Esoknya pagi-pagi sekali, Todi sudah membuatkan susu untuk istrinya, meminta Bu Inah untuk memasak sarapan, dan Todi sendiri yang membawa sarapan dan susu hangat buatannya itu ke tempat tidur. Laras bingung sendiri melihat suaminya mau repot-repot bangun pagi seperti ini. Suaminya berubah sekali, gumam Laras, hatinya senang bukan main.
"Kalau gini terus aku bisa gemuk kak, enggak boleh gerak," gerutu Laras mencoba meminum susu hangat yang dibuat Todi. Kali ini rasanya lebih enak dari susu yang semalam, mual Laras sedikit berkurang.
"Ya bagus dong sayang, kamu terlalu kurus, bagus kalau kamu gemukkan," balas Todi sambil tersenyum. Laras hanya membalasnya dengan memajukan bibirnya, pura-pura kesal.
"Nanti sore aku jeput ya, aku berangkat sekarang," pamit Todi.
"Kak, aku anter sampai depan ya," pinta Laras.
"Udah, kamu makan aja, aku pergi ya, hati-hati turun tangga ya sayang, habisin sarapannya," larang Todi. Dia mencium kedua pipi Laras, lalu mengecup bibir Laras.