Chereads / Negai / Chapter 2 - Hari dimana merasakan kesendirian

Chapter 2 - Hari dimana merasakan kesendirian

Aku melihat seorang perempuan dan kumpulannya mengelilingi Asagi. Dan Asagi merasa tertekan dan wajahnya merintihkan air mata. Akupun berlari menuju ketempat Asagi dan aku berpikir tidak salah lagi dia perempuan waktu itu yang membully adikku waktu SMP.

"Asagi!!, apa kau baik-baik saja?!!. Woy menyingkirlah dari adikku"

"Eit… mau kemana Kakaknya Asagi?."

"Minggir kau sialan apa yang kau lakukan kepada adikku sampai dia menangis. Tidak akan ku maafkan!!!

Aku memukuli laki-laki dari gerombolan itu yang menghalangiku

"Kak..!! Hentikan!!"

"Eh…. Kenapa…. Asagi?"

"Aku tidak apa-apa kak, mereka hanya menyapaku saja tidak perlu khawatir."

Melihat raut wajahnya yang penuh air mata namun disertai senyum yang dipaksakan itu aku berpikir pasti ada apa-apa. Sejenak aku berhenti memukuli brandalan itu dan tidak ku sadari situasinya menjadi semakin parah dan mungkin aku terlalu berlebihan.

"Asagi… jikalau ada apa-apa jujurlah saja pada kakakmu ini. Apakah kamu lupa kata-kata ibu?. Jadilah anak baik dan jujur. Maka semuanya akan baik-baik saja."

Setelah aku mengatakan itu aku langsung pergi menuju kelasku lagi.

Setelah sepulang sekolah aku langsung menuju ke ruang kelas adikku agar hal buruk lainnya tidak terjadi. Tetapi, saat aku tiba di sana dia tidak ada. Dan aku menanyakan salah satu teman sekelasnya.

"Anoo permisi, apakah kamu melihat adikku?'

"ohh.. kakaknya Asagi? Dia sudah pulang kak, barusan di jemput sama ibunya katanya."

"A..pa..? baiklah terimakasih ya"

Setelah itu, aku pulang ke rumah. Tetapi, saat aku membuka pintu semua orang tidak ada dan barang-barang paman bibi dan adik sepupuku tidak ada begitu pula dengan barang-barang adikku. Apa yang sebenarnya terjadi di sini aku menemukan secarik kertas di kamar adikku.

"Untuk kak Shiro.

Kak. Maafkan Asagi selama ini kalau Asagi ada salah sama kakak. Kak jadilah anak yang baik dan jangan biarkan amarah menjadi alasan untuk melakukan kejahatan dan melukai orang lain. Asagi senang saat kakak datang menyelamatkan Asagi. Saat itu mereka mengatakan hal yang sama saat SMP dan itu membuat Asagi kesal dan menangis. Sejujurnya Asagi ingin membalas mereka tetapi, mengingat kata-kata ibu aku tidak bisa melakukan itu. Lagian tubuhku lemah dan tidak mungkin aku melakukanya kan. Kak suatu hari nanti kita pasti akan bertemu lagi. Dan saat itu tiba selamatkan aku dari dunia yang penuh akan kebohongan dan kehampaan ini ya kak. Maafkan Asagi sekali lagi. Asagi sayang banget sama kakak."

Asagi

"Kenapa Asagi Apa yang sebenarnya terjadi?. Apakah keluargaku akan meninggalkan aku lagi? Apakah aku tidak berhak lahir di dunia ini? Apakah tuhan membenciku?."

Aku sebenarnya tidak tau apa yang terjadi. Tetapi, setelah membaca surat dari asagi ini entah kenapa aku tak bisa berhenti menangis. Saat membuka surat ini aku melihat bagian kertas yang terdapat bekas tetesan air mata. Dia pasti sangat tertekan saat menulis surat ini dan terdapat pesan suatu hari kita pasti bertemu dan saat itulah aku akan menyelamatkan Asagi dan hidup sepeti dulu lagi. Aku akan terus menyelamatkan adikku berkali-kali meski terjatuh dan aku akan bangkit lagi karena kamu satu-satunya keluarga yang ku punya dan aku tidak ingin kehilangan keluargaku lagi.

