Chereads / Asa dalam kesulitan (Antara Hati dan Logika) / Chapter 115 - Pertemuan Kembali

Chapter 115 - Pertemuan Kembali

Begitu Ariani masuk dan mendengar suara Ariani, Ekspresi Adrian berubah menjadi sedikit cerah, dan merasakan bahwa ada sesuatu yang masuk kedalam hati nya yang biasa nya terasa kosong , namun hari ini dia merasa hatinya begitu penuh dan sesak, perasaan nya bercampur senang akan kembali melihat wajah orang yang sangat dia cintai, dan kebimbangan serta ketakutan akan bagaimana reaksi Ariani ketika melihat nya.

Ariani pun melangkahkan kaki nya menuju ke Pak Hans. Pak Hans pun berdiri menyambut kedatangan Ariani. "kemari lah ," ucap Pak Hans semangat. Ariani pun tersenyum lembut dan telah berdiri dihadapan pak Hans dan berdiri di samping Adrian dan Ferdinand. "iyaa, ini Pemilik Hotel dan pengacara nya" ucap Pak Hans seraya menunjuk sopan ke arah Adrian dan Ferdinand bersamaan dengan itu Ariani pun memutar badannya ke arah dua orang itu. Melihat siapa yang saat ini duduk di hadapan nya membuat Ariani sangat terkejut , sangat kaget bahkan rasanya jantung nya berhenti untuk berdetak. Tatapan Ariani langsung tertuju pada Adrian mata nya terbelalak lebar tak percaya, wajah nya berubah menjadi merah dan dingin. melihat ekspresi Ariani yang berdiri seperti itu dan hanya diam ,, Ferdinand pun berdiri "haii, nona Ariani, lama tidak berjumpa, senang bisa melihat mu lagi" ucap Ferdinand dan mengulurkan tangannya. Ariani masih terpaku di tempatnya dia belum sepenuhnya sadar, "Ariani" ucap pak Hans "ahh, iya pak" sahut Ariani, dan pak Hans pun memberi kode untuk melihat kearah Ferdinand. "ohh, iyaa, senang bertemu dengan mu tuan Ferdinand" ucap Ariani dan membalas ucapan Ferdinand. Adrian masih duduk diam di tempatnya. melihat Adrian yang hanya duduk dengan ekpresi kosong nya, pak Hans pun menyuruh Ariani untuk segera duduk "mari kita duduk kembali, agar ngobrol nya bisa lebih Santai" ucap pak Hans , Ferdinand pun kembali duduk diikuti oleh Ariani dan pak Hans.

Adrian tetap terlihat seperti biasa ekspresi dingin dan tak terbaca , dia meminum teh nya. suasana hening sejenak. "ohh, iya Ariani tentu kamu sudah kenal dengan Pak Adrian kan , dan kebetulan beliau ini lah pemilik hotel Victoria Global, yang kita bicarakan kemarin" ucap pak Hans, "uhukk, uhukkk" Ariani yang sedang meminum teh nya pun langsung tersedak kaget mendengar ucapan Pak Hans. "Ariani kau tidak apa2" ucap pak Hans panik melihat Ariani dan menepuk pelan pundaknya. "yang benar saja pak, bapak kemarin tidak bilang kalau dia,,, maksud saya kalau hotel itu milik Tuan Adrian" sembur Ariani akhirnya. "saya pikir kamu tahu, karena satu kantor membicarakan nya" ucap pak Hans ragu "bapak tahu kan dari awal saya tidak suka dengan gosip dan tidak pernah perduli dengan kejadian apapun di luar pekerjaan saya," jelas Ariani, "iya, iya, saya sangat mengenal mu, itu lah sebabnya kau dikatakan berhati es" balas pak Hans . mendengar ucapan pak Hans spontan membuat Ferdinand tersenyum dan juga ada senyum tipis di wajah Adrian namun dengan cepat dia menghilang kan nya. Menyadari ucapan pak Hans yang konyol Ariani pun melanjutkan omongannya "dan kemarin jelas saya tidak mengajukan profil saya, tapi karena bapak yang meminta saya, makanya saya menyetujui nya, tapi jika dari awal bapak mengatakan bahwa hotel ini milik Global Company," saraya melirik ke Adrian "saya tidak akan menerima nya" lanjutnya tegas namun sedikit ragu. Adrian dan Ferdinand sudah akan menebak reaksi Ariani. tapi tidak dengan pak Hans karena dia tidak tahu apa yang terjadi antara Ariani dan Adrian. "Ariani tolong jaga sikap kamu, mereka ini klien besar kita" ucap pak Hans menahan emosinya ke Ariani. Ariani pun menarik nafas panjang dia tidak ingin melanjutkan ini dan tidak ingin ribut dengan pak Hans didepan Adrian dan Ferdinand bagaimana pun posisi mereka saat ini adalah klien Firma Hukum nya. "baik lah, saya memohon maaf kepada Tuan Adrian dan Tuan Ferdinand atas kejadian tak menyenangkan ini" ucap Ariani akhirnya, membuat pak Hans tersenyum lega, Adrian dan Ferdinand pun saling menatap heran "tapi, saya tidak bisa menerima proyek atau pekerjaan ini" lanjut nya seraya berdiri "jadi tolong cari orang lain atau pengacara lain,,, Terima kasih, permisi" ucap nya dan melangkah keluar ruangan pak Hans.