saga, masih dengan amarah dia meneruskan permainan itu tak peduli kekasihnya kewalahan dengan sikap agresif Saga. Saga sadar ketika kekasihnya itu mengerang menandakan bahwa dia mencapai puncaknya.
Dia buru-buru melepaskan dirinya dari tubuh sang kekasih memakai celana boxer dan celana panjangnya. Saga keluar untuk mencari Lizzy yang saat ini sibuk membaca majalah sambil mendengarkan musik dengan earphonenya dan sengaja menyetel volumenya agak keras di kamarnya.
"Lisa!" Lizzy tak bergeming ketika suara berat Saga memanggilnya. Barulah Lizzy bereaksi saat Saga mengambil earphonenya dengan kasar dengan menatapnya tajam.
Lizzy kemudian berdiri dan berusaha mengambil earphone-nya dari Saga tapi karena Saga lebih besar tenaganya jauh lebih besar. Sekali dorong, Lizzy terhempas ke ranjang. Saga segera mencegah Lizzy untuk bangun dengan berada di atasnya. Dia lalu memandang kedua mata Lizzy, tak ada ketakutan sama sekali yang ada hanyalah mata yang menatapnya dengan penuh kebencian.
"Kenapa? Kenapa kau berubah? Aku tak mengerti sama sekali. Dulu kau ketakutan ketika melihatku, selalu menunduk, gemetaran tapi dalam beberapa hari kau pulang ke rumahmu sifatmu berubah 180 derajat. Apa ini benar kau Lisa?" Lizzy tertawa sinis.
"Itu semua karena kau bodoh! Karena sifatmu aku sadar bahwa aku tak bisa seperti yang dulu lagi, yang bisa kau tindas sesuka hatimu. Terima kasih karena sudah memperhatikanku, Tuan Saga." Saga tak bisa menahan dirinya sekarang, dia baru sadar bahwa gadis yang berada di bawahnya sekarang juga telah mengubah penampilannya.
Menjadi lebih cantik sehingga dia terus memandang lekat Lizzy tanpa memperdulikan ucapannya. Entah setan apa yang merasuki Saga, dia menyambar bibir Lizzy dengan bibirnya. Lizzy terkejut dan memberontak, dia tak pernah dicium oleh seorang pria.
Bisa dibilang Saga telah merebut ciuman pertama Lizzy. Bukan itu saja, kedua tangan Saga menelusuri tubuh Lizzy yang indah. Salah satu tangannya mencoba untuk menyusup ke dalam baju Lizzy.
Lizzy ketakutan sekarang, dia mencoba untuk berpikir jernih agar bisa lepas dari jeratan Saga. Saga melepas ciuman panasnya bersama dengan Lizzy, lalu beralih pada jenjang leher gadis itu.
Dikecupnya dan diberikan tanda merah pada leher Lizzy. Sementara Lizzy mencoba dengan susah payah agar kesadarannya tak runtuh dalam sengatan kenikmatan yang baru pertama kali dia rasakan. Bukan Lizzy saja yang merasakan hal itu tetapi Saga juga, sangat berbeda ketika Saga menyentuh tubuh wanita lain.
Baru kali dia terbawa napsu dan semakin lama gelora itu semakin membuatnya terbawa suasana. Lizzy terkejut saat merasakan salah satu tangan Saga meraih pangkal pahanya.
Tak ingin lebih jauh, Lizzy mendorong bahu Saga dengan cepat dan sekuat tenaga. Usaha itu berhasil dan tanpa menunggu Lizzy memberikan tamparan untuk Saga. Saga terpaku, kedua matanya memandang Lizzy yang penampilannya berantakan karena ulah Saga sendiri.
Dia telah melecehkan Lizzy. Ada sedikit ketakutan namun rasa kebencian lebih banyak meliputi diri Lizzy. "Bisa-bisanya kau menyentuhku setelah kau bermain dengan seorang wanita jalang! Aku jijik sekali disentuh olehmu." Saga kembali dipenuhi rasa amarah mendengar kata Lizzy.
Dia lalu berdiri dan meninggalkan Lizzy sendiri. Dia bernapas lega akhirnya terlepas dari masalah, beruntung dia bisa menahan dirinya. Lizzy lalu duduk dan merapikan penampilannya. Pelajaran hari ini harus dia ingat, Saga adalah seorang pria yang mempunyai napsu.
Lizzy harus menjaga jarak dari pria itu. Dia lalu turun ke bawah untuk minum. Rasa haus menyerang di kerongkongannya. Ketika dia sedang duduk dan meminum air putih, seorang wanita berjalan dengan angkuh menghampiri Lizzy. "Hei kau, berikan aku air aku haus!" perintahnya.
Lizzy melirik wanita yang adalah kekasih Saga dengan tak berminat. "Ambil saja sendiri, kau pikir aku di sini pembantu apa?" Wanita itu geram namun kemudian memamerkan senyum sinisnya pada Lizzy.
"Tak apa-apa, kalian sebentar lagi akan bercerai dan setelah itu akan menjadi Nyonya Pranaja. Kekasihku sangat mencintaiku, dia pasti akan melamarku setelah berpisah denganmu." katanya pamer. Lizzy hanya tersenyum mengejek kemudian melontarkan ledekan.
"Oh ya, apa kau tahu setelah Saga bercinta denganmu dia datang ke kamarku dan menciumku lalu memberikan tanda merah ini." Lizzy memperlihatkan tanda kemerahan di jenjang lehernya. Si wanita tak percaya dengan mata membulat melihat tanda itu.
Bukankah Saga bilang dia tak pernah menyentuh istrinya? Tapi bukti yang berada di tubuh Lizzy sangatlah nyata. "Dia juga telah meninggalkanmu sendiri, apa itu yang namanya mencintai? Menyentuhmu lalu pergi begitu saja untuk menyentuh seorang wanita lain lagi? Kehidupanmu sama seperti wanita yang datang dari tadi, kalian berdua sama-sama menyedihkan!" Wanita itu geram dan berlalu pergi meninggalkan Lizzy sendiri.
Lizzy mengejek dalam hati pada si wanita yang menjauh darinya itu. Apa yang bisa dibanggakan oleh Saga dari wanita yang sombong dan penyuka uang itu? Apa dia tertarik karena wanita itu punya tubuh yang seksi dan wajah yang cantik?
Jika iya Saga tergolong pria yang bodoh karena tak pernah menyadari bahwa wanita itu tak baik. Sudah pasti hubungan mereka suatu saat akan berakhir.