"Baiklah Asagi aku akan menyelamatkamu dari ketidak adilan ini. Semoga engkau baik-baik saja di sana."

Setelah kejadian itu aku tak sadar bahwa aku tertidur di lantai kamar adikku. Sejenak aku memikirkan langkah untuk bisa bertemu dengan adikku lagi. Tak lama akupun pergi mandi dan sarapan untuk berangkat ke sekolah. Rasanya makan di pagi hari ini sangat berbeda dengan hari-hari yang lain. Pagi ini terasa hampa bagiku karena tidak ada yang menemani saat pagi. Saat ini biasanya "kak ini bekalmu" tetapi mungkin suara itu akan menjadi bayangan masalalu yang tak terlupakan… aku membuat bekalku sendiri dan segera berangkat sekolah.

Akupun berjalan menuju sekolah saat aku dalam perjalanan terasa sangat aneh kenapa murid-murid lain memandangku dengan wajah yang ketakutan. Aku pikir masa bodoh dan langsung pergi ke kelas. Saat tiba di depan pintu kelas dan ketika ku buka pintu itu suara keramaian yang terdengar dari luar kelas tiba-tiba sunyi.

"Ada apa dengan mereka?, apakah aku melakukan sesuatu yang aneh?."

Dan tiba-tiba.

"Apa yang kau lakukan di depan pintu Shiro pelajarannya mau dimulai cepat duduk!"

"Iya pak."

Tidak lama kemudian bel pun berbunyi dan pelajaranpun dimulai dan berjalan dengan biasa. Setelah pelajaran beakhir bel jam istirahat pun berbunyi. Aku mengambil bekalku dan saat itu aku mendengar suara gemuruh bangku di sekitarku

"Cit!!"

Semua yang duduk di sekitarku sepontan menjauhiku.

"Awas hati-hati nanti kau dipukuli jika mengganggu dia"

"benarkah? Tapi kelihatannya dia bukan orang yang seperti itu."

"Jangan liat buku dari sampulnya udah pokoknya jangan dekat-dekat"

Tidak ku sangka memukul adik kelas preman itu membuat rumor seperti ini. Ahhh… ahh cerobonya aku seandainya aku tidak lepas kendali sepeti itu pasti orang lain tidak beraggapan seperti ini sekarang.

Sebaiknya aku makan di tempat lain saja agar tidak mengganggu suasana kelas.

"Dimana tempat yang cocok buatku makan sendirian yaa"

Akupun meuju tangga dan naik terus sampai ke loteng sekolah.

"sepertinya tempat ini cocok buatku."

Perlahan aku duduk dan membuka bekal makananku. Sambil memakannya pelan-pelan aku memikirkan apakah adikku baik-baik saja aku selalu khawatir karena dia sangat rapuh sekali dan ketidak hadiranku di sampingnya membuatku kesepian. Entah apa yang menggangguku dan apa saja yang membuatku tertekan dia selalu membuatku terasa lebih baik. Meski aku sealu mengkhawatirkannya dia pasti bilang "aku bukan anak kecil lagi jadi jangan khawatir." Dengan wajah polosnya dan senyumannya yang rapuh itu membuatku dimanapun dia berada aku pasti akan melindungi adikku dan selalu… selalu… akan menyelamatkannya di saat dia ada masalah. Karena aku adalah kakakmu dan keluargamu yang selalu mencintai dan menyayangimu.

"Makanan ini terasa tidak enak karena aku yang memasakya kah atau bukan Asagi yang memasaknya."(sambil memegang sumpit dan memasukkan makanannya dimulutnya perlahan-lahan gerakannya semakin cepat dan matanyapun mulai berkaca-kaca semakin lama kantung matanya penuh dengan air dan perlahan-lahan air mata itu jatuh dan semakin deras).

"Apa ini…"

Sambil mewadahkan tangannya.

"Aapakah aku menangis?. Asagi saat kau tidak ada kakakmu ini jadi cengeng gini loh. Seharusnya nggak begini aku harus kuat kalau tidak aku tidak bisa menyelamatkanmukan."

Setelah makan sejenak aku mmikirkan langkah pertama untuk mencari Asagi. Tiba-tiba..

"Apa ini??.. bukan air biasa… dan airnya dingin"

Saat itu aku menengok ke atas

"A…A…APAAA….???!!!

************Bersambung**************