Chapter 95 - Menghindari

Hari ini Ariani bekerja seperti biasa, dia bertekad untuk menghindari Adrian, dia hanya ingin bekerja normal , sebenarnya bisa saja normal jika dia mau membuang keegoisan nya sedikit saja, dan tidak terlalu keras kepala, namun itu adalah hal yang sangat sulit.

Dia menghadiri meeting pukul 10 pagi untuk lawyer , syukur nya tidak di hadiri oleh Adrian, dan selesai nya tepat saat waktu makan siang.

-----++---_----++----

Ariani duduk sendiri di meja pojok dan dekat jendela. Dia menikmati makan siang nya dengan santai dan sambil memainkan hp nya membalas pesan pesan yang masuk. Ariani ya Ariani dia tidak akan peduli dengan sekitar nya, sehingga tidak memperhatikan ada seseorang yang menuju mejanya. Dia sadar ketika melihat seseorang berdiri di depan nya. Dengan perlahan dan ragu Ariani mengangkat pandangan nya, dan melihat seseorang yang berhasil membuat detak jantung nya tak karuan sekaligus seseorang yang sangat ingin dia hindari sebisa mungkin walau itu mustahil. "eheemm, selamat siang Tuan Adrian" Sapa Ariani sebiasa mungkin dan sopan. "selamat siang, saya hanya ingin makan siang, silahkan lanjutkan makan mu" ucap Adrian seperti biasa dan menikmati makan nya , dengan canggung Ariani makan siang dan secara tidak langsung dia dapat di katakan makan bersama Adrian karena berada di satu meja. Suasana hening dan Ariani dengan cepat menghabiskan makan siang nya. "saya sudah selesai , saya duluan Tuan Adrian" ucap Ariani seraya berdiri dan ingin segera pergi, namun belum sempat dia melangkahkan, suara Adrian menghentikan nya "Nona Ariani, selepas jam Istirahat saya tunggu di ruangan saya" ucap nya, membuat Ariani menarik nafas panjang dan membalikkan badannya. "baik Tuan Adrian" balas nya sopan, dan segera pergi dari sana. Adrian tersenyum senang di belakang Ariani yang berjalan menuju ruangannya.

------+_+-----

Saat masuk di ruangannya Ariani terlihat kesal , "hufftt, tenang Ariani , tenang kamu harus profesional" ucap nya. Ariani duduk di kursinya dan menyandarkan kepalanya di kursi dia melihat jam tangan nya menunjukkan pukul 13.15 siang , dia harus menuju ke ruangan Adrian. Ariani meninggal kan ruangannya dan menuju ke ruangan Adrian.

'tookkkk, Tookkk,tokkkk'

"masuk" suara khas Adrian.

Ariani pun masuk dan melihat sosok Adrian berdiri membelakangi nya dan menatap keluar jendela, Ariani yang menyaksikan ini secara spontan merasa kagum akan sosok yang didepannya tapi dengan cepat dia mengendalikan diri nya. "ehemmm, Ini saya pak , Ariani" ucap nya. Adrian membalikkan tubuhnya dan berjalan mendekati Ariani, Ariani mundur selangkah kebelakang "apa ada pekerjaan yang harus saya kerjakan Tuan?" ucap Ariani. Adrian menghentikan langkahnya "bersiap lah ikut saya ke Singapura sore ini" ucap Adrian "whaatttt,?" pekik Ariani tapi dia segera sadar "hmm, maksud saya apa tidak salah pak?" ucap nya lagi. "tidak,, " ucap Adrian tegas. Jika sudah berkata dengan nada seperti itu artinya Adrian tak bisa di bantah tapi Ariani juga tak bisa menyetujuinya begitu saja "tapi kenapa harus saya pak, dan lagi ada sekretaris Bapak atau Tuan Ferdinand yang bisa mendampingi Bapak, dibandingkan saya pak" ucap Ariani yang masih berkeras. "saya atasan kamu dan saya ingin kamu yang menangani ini dan mendampingi saya" ucap nya tegas seraya.memberikan sebuah dokumen kepada Ariani. Ariani tak bisa berkata apapun lagi dan hanya bisa meangguk pasrah "baik pak" ucap nya. "kau pulang lah dan berkemas , aku akan menjemputmu satu jam dari sekarang" ucap nya lagi. "saya permisi pak" ucap Ariani dan meninggalkan ruangan Adrian. Memastikan Ariani telah keluar dari ruangannya Adrian pun menampilkan senyum bahagia nya "dasar keras kepala,, kamu nggak akan bisa menghindari ku Ariani Saputri,," ucap Adrian merasa Menang satu langkah.

-------_-------

Ariani kembali keruangan nya dengan rasa kesal dia melewati Karina begitu saja masuk ke ruangan nya dan suara pintu tertutup terdengar keras "brukkk" Karina kaget . dan segera menyusul Ariani

Didalam ruangan Ariani membanting berkas yang diberikan oleh Adrian,, "aarrgghh" pekik nya sedikit keras dan Karina telah di dalam dan melihat semua kejadian nya, dia memunguti berkas yang berserakan dan meletakkan nya kembali ke meja Ariani. "Nona tidak apa2" ucap Karina hati hati "eheemm, saya tidak apa2 Karina" ucap nya yang mulai meredakan amarahnya nya. "apa anda butuh sesuatu nona" tanya nya lagi, "tidak , saya akan pulang, dan berkemas, beberapa hari ini saya akan mendampingi Tuan Adrian ke Singapura" ucap nya seraya mengambil tas dan dokumen itu. Karina sedikit terkejut mendengar nya "jadi kamu tolong handle kerjaan selama saya tidak ada" Lanjutnya. "baik Nona" ucap Karina, dan Ariani pun keluar meninggalkan ruangan nya.