Entah mengapa, di dalam studio hanya Helga yang duduk sendirian di seat pasangan, dan hebatnya lagi, Alice dan Ben tepat duduk di seat depan Helga. Bukannya memperhatikan alur cerita filmnya, Helga malah sibuk memperhatikan tingkah kedua orang itu.
Semakin lama Helga sadar, kedekatan mereka sebagai nona dan asisten terlihat cukup aneh. Mana ada nona dan asisten nonton film berdua di seat pasangan dan saling berbagi makanan minuman?
Bagi Helga gerak-gerik mereka berdua sangat aneh dan mencurigakan. Apalagi saat Helga mendapati mereka berdua tengah berciuman. Awalnya Helga mengira dirinya telah salah melihat, tapi yang mereka lakukan bukan hanya sekali atau dua kali, tapi beberapa kali. Kali ini, Helga sangat yakin dengan hubungan antara Alice dan Ben.
"Dasar! Gara-gara mereka berdua aku jadi gak konsentrasi sama filmnya!", umpat Helga pada dirinya sendiri.
Setelah film selesai ditayangkan, Alice dan Ben keluar dari studio sambil bergandeng tangan. Namun mereka berhenti saat Helga menahan mereka berdua di koridor.
"Kamu... Helga kan?"
"Benar. Syukur deh kamu masih ingat aku"
Dengan secepatnya, Alice dan Ben melepaskan genggaman tangan mereka, tapi tetap saja Helga berhasil melihat semua itu.
"Aku, bisa bicara dengan kalian berdua kan?"
Ben telah mengambil ketiga mocachino pesanan mereka, dan membawanya ke meja dimana Helga dan Alice menunggunya. Alice dan Ben duduk berdampingan di hadapan Helga.
"Helga, kamu mau ngomong apa yah?"
"Begini yah, aku tuh udah tau hubungan kalian berdua"
"Maksud kamu apa?"
"Apalagi? Hubungan kamu dengan asistenmu itu"
"Mungkin kamu salah paham"
"Aku yang duduk tepat di seat belakang kalian tadi. Salah paham apa dengan tingkah kalian itu?"
Ben lalu menunduk, membuat Helga sedikit terkejut, sepertinya Ben sedang menunjukkan rasa hormatnya.
"Nona, saya mohon. Tolong jaga hal-hal yang Anda ketahui. Ini demi Nona Alice"
"Aku bisa saja bersimpati sama hubungan kalian, tapi bagaimana dengan William? Dia itu salah satu orang penting bagi aku. Kalau memang kalian saling cinta, setidaknya tolaklah perjodohan itu, katakan pada semua orang tentang kalian"
"Maaf, tapi bagi kami itu tidak mudah nona. Nona Alice adalah majikanku, ayahku adalah asisten ayah nona. Walau keluarga kami sangat dekat, tapi tetap saja hubungan kami tidak akan diterima begitu saja dengan status kami"
"Hufft, terserah kalianlah. Aku percaya kalian gak akan mengambil keputusan yang gegabah. Tapi, apa kalian pernah mencoba? Apa kalian sudah bisa pastikan hasilnya jika semua orang tau tentang hubungan kalian?"
Helga tiba di apartemennya sore itu. Ia masih sadar tak sadar dengan apa yang terjadi hari ini.
"Itu kan film yang paling aku tunggu-tunggu, udah beli tiket mahal-mahal eh malah terganggu sama mereka!"
Helga mencuci semua alat masak dan alat makan yang dipakainya hari ini. Ia tak begitu lelah, ia lalu mengambil ponselnya dan rebahan di atas sofa.
Saat membuka instagram, Helga terkejut ada story status dari akun milik William, yaitu sebuah swafoto William bersama Alice yang sedang memegang buket bunga mawar merah, dengan emoticon berbentuk hati berwarna merah.
Seketika, Helga tak memiliki emosi dari dalam dirinya, ia terpaku dan terus menatap story itu, sampai story itu berlalu.
"Sudahlah. Mereka akan resmi bertunangan kan? Alice walaupun cinta sama Ben tapi ia tetap mau menikah sama Willie. Willie juga tidak tegas dengan perjodohan itu"
Helga mengunci layar ponselnya dan meletakkan kembali di meja. Tanpa ia bisa tahan lagi, akhirnya tangis itu pecah juga. Helga lalu menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan tenggelam dalam tangisannya sendiri.
Mereka seakan-akan hadir di hidup Helga hanya untuk menyisahkan luka.
Mereka seakan-akan tidak tau apa yang Helga bisa rasakan.
Dan entah mengapa ia ditinggalkan lagi oleh seorang kekasih.