Chereads / Musim Gugur adalah Helga / Chapter 73 - Tujuh Puluh Tiga

Chapter 73 - Tujuh Puluh Tiga

Malam itu Alice sedang mondar-mandir di kamarnya. Orang yang ditunggunya belum juga datang. Namun, rasa gelisahnya hilang sekejap saat seseorang mengetuk pintu kamarnya, pintu itu terbuka, dan muncullah sosok pria dengan setelan rapi. Pria itu lalu menutup dan mengunci pintu.

Alice lalu menghampiri pria itu, lalu memeluknya dengan erat.

"Aku sudah lama menunggu kamu"

"Nona.."

"Ben, sudah ku bilang, saat kita cuma berdua, jangan panggil aku nona, sebut namaku"

"Alice..."

Alice lalu memeluk Ben lagi.

Ben adalah asisten pribadi Alice. Mendiang ayahnya dulu adalah asisten pribadi ayah Alice. Alice sangat dekat dengan Ben, sejak kecil saat Ben mulai tinggal di rumah Alice menemani ayahnya bekerja. Ben menjadi kakak yang baik bagi Alice, namun semya itu berubah menjadi cinta.

"Alice, kamu resah?"

"Kamu selalu tau, apa yang aku resahkan sekarang. Perjodohan itu.."

"Alice, kamu sudah dewasa, kamu sudah bisa mengambil keputusan yang baik"

"Tapi Ben, aku cuma cinta sama kamu"

"Alice, ingatlah status kita berdua"

Siang itu, Helga sedang mengambil mobilnya yang ada di basement kantor. Namun, tiba-tiba ia melihat mobil William yang berhenti tepat di dekat mobil.

"Helga ayo naik"

"Maaf kak, aku bawa mobil sendiri aja"

"Kamu gak usah bawa mobil sendiri"

"Maaf kak, aku bawa mobil biar dari persidangan langsung bisa kembali ke kantor"

Tanpa mempedulikan William lebih lama, Helga masuk ke mobilnya. William heran, ada apa dengan Helga hari ini.

Helga berjalan di koridor, tiba-tiba Laura dari belakang mengejutkannya.

"Helga!"

"Ya ampun Laura aku kaget lho"

"Ih aku rindu tau. Aku dengar kamu diculik kemarin"

"Eh, Laura kamu ngapain kesini? Ada persidangan juga yah"

"Aku jaksa penuntut di kasusnya Reina"

"Seriusan?"

"Iya, aku serius. Aku senang lho, akhirnya tuh wanita jahat ketangkap busuknya"

"Laura, kalau gitu aku minta tolong yah"

"Minta tolong aja Helga sayang"

"Bantu Reina untuk dipidana seumur hidup aja, jangan sampai dia dihukum mati"

"Helga..."

"Aku, punya alasan tersendiri. Sekalipun Reina jahat dan beberapa kali mencelakaiku, tapi aku ada satu alasan"

Malam hari, setelah melalui hari yang melelahkan di persidangan, Helga menyeduh kopi untuk dirinya sendiri. Sebelumnya, ia semoat bingung, mau minum kopi atau beer, tapi ia ingat. Besok ia harus bekerja.

Bel pintu berbunyi. Siapa lagi yang datang? Helga melihat di monitor pintu, itu adalah William. Sebenarnya Helga sedang tidak mood untuk menghadapi William saat ini, apalagi setelah William tidak jujur mengenai Alice. Tapi Helga berpikir untuk mendengar penjelasan William kali ini.

Helga membuka pintu, dan yang benar saja, William lalu memeluknya, namun Helga tak membalas pelukan itu.

"Helga, aku rindu"

"Kak Willie, silakan duduk dulu"

Setelah duduk berdua dengan tenang, bersama dua cangkir kopi. Helga tak memulai pembicaraan apapun.

"Kamu sudah makan?"

"Kemarin malam Evan datang kesini"

"Dia mau apa lagi temui kamu?"

"Dia gak mau apa-apa. Tapi yang ku tau, siang kemarin dia bertemu sama Alice"

"A.. Alice?"

"Iya. Dia ceritakan semuanya tentang Alice ke aku. Banyak hal daripada apa yang kak Willie ceritakan tentang Alice ke aku"

"Helga.. Aku..."

"Aku mau dengar dari penjelasan kakak, siapa Alice. Dan jelaskan kenapa kak Willie gak mau jujur langsung sama aku"

"Baik, aku akan ceritakan semuanya. Mulai dari awal kenapa semuanya bisa seperti itu"