Ariani dan Adrian menuju lift, "mobil ku di parkiran depan" ucap Ariani, "tidak perlu aku akan menyuruh supir membawa kan nya untuk mu." sahut Adrian. suasana di dalam lift hening dan mereka pun tiba di parkiran Direksi, Disana telah ada Pak Hadi supir Adrian telah menunggu atasannya itu. "kau ambil mobil nona Ariani dan bawa ke rumah nya, aku akan menyetir sendiri" ucap Adrian dan Ariani mengeluarkan kunci mobil nya dan menyerahkan ke Pak Hadi Supir "baik pak" jawab Pak Hadi.
Ariani dan Adrian pun meninggal kan kantor suasana di dalam mobil hening, Ariani memalingkan kan wajah nya ke arah jendela mobil, sedangkan Adrian menyetir mobil dalam kecepatan tinggi. Mereka menuju ke rumah Ariani.
Ariani turun dari mobil dan membuka kunci pintu rumah nya. dan begitu terbuka Adrian langsung masuk dan menuju ruang tengah dan berbaring santai. Ariani yang melihat sikap Adrian hanya bisa diam dalam pikirannya sendiri. Dia sangat tidak paham dengan sikap pria ini. Awal nya dia keruangan Ariani terlihat marah, terus membawa nya pulang, dan sekarang malah bersantai seolah tak terjadi apa pun. Ariani meletakkan tasnya dan menuju ke dapur , "anda mau minuman hangat atau minuman dingin pak"? tanya Ariani, namun di abaikan oleh Adrian, "kau mau minum atau tidak" ucap Ariani lagi "aku mau minuman dingin" sahut Adrian. Ariani mengambil minuman dingin untuk Adrian dan memberikan nya. disaat bersamaan hp Ariani berbunyi, dan dia mencari nya di dalam tas "Zaldiii, Calling..." Ariani pun menjawab telepon itu "assalamualaikum" ucap Ariani disaat itu Adrian mengambil paksa hp Ariani bersamaan Zaldi menjawab salam Ariani "waalaikum salam tuan putri" seperti biasa yang di lakukan oleh Zaldi, namun kali ini Adrian yang mendengar nya, dan seketika wajahnya menjadi sangat gelap dan dingin mendengar itu dia mematikan hp Ariani. "apa yang kamu lakukan Adrian," ucap Ariani kesal dan mengambil paksa hp nya dari tangan Adrian. "siapa dia yang menelpon mu, seperti nya itu panggilan sayang untuk mu" tanya Adrian sinis, "bukan urusan mu" sahut Ariani, dengan cepat Adrian kembali meraih Ariani dan melingkarkan tangan nya ke pinggang Ariani yang begitu ramping. Melihat tatapan Adrian Ariani menelan salivanya sendiri ada ketakutan dan kecemasan di diri Ariani. "kau tidak ingin menjawab pertanyaan ku?" ucapan Adrian "dia hanya teman ku" ucap Ariani. "apa kau yakin" sahut Adrian "aku sudah menjawab nya, dan terserah pada mu percaya atau tidak" ucap Ariani. Tanpa ragu Adrian kembali mencium bibir Ariani, dia mencium nya dengan sangat lembut menusuk kan lidahnya kedalam mulut Ariani, dan Ariani pun membalas ciuman Adrian dan menikmati nya. Ciuman itu menjadi semakin intim , namun dengan cepat Ariani menghentikan nya di menarik wajahnya kebelakang dia kembali ingat bahwa Adrian akan menikah. "Hentikan, ini tidak benar , kau dan aku hanya sebatas rekan kerja Adrian, dan dan juga kau akan menikah bukan" ucap Ariani dan melepaskan dirinya dari pelukan Adrian yang lengah mendengar ucapan Ariani, "Ariani Yusuf aku mencintaimu" ucap Adrian akhirnya seraya menggenggam mesra tangan Ariani. "katakan kau mencintaiku , aku akan selesai kan dan jelaskan tentang pernikahan ku" ucap Adrian lembut. "dari awal kita memang tidak memiliki komitmen dan ikatan apapun Adrian, kau tak perlu menjelaskan apa pun pada ku" ucap Ariani. "tapiii aku mencintaimu Ariani," ucap Adrian lagi, "sudah terlambat Adrian , saat aku menanyakan seperti apa aku bagi mu kebungkaman mu menjawab semuanya". sahut Ariani, "dan pernikahan mu seluruh orang sudah mengetahui nya, aku tidak ingin terlibat didalam nya, jadi kita akhiri sampai disini," ucpa Ariani masuk kedalam kamarnya meninggalkan Adrian di luar.
Beberapa menit dia menahan dirinya agar kuat , dia mendengar suara mobil Adrian meninggalkan rumah nya. dan saat itu lah tangis nya pecah , tubuhnya seakan tak memiliki kekuatan apa pun lagi. dia meringkuk dan menangis melepaskan beban di hati nya.
drrrttttt, drrtttt, drttttt
Zaldii calling...
drrtttd drrtttt
Citra calling....
drrrttttt drtttt
Karina calling...
drrrttttt
Tasya calling....
drrrttttt
Nina calling....
begitu banyak panggil an di hp Ariani tapi dia mengabaikan nya.
----------_-----------_---------
Hingga pagi Ariani masih menangis , keadaan nya sangat kacau dia masih menggunakan pakaian kerjanya yang kemarin, mata nya bengkak dan merah, bawah matanya hitam karena dia tidak tidur,, wajah nya pucat,, hp nya terus berdering namun dia abaikan. jam menunjukkan pukul 8 pagi dan Dia mendengar suara mobil parkir di didepan rumahnya, itu taksi Citra lah yang turun , Citra semakin khawatir karena dia masuk begitu saja pagar dan pintu Ariani tidak terkunci, dia segera menuju ke kamar Ariani, dan mendapatkan Ariani masih meringkuk dalam kondisi kacau di bawah tempat tidur nya. "yaaa ampuuunnn riiii,, kamu kenapa?" ucap Ariani melihat kondisi sahabat nya dan langsung memeluk nya. "apa yang terjadi rii, harusnya kamu angkat telpon ku?" lanjut Citra. "aku, aku kehilangan nya lagi Cit, aku kehilangan nya lagi" ucap Ariani akhirnya dan menangis di pelukan Citra, "menangis rii, menangis lah, jangan khawatir aku disini sekarang" ucpa Citra memeluk dan mengelus punggung sahabat nya itu dengan penuh kelembutan.