"Selamat Pagi" , sapa Ariani ke Karina dengan senyum penuh semangat, "pagi Nona" balas Karina, "nona maaf" , tegur Karina saat Ariani hendak membuka pintu ruangannya. "iya Karina, ada apa?" sahut Ariani dengan senyum nya, Karina ragu untuk memberitahu Ariani, karena melihat mood atasannya itu terlihat baik pagi ini, ia takut akan merusak mood atasannya, "itu nona, ada, ada kiriman lagi" ucap Karina gagap, "ohhhh, iyaa bawa masuk, yaa" ucap Ariani dengan nada yang santai dan seolah senang, dan masuk kedalam Ruangan nya. Saat baru meletakkan tas nya, hp Ariani pun berdering,, "Zaldi Calling...." "Assalamualaikum zal,", jawab karina dia me-loudspeaker hp nya karena sedang menghidupi komputer dan melihat jadwalnya hari ini "waala Salaam tuan Putri,, sudah terima kiriman dari penggemar rahasia" ucap Zaldi, saat bersamaan Karina masuk membawa kiriman dan mendengar percakapan atasannya itu. "iyaaa, ini Uda masuk kedalam ruangan ku" sahut Ariani, "okee deh, mau makan siang bareng, ntar aku jemput" tanya Zaldi "traktir" sahut Ariani "pasti lah untuk tuan putri" sahut Zaldi "tapi aku nggak sendiri ya" tambah Ariani "tuan putri bawa satu kantor pun aku ikhlas, asal tuan putri tersenyum" sahut nya mendengar ucapan Zaldi Ariani pun terkekeh "hehehe, okee deh, see you for lunch" ucap Ariani dan menutup telponnya.
Karina yang mendengar percakapan itu hanya senyum2, "Jadi nona sudah mengetahui siapa pengirimnya?" tanya Karina, "hmmmm," sahut Ariani santai, "Aku jadi bingung nona, dia memanggil anda begitu akrab seakan kalian teman lama" tanya Karina "ohhh, ia ternyata yang ngirim dia, teman SMA ku" sahut Ariani.
"Arianiiiiiiii, " ,,teriak Tasya dan Nina di bela nya begitu masuk ke dalam ruangan Ariani tanpa mengetuk pintu "yaa ampunn kalian ini kenapa sihh, masih pagi teriak teriak" , ucap Ariani ke Nina dan Tasya. "Arianiiiiiiiiiiii, kami dari bagian Humas dan tak sengaja mendengar 'hot news' tentang bos kita Adrian" begitu mendengar nama itu Ariani tanpa sadar menghentikan aktivitasnya. "hmmmm, aku tidak ada urusannya dengan berita tentang boss" ucap Ariani acuh, padahal ia sempat merasakannya jantung nya berdegup saat mendengar nama itu dan berita apa , tapi Ariani lagi lagi mengabaikan perasaan nya. "kau yakin tidak ingin mendengar nya,, kurasa kau harus tau karena kami melihat kau dan Boss.....?" sahut Nina namun ucapannya terhenti "aku dan Boss ,, apa yang kalian pikirkan , aku dan tuan Adrian hanya boss dan pengacara , hmmm, mungkin terlihat dekat bisa dikatakan hanya teman, jadi hentikan pikiran tak masuk akal kalian" ucap Ariani , Nina dan Tasya berhasil membuat mood nya sedikit menjadi buruk, "Karina keluar lah dan segera selesai kan dokumen itu" perintah Ariani "baik nona" , "nin,, sya, maaf yaa aku ada meeting setengah jam lagi, jadi nanti kita lanjutkan makan siang yaa" ucap Ariani sopan, "okee, kami keluar yaa" ucap Nina merasa tidak enak ke Ariani dan keluar di ikuti oleh Tasya.
"Nin, Sya" tegur Karina Ketika melihat nina dan Tasya keluar dari ruangan. "kalian tau pagi ini nona Ariani datang dengan semangat , dan kalian mengganggu nya, kalian temannya atau bukan sihh?" sembur Karina yang kesal dengan mereka, "kami bermaksud memberi tahu kan sesuatu ini juga demi kebaikan nya agar dia tak salah langkah," sahut Nina, "maksud kalian apa sihh?" sahut Karina, "Kami dan kamu tau bahwa tuan Adrian dan Ariani memiliki hubungan yang kita tidak mengerti , tapi seperti Tuan Adrian menginginkan Ariani," jelas Nina "tapi kami lega mendengar jawaban Ariani tadi" sahut Tasya, "karena 'hot news' yang kami dengar adalah Tuan Adrian akan bertunangan bahkan segera menikah" Sahut Nina. Karina sedikit kaget, namun dia tak berkomentar apapun, "sebaiknya kalian kembali ke meja kalian" ucap Karina.
--------------_-----------
"Selamat pagi nona Ariani" sapa Ferdinand yang duduk disamping Ariani di ruang meeting, "Pagi tuan Ferdinand" balas Ariani. Mereka tak melanjutkan obrolan karena para Direksi mulai memasuki ruangan, dan Terakhir adalah Adrian. Ariani melihat langkah Adrian yang sangat berat, wajah nya sangat dingin dan terlihat gelap dia terlihat sedang memikul beban berat. Ternyata Ferdinand juga melihat hal yag sama dengan Ariani, dan Ferdinand melihat arah pandangan Adrian yaitu Ariani. Menyadari Adrian melihat nya Ariani dengan cepat memalingkan pandangannya. dan Adrian mulai membuka Rapat pagi ini. Suasan rapat sangat dingin dan dewan Direksi serta beberapa pengacara harus menerima lemparan batu es dari Adrian, namun tak begitu mencekam karena menurut direksi ini bukan hal besar, biasa' nya mereka merasa Adrian akan membunuh mereka hanya dengan tatapan mata Adrian yang setajam pisau itu. Namun Ariani menyadari setiap kali akan emosi, Adrian pasti akan melihat ke arah Ariani, dan seakan Adrian bisa membaca pikiran Ariani "ada apa dengan mu, kenapa kau meluapkan kekesalan ke orang lain, hentikan' itulah pikiran Ariani setiap melihat Adrian akan meluapkan emosi nya tau bahkan sesudahnya. Ternyata Ferdinand merasakan bahwa kehadiran Ariani memang merubah segala sesuatu tentang Adrian termasuk emosinya.
Dan rapat pun selesai pukul 11.30 siang.
Ariani bergegas keluar dari ruangan rapat dan Adrian terus menatap Ariani hingga hilang di balik pintu.