Todi masih menatap bungkusan plastik berwarna bening yang berisi alat tes kehamilan Laras. Hatinya berbunga-bunga. Dia masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Sebentar lagi dia dan Laras akan punya anak.
"Kak, udah jangan diliatin mulu deh, malu, itu pada ngeliatin," bisik Laras. Dia mengambil plastik yang berisi tes kehamilan itu dari tangan Todi
"Aku masih berasa mimpi," balas Todi. Dia mengalihkan pandangannya pada Laras. Todi menatap Laras dengan penuh rasa cinta. Dia merasa bodoh sudah terlalu sering menyia-nyiakan istrinya ini. Dipandangi oleh Todi membuat Laras sedikit tersipu. Wajahnya langsung memerah.
"Kak, kok lihat aku sampe segitunya sih?" bisik Laras.
"Ras, aku cinta sama kamu," ucap Todi tiba-tiba sambil menggenggam tangan Laras. Jantung Laras mendadak berdebar kencang, walaupun Todi sering sekali bersikap manis pada Laras, tapi kali ini terasa berbeda.
"Kakak, aku jadi malu," balas Laras, masih tersipu-sipu.
"Kita harus beri tahu bunda," usul Todi.