Chereads / Benua Pertarungan 3: Legenda Raja Naga / Chapter 34 - Bab 33 Kedatangan Pertama di Kota Donghai

Chapter 34 - Bab 33 Kedatangan Pertama di Kota Donghai

kota Donghai

Pesisir Donghai adalah kota terbesar kedua di Federasi Bulan Bintang. Pelabuhan penting, transportasi laut, kota pengembangan sumber daya laut. 

Kota ini memiliki lebih dari tiga juta populasi penduduk, kota ini sangat kaya karena menggunakan sumber daya laut. Bahkan di seluruh Federasi Bulan Bintang, ia menjadi kota tingkat dua. 

Kota Donghai memiliki sejarah yang panjang, dan kota ini masih mempertahankan gaya yang sederhana. Dalam beberapa ratus tahun terakhir, Federasi Bulan Bintang telah memberikan perhatian khusus pada perlindungan bangunan kuno, oleh karena itu, kita dapat melihat banyak bangunan dari ribuan tahun lalu. 

Di stasiun pemandu jiwa kota Donghai, sebuah kereta pemandu jiwa berwarna biru gelap perlahan memasuki stasiun, melambat. 

Di sisi Donghai, hampir semua kereta pemandu jiwa berwarna biru. 

Kereta berhenti, lalu pintu terbuka. Orang-orang menyelinap turun, banyak orang membawa barang yang sangat berat. Dalam sekejap, stasiun tiba-tiba menjadi ramai. Dan kerumunan ramai pergi menuju pintu keluar. 

Tang Wulin mengencangkan ransel di punggungnya, lalu ia berjalan bersama kerumunan, ini adalah kali pertamanya datang ke kota besar, ia melihat semua di sekelilingnya dengan rasa penasaran. 

Atap stasiun kereta terbuat dari banyak pipa logam, hanya dengan melihatnya, ia bisa yakin kalau logam-logam itu adalah logam casting (yang ditempa), dengan ketukan-ketukan yang paling umum. 

Ekspresi wajahnya tidak begitu baik, suasana hatinya juga biasa saja. 

Untuk lingkungan yang tidak familiar baginya, ia yang hanya berusia 9 tahun, ada sedikit rasa takut dalam hatinya. 

Ia datang ke akademi Donghai di kota Donghai untuk melapor bahwa ia hendak masuk sekolah. Ia mengira bahwa ayah dan ibunya akan menemaninya, tetapi ayahnya berkata kalau ia sudah besar, dan harus lebih berpengalaman. Setelah membeli tiket kereta, ia langsung diantarkan ke kereta pemandu jiwa.

Ini adalah pertama kalinya Tang Wulin melakukan perjalan jauh, walaupun sebelum pergi, Langyue memberitahunya banyak tindakan pencegahan. Namun, setelah ia sampai disini, ia masih agak bingung. Walaupun ia mengikuti kerumunan, tetapi wajahnya tetap saja bingung. 

Saat berjalan ke depan, arus orang-orang tiba-tiba berpisah, Tang Wulin melihat, sebuah mobil pemandu jiwa hitam mengkilat berhenti di peron, orang-orang berpisah karena ingin menghindarinya. 

Walaupun ia tidak tahu mobil apa itu, tetapi dari penampilannya ia bisa tahu bahwa itu sangat canggih. Modelnya yang ramping dan terdapat 4 roda dibawahnya, serta terdapat tapak ulat di ujung bidang. Sepertinya ini kendaraan yang cocok disemua medan..

Di sebelah pintu mobil, terdapat dua pria berjas formal hitam berdiri sambil melihat ke kerumunan. 

Ketika Tang Wulin berjalan mendekati, mereka seperti melihat target, seorang pria melangkah ke arah Tang Wulin dan berkata dengan hormat: "tuan muda!"

Pernyataan ini tentu saja bukan ditujukan kepada Tang Wulin, Tang Wulin melihat kesamping, dan berjalanlah seorang anak remaja dari belakangnya. 

Remaja ini terlihat seusia dengannya, ia mengenakan pakaian olahraga berwarna biru, rambutnya pendek berwarna coklat. Ketika Tang Wulin berpaling melihat, ia sudah berjalan melewatinya, jadi ia hanya bisa melihat sisi wajahnya. 

Kulitnya putih, hidungnya mancung, rongga matanya agak terbenam, bulu matanya panjang dan lentik, dan warna matanya tampak berwarna hijau gelap. 

Pada saat ini, ada desakan dari kerumunan disamping Tang Wulin, tiba-tiba kaki Tang Wulin tersandung, dan menyentuh bahu remaja itu. 

Remaja itu terkejut, tiba-tiba ia berbalik dan menatapnya. 

