Melihat Sikap Ariani , Adrian benar benar kagum di buatnya , Ariani benar benar orang yang profesional dia sangat bisa membedakan mana pekerjaan dan mana yang bersifat pribadi.
"baik lah lah , ruangan mu ada di sebelah sana" ucap Adrian seraya melihat ke arah kanan ruangannya. Ariani pun mengikuti arah pandangan Adrian. Dia tak menyadari bahwa ada ruangan lain sisi ruangan ini. "dari sana lah aku muncul tadi" ucap Ferdinand. "ayooo, aku tunjukkan ruangan yang akan menjadi ruang kerja mu yang baru." lanjut Ferdinand seraya mempersilahkan Ariani lewat.
Ariani pun mengikutinya langkah Ferdinand, dia memasuki ruangan itu, luas, sofa, televisi bahkan lemari pendingin. Ariani sempat terpaku, namun dia merasa ada sesuatu yang aneh, "tunggu ruangan ini, dimana pintu masuk nya ?" tanya nya ketika sadar tak ada pintu di situ, hanya ada satu pintu yang langsung menuju ke ruangan Adrian. "itu pintu" sahut Adrian sekenanya seraya menunjuk pintu yang tadi mereka lewati. "jangan bilang, bahwa akses keluar masuk ruangan ini adalah sama dengan keluar masuk ruangan anda" ucap Ariani akhirnya. "iyaappp, anda memang cerdas nona" sahut Adrian yang sebenarnya menggoda Ariani , "whaaatttttt" pekik Ariani akhirnya. "kebiasaan mu tak pernah berubah" ucap Adrian sedikit berbisik ke Ariani. "Adrian, aku tidak bercanda yaa, bagaimana bisa ada ruangan seperti ini" ucapnya kesal namun rendah karena mulai lelah dengan sikap Adrian. "adaa, ini buktinya" sahut Adrian lagi, Ferdinand memilih meninggalkan Ariani dan Adrian yang bertengkar 'mesra' , mereka akan terus seperti ini karena ego dan gengsi masing masing. "Adrian",, teriak Ariani kesal. "nahh, sengaja aku taruh disini biar kalau kamu teriak nggak kedengaran orang lain" Adrian tak henti henti nya menggoda Ariani.
Melihat wajah kesal Ariani namun manja itu membuat Adrian tak bisa menahan diri nya lagi. Dia pun memeluk Ariani. sontak saja hal itu membuat Ariani kaget. Dia tak menerima nya namun juga tak menolak nya, hatinya kembali bergemuruh, jantung nya berdebar tak karuan "aku sangat merindukanmu Ariani" ucap Adrian lembut yang masih memeluk Ariani. membuat nya semakin tak berdaya.
~~~~~~_~~~~~~
"kamu beneran nggak mau langsung ku antar pulang aja" ucap Adrian ke Ariani kini mereka berada didepan kantor Firma Hukum Ariani. "teruss mobil aku?" sahut Ariani, "kan aku bisa suruh orang buat ambil," sahut Adrian "yaaahh, aku kekantor besok gimana donk, masa naik taksi?" jawab Ariani , "aku yang jemput" sahut Adrian , dan membuat Ariani kaget "kenapa" lanjut Adrian melanjutkan ucapan nya. "kita belum sampai tahap itu" sahut Ariani tegas dan ingin bergegas keluar dari mobil Adrian, namun lagi lagi Adrian menahan lengannya. "Aku nggak akan berhenti sampai kamu mengakui perasaan kamu ke aku" balas Adrian , Adrian pun melepas tangan Ariani.