Chereads / Kesalahan Termanis / Chapter 45 - Hubungan Makin Renggang

Chapter 45 - Hubungan Makin Renggang

Melihat bajunya terkoyak, Lizzy panik setengah mati. Mulut Lizzy yang ingin teriak langsung bungkam saat Saga mencium bibirnya kembali. Tangan Saga meremas kasar salah satu buah dada Lizzy dan menyisakan sebuah rintihan kesakitan yang teredam semata.

Lizzy dengan cepat memiringkan kepalanya agar bibirnya tak menjadi bulan-bulanan bibir Saga lagi tetapi Saga adalah seorang pria yang profesional. Dia dengan cekatan menyapukan bibirnya di jenjang leher Lizzy sesekali lidahnya menari di kulit putih Lizzy yang lembut membuat gadis itu bergetar hebat.

"To-tolong hentikan.." Lizzy tak kuasa menahan gelora yang dibuat oleh permainan lidah Saga. Lizzy makin tak bisa mengendalikan dirinya sewaktu lidah Saga yang lihai menuruni tulang selangka dan berhenti tepat di dada Lizzy, menciumi penuh napsu.

Gerakan Lizzy yang awalnya berontak berubah menjadi cengkraman di bahu Saga. Napasnya tersengal-sengal. Saga menyeringai melihat Lizzy mulai lemah sehingga tangannya menyelinap masuk di pangkal paha Lizzy. "Ja-jangan.... Ahhh.."

Tak pernah Lizzy disentuh intens oleh seorang lelaki. Bahkan ini adalah pengalaman pertama Lizzy. Tubuh Lizzy menegang dan menggeliat tak karuan. "He-hentikan.." Lizzy tak ingin menyerah. Dia berusaha untuk menolak sentuhan walau Lizzy tahu tubuhnya sekarang berkata jujur.

Saga membungkuk, melumat kembali bibir Lizzy liar bahkan memaksa lidahnya masuk ke dalam rongga mulut Lizzy yang kewalahan melawan permainan seketika juga Saga mendorong pinggul.

Kedua mata Lizzy sontak membulat merasakan benda tumpul ingin menyeruak masuk. "Tidak!" Lizzy mengumpulkan tenaganya dan mendorong Saga dengan kuat. Saga pun terjungkal jatuh ke lantai.

Tak menyia-nyiakan kesempatan, Lizzy segera berlari masuk ke kamar dan menguncinya dari dalam. Tubuh Lizzy bergetar, kakinya lemas tiba-tiba.

Lizzy menangis. Tindakan Saga begitu menakutkan dari tadi. Beruntung dia bisa lolos. Lizzy tak habis pikir, Saga bisa seposesif itu pada dirinya hanya karena sebuah foto bersama dengan bosnya, Dan.

Mengingat kalau dari tadi Kessi datang, Lizzy menyakini kalau ini pasti ulahnya Kessi untuk memanas-manasi Saga. Astaga, seharusnya dari tadi Lizzy mengawasi mereka berdua.

Dukk!!

Lizzy terperanjat, dia buru-buru berdiri dan duduk di ranjang dengan menekuk kedua lutut menutupi tubuhnya yang telanjang. "Keluar kamu Lisa! Aku belum selesai denganmu!" Lizzy menutup kedua telinganya, air mata menghiasi wajahnya yang cantik.

Saga memukul terus pintu kamar Lizzy dan membentaknya kasar dari luar. "Tuan," suara Santi menghentikan kegiatan Saga dan mendapat perhatian dari si Tuan. Santi hanya bisa diam, penampilan sang majikan sudah mengartikan semua yang terjadi.

💟💟💟💟

Saga sekarang telah memakai baju lengkap ditambah dengan segelas teh yang dibuat oleh Santi. "Tuan jangan kasar kepada Nyonya, bisa jadi Tuanlah yang salah paham." komentar Santi setelah selesai mendengarkan Saga bercerita.

"Tetapi Bibi, dia sudah keterlaluan. Aku tidak dianggap suami olehnya!" balas Saga membela diri.

"Lalu mengapa Nyonya meminta cerai dari Tuan? Bukankah sifat anda adalah alasan Nyonya untuk bercerai dari Tuan?" Saga terdiam tiba-tiba. Perkataan Santi ada benarnya.

"Apa Tuan sadar bahwa sikap Tuan dari tadi hanya memicu keinginan Nyonya untuk bercerai menjadi lebih besar?" Saga menunduk.

"Tuan sendiri yang bilang kalau Tuan ingin memberikan kesempatan bagi pernikahan kalian lalu kenapa Tuan marah besar hanya sebuah foto?"

"Karena aku cemburu Bibi!" jawab Saga tegas. Santi membuang napas kasar. "Bibi harap Tuan Saga bisa bersabar dalam menangani Nyonya dan juga meminta maaf. Bibi lebih suka melihat kalian berdua akur dan bertengkar dibandingkan berperang dingin seperti ini."

"Terima kasih Bibi, kali ini akan kudengarkan saran baik dari Bibi."

💟💟💟💟

Pagi harinya, Lizzy membuka pintu dan keluar dari kamarnya dengan takut-takut. Langkah kaki menjadi berat ketika dirinya mau meninggalkan pintu kamar. Dengan keyakinan, Lizzy berani menjauh dari kamarnya lima langkah.

Melihat keadaan dan belum ada bayangan Saga, Lizzy menjadi tenang. Dia bergerak menuju dapur ingin bertemu Santi. Tak bisa diterka, Lizzy bertemu dengan Saga dalam perjalanan menuju dapur.

Mereka berhenti mendadak ketika keduanya saling bertemu pandang. Lizzy membuang matanya ke arah lain. Perasaan canggung dirasakan oleh keduanya dan karena hal itu Lizzy segera pergi tanpa menoleh sedikit kepada Saga.