Chereads / Asa dalam kesulitan (Antara Hati dan Logika) / Chapter 81 - 'aku akan menikah'

Chapter 81 - 'aku akan menikah'

"bagaimana keadaan Claudia?" tanya Ferdinand pada Adrian "buruk, jiwa nya begitu terguncang saat tau dia hamil" ucap Adrian , "apa kau mengabari Ariani dimana keberadaan mu selama satu minggu ini?" tanya Ferdinand "tidakk" jawab Adrian. Suasa hening untuk beberapa detik, namun ucapan Adrian membuat Ferdinand sangat terkejut. "aku akan menikahi Claudia" ucap nya, Ferdinand yang sedang meminum minuman nya pun hampir menyemburkannya keluar karena keterkejutan nya. "apa kau serius Adrian?" tanya Ferdinand masih dipenuhi rasa kaget. "mama ku menginginkan itu, baginya Claudia adalah Putri nya, dia tidak ingin Claudia hancur, jadi apa yang bisa ku perbuat sekarang" sahut Adrian dengan nada frustasi. Disaat bersamaan mata nya kembali menunjukkan tatapan yang gelap dan dingin dia menangkap seseorang yang dia kenal Ariani dan Zaldi , mereka baru akan memasuki restoran di mana Adrian dan Ferdinand makan siang. Melihat perubahan ekspresi Adrian, Ferdinand mengikuti arah pandangan Adrian, dan melihat hal yang sama. Ferdinand pun hanya bisa menarik nafas dalam dalam, dia sangat mengetahui bahwa ini akan membuat Adrian Semakin frustasi.

-----------------_----------------

"Apa kau yakin baik baik aja rii?" tanya zaldi saat mereka tiba didalam restoran. Ariani sudah mendengar kabar bahwa Adrian akan menikah , biar bagaimanapun walau dia tidak menunjukkan nya pada dunia, tapi di hati nya hanya ada Adrian pertama dan terakhir, sekarang dia benar benar merasa hatinya akan benar benar mati. Setelah mencoba menghibur Ariani , mereka pun bisa kembali ngobrol, dan tak menyadari bahwa juga ada Adrian didalam restoran itu yang sedang memperhatikan mereka.

"Aku seperti pernah melihat pria itu, dia sangat tidak asing bagi ku" ucap Adrian yang sedari tadi memperhatikan Ariani dan Zaldi. Ferdinand yang penasaran pun terus memperhatikan Zaldi, "apa kau yakin, karena dia asing bagi ku," sahut Ferdinand."ntah lah mungkin kami bertemu di suatu tempat, tapi aku lupa" tambah Adrian. suasana kembali hening, Ferdinand memberi ruang ke sahabat nya itu untuk memenangkan pikiran atau mungkin hatinya. "aku pernah melepaskan Cinta ku satu kali, apa kali ini aku akan melepaskan nya lagi?" ucap Adrian akhirnya mengeluarkan isi hatinya ke Ferdinand. "kau benar benar mencintai Ariani Adrian, aku tak pernah melihat mu seperti ini, kau harus pikirkan baik baik keputusan mu". ucap Ferdinand menatap penuh kasihan ke sahabat nya itu , dan Adrian tak Sedikit pun melepaskan pandangannya dari Ariani.

-------------------_--------------------

"Karina, tolong kau serahkan dokumen itu ke Tuan Adrian" ,ucap Ariani, disaat bersamaan Adrian masuk seperti biasa tanpa pemberitahuan apapun "kenapa kau tak menyerahkan nya sendiri kepada ku" ucap Adrian dingin. "Kau boleh keluar Karina" ucap Ariani. "Anda sudah disini , jadi aku akan menyerahkan nya langsung" ucap Ariani berdiri dan melangkah ke hadapan Adrian layaknya bawahan ke atasan nya. Adrian mengambil dan melempar dokumen itu. Ariani tau Adrian sedang marah padanya tapi dia mengabaikan nya. Ariani tunduk dan memunguti dokumen dokumen yang berserakan. melihat sikap Ariani, Adrian menarik nya dan kembali memeluk Ariani, "lepaskan aku Adrian" ucap Ariani pelan, Adrian hanya diam , suasana hening, 'apa yang pria ini inginkan dia akan menikah, tetapi dia memperlakukan Ariani seperti kekasih yang sedang melakukan kesalahan' . "ikut aku" ucap Adrian dan menarik tangan Ariani. "tidak" ucap Ariani tegas dan menahan langkahnya. "kau mau ikut atau aku bisa melakukan apa pun untuk membawa mu keluar dari sini." ucap Adrian yang berbalik menatap intens Ariani, daripada membuat kehebohan di kantor lebih baik dia mengalah kali ini. "baik lah, aku ambil tas ku dulu" ucap Ariani. Mereka pun keluar ruangan Ariani, Ariani keluar lebih dulu dan Adrian mengikuti nya. "Karina aku ada urusan di luar, jadi kau ,,,," belum selesai Ariani bicara sudah potong oleh Adrian. "kosongkan semua jadwal nona Ariani hingga besok" sahut Adrian. Ariani yang mendengar itu hanya bisa menahan emosinya , karena dia masih di dalam kantor. "bisa kita pergi sekarang" ucap Adrian "aku pergi dulu" ucap Ariani ke Karina. Melihat kejadian ini Karina hanya bisa diam dan mengangguk.