Stay
'Diana, bagaimana kamu bisa melupakan aku.' Seru Michael dalam transmisi frekuensi yang langsung masuk ke alat bantu dengar Diana. 'Aku juga mau ikut, bodoh!' 'Jangan kira hanya kalian saja yang berhak menjaga kota, kami semua mau berdiri bersama menjaga kota saat Gerbang Kota dibuka. Kota ini punya kami juga.' Michael melanjutkan, entah kenapa hari ini dia memakai bahasa yang baik dan benar yang sepertinya sudah puluhan tahun dia lupakan.
'Michael, where have you been. We thought you will never join us.' Diana membalas hampir sedikit lagi dia bersorak dengan sukacitanya mendengarkan suara Michael yang begitu lama tidak pernah berada di frekuensi transmisi udara.
'Stupid itu bodoh, Diana.' Michael melanjutkan transmisinya khusus untuk Diana.
'Kamu dan Kartagena, akan membantu di Gerbang Utara. Aku dan Kapadokya akan membantu di Gerbang Selatan, nanti setiap kita akan membawa 40 legion untuk menghadapi pasukan musuh.' Michael melanjutkan transmisinya.
'Michael, aku tidak mau membawa legionmu, mereka akan langsung mengenali kita. Aku dan Kartagena akan membawa setiap orang yang mencintai kota ini saja di Gerbang Utara. Untuk semua legion biarlah kamu dan Kapadokya yang mengaturnya di Gerbang Selatan. Tidak satu orang pun yang boleh masuk Gerbang Kota Utara dan legion tidak akan membantu untuk hal itu.' Diana langsung menjawab keputusan Michael untuk mengatur strategi pertahanan Gerbang Kota Kuno.
'Deal,' Michael langsung menyetujui untuk pengaturan tersebut.
'Ishmir, ini Kapadokya.' Suara lain masuk mengintervensi percakapan transmisi Michael dan Diana.
'Ya Kapadokya silakan masuk.' jawab Diana di transmisi frekuensinya.
'Ishmir, I need you to be silent. All operation are on the target right now. None should be intervene with that. I hope you understand. All resource are on the board now, don't let them die in vain, Ishmir. We both know, we love you.' Kapadokya mengakhiri percakapan tersebut dengan menyebut kata-kata dalam bahasa yang Diana tidak mengerti. Tapi yang artinya hampir mirip seperti sebuah lagu yang sering mereka nyanyikan,
I will sing to the Lord for he has triumphed gloriously
Who is like You in the heavens, O Lord?
Who is like You, glorious in holiness?
In Your mercy, You lead the children You have redeemed
In Your Love, You lead the people You redeemed
I will sing, I will sing, I will sing
'I love you like never before, Diana. God bless Ishmir, God bless Kartagena, God bless Michael. All praises are be to God. Transmission over.' Kartagena menutup konferensi frekuensi pagi itu.
Diana menunduk sambil memegang tangan Kartagena yang berada di sampingnya sambil menunduk, dalam hatinya berbisik, 'Kita bersiap-siap teman, seluruh posisi harus siap untuk apapun yang terjadi. Cartagena, beautiful city of angels, nasibmu ditentukan hari ini.'