Suara pintu terbuka menampakkan Lizzy yang berjalan masuk. Kedua mata Saga yang saat ini tengah duduk lurus menuju Lizzy. "Lisa.." Lizzy berhenti dan menatap kepada Saga.
"Kita perlu bicara, duduklah." Lizzy hanya diam, mematuhi ucapan Saga dengan duduk di hadapannya. Lizzy tenang menunggu Saga membuka suara meremas kedua tangannya sendiri.
"Aku ingin minta maaf padamu tentang kejadian kemarin. Aku menyesal melakukannya. Aku harap kau bisa menerima permintaan maafku ini dan aku akan berjanji apapun yang aku dengar dan lihat aku menyelidiki ataupun sekadar bertanya lebih dulu padamu. Kau mau memaafkanku bukan?" Lizzy membuang napas kasar.
Dia mengangkat wajahnya, memandang kecemasan Saga yang tampak di wajahnya sebelum akhirnya berbicara. "Aku bisa memaafkanmu. Tetapi aku sadar setelah kejadian kemarin bahwa hubungan kita memang tak bisa dipertahankan.."
Jantung Saga rasa seakan dipukul sesuatu yang tajam begitu mendengar perkataan Lizzy selanjutnya. "Aku ingin kita berpisah, sesuai dengan keinginanmu. Ini keputusanku aku harap kau mengerti." Lizzy berdiri memutar tubuhnya ingin meninggalkan Saga.
"Tetapi aku tak ingin bercerai denganmu!" Lizzy berhenti dan melirik Saga sebentar. Tak ada satu pun kata yang keluar, hanya lirikan dingin yang mengartikan bahwa tindakan Saga tak bisa ditolerir lagi. Bukan tanpa pemikiran, memang tujuan Lizzy yang paling utama adalah menginginkan saudara kembarnya tak hidup bersama lagi dengan pria yang telah melakukan kekerasan dalam rumah tangga terhadap Lisa, istrinya.
Urusan balas dendam adalah persoalan yang kedua. Mungkin ini sudah dikatakan penyiksaan batin untuk Saga fase pertama. Dia akan terus menyakiti Saga hingga pria itu akan malu jika bertemu dengannya dan Lisa.
Saga melenguh kecewa. Dia terduduk setelah punggung Lizzy menghilang dari pandangan. Apa yang harus dia lakukan? Saga merutuk kesal pada dirinya sendiri. Sungguh, dia tak ingin kehilangan Lizzy. Lizzy sudah menyadarkan sesuatu yang salah dari dirinya dan Saga tak mau ketika dia menghilang, dia akan kembali terjerumus ke dalam jurang yang sama.
Apakah ini karma yang harus Saga terima?
๐๐๐๐
Keesokan harinya, Lizzy sudah siap dengan pakaiannya yang formal tetapi masih menampakkan keanggunan yang dia miliki. Dia tak akan mungkin dicurigai oleh Saga jika Lizzy menampakkan diri.
Begitu pintu kamar terbuka dan dirinya keluar, Lizzy disambut dengan suara Saga yang lembut. "Lisa, kemarilah." Lizzy terperanjat kaget.
Namun dirinya cepat mengubah raut wajah dan berjalan dengan sikap yang menunjukan ketenangan. Kedua mata Lizzy melirik ke sana ke mari mencari sosok Santi yang tak kelihatan.
"Mana Bibi Santi?" Saga melirik sebentar kemudian melanjutkan pekerjaannya yaitu menata meja makan.
"Aku memberikannya cuti jadi kita menghabiskan waktu berdua."
"Menghabiskan waktu berdua?!" kata Lizzy hampir saja memekik. Apa itu tandanya Saga akan menahan dirinya? Tidak! Lizzy tak mau berdiam diri di rumah! Banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan.
Lizzy hendak melangkahkan kakinya dengan pelan ingin tak diketahui oleh Saga. Tiba-tiba saja tubuhnya yang mungil dirangku oleh Saga mengangkatnya dan didudukan ke kursi.
Lizzy berusaha untuk tak gelisah sementara Saga senang. "Silakan makan sarapannya, aku sengaja bangun pagi untuk memasaknya khusus buatmu." Lizzy tak mendengar, dia fokus pada jam tangannya.
Lizzy punya waktu untuk menghabiskan sarapan namun untuk menghabiskan waktu dengan Saga tidak bisa. Bisa-bisa Lizzy kehilangan pekerjaan jika dia tak masuk mengingat kalau sang bos itu sangat tepat waktu bahkan lebih.
"Lisa, kenapa kau tak menyentuh makananmu. Apa tak enak?" pertanyaan tersebut dibalas dengan senyuman kikuk dari Lizzy.
Lizzy memakan sarapannya dengan lahap sambil memulas senyum palsu hingga makanan itu habis. Lizzy kemudian berdiri hendak pergi namun pergelangan tangannya di cekal oleh Saga. "Kau mau kemana?"
Lizzy berpikir sekejap lalu menjawab. "Aku punya urusan nanti kita bicara lagi."
"Tidak kau tak boleh keluar, bisakah kau di sini dulu bersamaku?" Lizzy terdiam. Saat itu juga, chat masuk dari telepon Lizzy yang berasal dari Eka.
'Kau ada di mana? Bos mencarimu sekarang!'
๐๐๐๐
Catatan Author :
Maaf ya, kalau ceritanya jadi pendek. Author tiba-tiba kena writers block dalam beberapa hari ini dan juga author juga butuh liburan sedikit-sedikit untuk menyegarkan pikiran. Semoga author bisa semangat nulis untuk beberapa hari ke depannya! Semangat!