Diam
Biarkanlah mereka tertidur dan bermimpi indah
Tapi aku dan kamu mari kita bangun
Mari kita bergandengan tangan
Bersiap menghadapi apapun yang menanti,
Cinta
'David, langit Kapadokya begitu cerah hari ini. Balon-balon udara yang membawa aku dan kamu terbang hari ini menunjukkan betapa indahnya Kapadokya Land. Erupsi yang membuat lapisan-lapisan batu-batuan itu sangat eksotik nampak dari langit.' Diana menggumam mengagumi gambar yang diambilnya sewaktu mereka pergi ke pusat kota Kapadokya dan mencoba balon udara. Langit yang cerah dan balon yang warna-warni serta daratan yang begitu indah membuat Diana terkenang kembali akan kota kelahirannya itu. Betapa Diana sangat jatuh cinta dengan kota itu.
'Dan sementara Kapadokya sangat cerah dan indah, Kartagena sedang tertidur pulas, memimpikan cintanya yang dalam akan laut Karibia dan pesisir pantai kota Kartagena, -tempat para penduduknya berjalan-jalan menikmati pasirnya yang begitu bersih bersama indahnya pancaran matahari dalam setiap butir air laut Karibia yang begitu biru dan jernih.'
'Kartagena, cuma aku dan kamu yang tahu, saat kita membuka pintu Gerbang Kota, semua bisa terjadi. Dan itu akan terjadi hari ini.' Ishmir mencoba tersenyum di tengah kegalauan hatinya.
'Hanya dia yang siap mati yang seharusnya berdiri menjadi pagar betis hidup kota.'
'Aku siap, kata Kapadokya waktu itu. Dia bilang aku tidak punya siapapun dan hanya aku dan kamu yang berdiri bersama dengan dia. Hanya aku dan kamu yang mencintainya. Dia siap berdiri bersama kita, Kartagena. Kapadokya ada disini, menunggu Gerbang Kota untuk dibuka, dan bersiap menghadapi apapun yang akan menyerbu masuk. Walaupun apapun yang akan menyerang dan membunuhnya, dia akan tetap berdiri sampai tetes darah terakhir, sampai titik nyawa penghabisan. Kartagena, Kapadokya….' Diana tak sanggup menyelesaikan kata-katanya dan membiarkan air mata mengalir di pipinya.
'Ya, Kartagena. Monster itu sudah berdiri di depan pintu dan dia akan menyerbu masuk. Aku dan kamu masih hidup hari ini tapi tidak tahu sampai kapan nanti. Kapadokya akan bersama kita menghadapi monster itu. Semoga dia tahu bagaimana menghadapi monster itu tanpa adanya perang fisik yang mengerikan.' Diana melanjutkan, 'Cuman dia yang mengerti bahasa Mesir Kuno, ya dia pernah tinggal di Mesir untuk mempelajari hanya bahasa itu. Dan dia ada di pihak kita. Kartagena, mari kita menggenggam tangan Kapadokya dan berharap bersama agar Tuhan memberkati perjuangan kita melawan monster yang sudah ada di depan Gerbang Kota kita.'