Chapter 48 - Kenangan indah

Kenangan indah yang pernah terjadi antara seorang istri dan suaminya yaitu aku, Seruni tentu saja bukan lah hal yang aku sadari. Aku menyadari bahwa suamiku adalah sosok lelaki yang baik dan teramat sangat mencintai ku setelah aku kehilangan dia. Aku cuma bisa menangis atas takdir yang tidak baik dalam hidup ku yaitu aku menjadi seorang Janda. Aku belum sepenuhnya ikhlas atas kehilangan ini. Aku tetap lah manusia yang tidak berdaya dibandingkan orang lain. Aku harus menapaki lagi jalan hidup ku yang baru seorang diri. Aku dipanggil oleh Nya dalam jiwa ku yang kosong untuk mendekatkan diriku kepada Nya. Aku ingin menjadi manusia yang bermanfaat. Bagaimana caranya , dan dengan siapa aku akan melanjutkan hidup ku. Masa depan rumah tangga ku adalah hal yang paling penting dalam hidup ku namun aku hidup seorang diri tanpa nakhoda. Pentingnya hidup dengan memiliki seorang leaders dalam rumah tanggaku. Aku selalu merenung, langkah apakah yang harus aku ambil agar aku menjadi manusia unggul. Aku berdaya dan bisa memberdayakan orang lain. Jika aku bisa memimpin Perusahaan ku dengan baik maka untuk urusan rumah tangga, adalah hal yang tidak mungkin aku bisa jalankan seorang diri. Aku mencari kekasih dan juga imam dalam hidup ku untuk mengokohkan tujuan hidup ku. Aku yakin bahwa kenangan yang indah, akan bisa terulang lagi dan bahagia akan datang dalam hidup ku. Rencana dari Yang Maha Kuasa adalah hal yang selalu aku tunggu untuk masa depan takdir ku. Jika memang aku harus hidup seorang diri, maka aku harus kuat menjalani kehidupan ini tanpa bergantung pada orang lain.