Wajahnya sangat tampan, namun jelas tempramennya sangat dingin dan sombong, Tang Wulin jelas merasa bahwa meskipun matanya melihatnya, tetapi ia hanya meliriknya lalu terus pergi ke mobil pemandu jiwa itu. Ekspresinya itu bukan karena ia tidak masalah terkena oleh Tang Wulin, tetapi ia tidak peduli. 

"Maaf!" Tang Wulin bergegas minta maaf. 

Pria berpakaian hitam itu mengangkat tangannya dan mendorong dadanya, ia mendorong dengan kuat, mendorong Tang Wulin ke tengah kerumunan dan ia hampir jatuh."

"Hati-hati, dasar orang udik." kata pria berpakaian itu kejam, lalu mengikuti remaja itu. 

Pria berpakaian hitam lain membukakan pintu untuk remaja itu, dan melindunginya dari atas pintu dengan satu tangan. 

Remaja itu tidak melihat ke belakang lagi dan langsung masuk ke mobil. Kedua pria berpakaian itu dengan cepat masuk ke mobil, mesin mobil pemandu jiwa mengeluarkan raungan kecil, dan mobil pemandu jiwa berkulit hitam sudah beranjak pergi. 

Tang Wulin mengusap dadanya, meskipun tidak sakit, tetapi hatinya merasa marah, dan ia berpikir dalam hati: orang-orang di kota ini sangat sombong! 

Bersama dengan kerumunan keluar dari stasiun, perasaan ramai itu akhirnya menghilang. 

Ia melihat ke belakang, ia hanya melihat beberapa kata di atas stasiun di belakangnya, yaitu : Stasiun Pemandu Jiwa Donghai. 

Melihat bangunan ini, Tang Wulin sangat mengaguminya, stasiun ini sendiri jauh lebih megah daripada bangunan terbesar di kota Aolai.

Ia berbalik dan melihat sekelilingnya, matanya merefleksikan, sebuah jalanan yang lebar, di kejauhan, terdapat gedung banyak gedung tinggi. Berbagai macam mobil pemandu jiwa tidak berhenti berlalu lalang di jalan. Kerumunan yang ramai memberikannya perasaan tertekan yang tak bisa dijelaskan. 

Tubuhnya menyusut, Tang Wulin mengambil sebotol air dari ranselnya lalu menyesapnya. 

Kemudian ia menemukan selembar kertas yang dituliskan oleh ayahnya, di kertas itu tertulis apa yang seharusnya ia lakukan setibanya di kota Donghai. 

Pada saat ini, seorang pria paruh baya kurus kecil mendatanginya dan tersenyum padanya, berkata "Nak, apakah kau baru pertama kali datang ke kota Donghai? Bagaimana dengan keluargamu?"

Tang Wulin sedang melihat catatan itu, baris pertama pada catatan itu tertulis bahwa ia tidak boleh mudah percaya oleh orang asing. 

Ia mengangkat kepalanya dan melihat pria paruh baya itu, ia menggelengkan kepalanya, ia tidak berbicara padanya, dan dengan cepat berjalan keluar. 

Ada sebuah menara kawal di arah itu, di depannya tertulis 3 kata yaitu Administrasi Penegak Hukum. 

Di menara kawal terdapat dua orang petugas penegak hukum yang berseragam, Tang Wulin berjalan mendekatinya dan berbicara : "Halo paman penegak hukum, bus pulang pergi akademi Donghai itu dimana ya?"

Sebagai akademi yang terkenal di kota Donghai, ketika pendaftaran sekolah dibuka setiap tahun, akademi Donghai memiliki bus pulang pergi yang bertanggung jawab untuk menjemput orang. Dengan ia dapat menemukan bus ini, ia akan bisa sampai ke akademi. 

Seorang petugas penegak hukum menunjuk suatu tempat yang tidak jauh, "hei, nak, dimana keluargamu?"

Tang Wulin berdiri tegak, "Paman, aku sudah besar. Terima kasih." selesai berbicara, ia berbalik dan berlari ke tempat yang ditunjuk oleh petugas penegak hukum.

Benar saja, melalui kerumunan, sebuah tanda dengan tinta biru dan papan berwarna putih yang didirikan disana bertuliskan : "Akademi Donghai" 2 kata ini. 

Terdapat meja dan kursi di bawah tanda itu, di belakang meja kursi itu duduklah beberapa pemuda dan pemudi yang mengenakan pakaian olahraga berwarna biru. Mereka terlihay seperti berusia 17 atau 18 tahun. 

Melihat Tang Wulin datang mendekat, seorang perempuan berambut hitam tersenyum dan berkata : "dik, apakah kau mau melapor?"

Perempuan berambut hitam itu memiliki sepasang mata yang camtik, tubuh sedang, parasnya manis, sangat hangat.