Chereads / Musim Gugur adalah Helga / Chapter 72 - Tujuh Puluh Dua

Chapter 72 - Tujuh Puluh Dua

"Nona, mobil sudah siap"

Beberapa orang pengawal menghampiri Alice.

"Ben, sampaikan ke papa, aku akan singgah ke suatu tempat sebelum ke bank"

Seorang asisten bernama Ben itu lalu mengangguk.

"Kak William, aku pamit dulu yah"

Helga dan William lalu berdiri untuk memberi salam pada Alice.

Helga dan William kini berada dalam perjalanan pulang. Mereka pulang cepat karena ingin memindahkan kembali barang-barang Helga ke apartemen Helga.

William tak berkata apapun selama dalam perjalanan, namun Helga terus menatap lelaki itu, berharap William akan menjelaskan siapa Alice.

"Kak Willie?"

"Ya?"

"Alice itu siapa?"

"Eh, dia, dia adalah anak dari rekan bisnis kakek"

"Dia cantik yah, imut lagi"

"Iya"

"Menurut kak Willie kalau aku potong rambut pendek seperti Alice, aku akan seimut dia gak?"

"Kamu cantik seperti ini aja"

Alice tiba di sebuah gedung. Saat keluar dari lift, ia lalu pergi ke suatu ruangan untuk bertemu seseorang.

"Hai, kak Evan"

"Alice? Kamu di Indonesia?"

"Iya kak. Baru aja tiba pagi ini"

"Kamu sudah ketemu kak William?"

"Iya, baru aja. Dia lagi makan siang dengan salah satu karyawati Fashion Diamond"

"Apa dia berambut hitam panjang dan berponi?"

"Iya. Dia wanita yang cantik"

"Oh dia adalah Helga, mantan istriku?"

"Mantan istri? Kakak sudah cerai dari pernikahan kakak yang kemarin"

"Yah begitulah. Jangan khawatir, dia tidak akan mengganggu hubunganmu dengan kak William"

"Yah, sebenarnya, aku gak peduli sih dengan hal itu"

Mendengar Alice yang tidak peduli dengan hubungannya bersama William, membuat Evan sedikit resah. Bukankah dengan kehadiran Alice, dia bisa merebut kembali Helga dari William.

"Alice, jangan lupa, hubunganmu dan William bisa menguntungkan kedua keluarga kita"

"Hemm, baiklah, aku akan pertimbangkan lagi"

Helga sibuk mencuci alat makan dan masaknya. Dia akhirnya kembali ke apartemennya. Baru saja ia merebahkan diri di atas sofa, seseorang menekan bel pintu. Helga segera membuka pintu untuk mengetahui siapa yang datang.

"Hai Helga"

"Evan? Ayo masuk"

Mereka berdua duduk di ruang tamu dan menyeduh kopi yang dijamukan Helga.

"Evan, ada apa yah kemari"

"Ah, itu, besok kamu datang kan ke persidangan Reina?"

"Iya. Evan, kamu yang sabar yah"

"Oh iya Helga, kamu tadi siang ketemu Alice yah?"

"Iya kak"

"Kak William cerita tentang apa saja tentang Alice?"

"Kak Willie bilang, dia anak dari rekan bisnis kakek"

"Hanya itu?"

"Iya, cuma itu"

"Berarti, kak William belum cerita sepenuhnya tentang Alice sama kamu"

"Maksud kamu apa?"

"Alice, bukan sekedar anak dari rekan bisnis kakek. Dia dan kak William punya hubungan khusus"

Mendengar itu, hati Helga seperti tersambar petir. Ia tidak menyangka William akan merahasiakan sesuatu darinya. Meskipun Helga belum tau pasti hubungan mereka seperti apa, namun kata-kata Evan barusan mampu membuatnya sesak nafas seketika.

"Hubungan khusus?"

"Iya, hubungan khusus. Alice adalah tunangan kak William"

Helga terdiam tanpa ekspresi mendengar itu. Dia menatap datar Evan.

"Kamu, bohong kan?"

"Gak, aku gak bohong. Memang itu faktanya"

"Lalu, kenapa kak Willie gak ceritakan sama aku?"

"Aku gak tau soal itu. Tapi, menurutku, kamu harus tau seperti apa hubungan kak William dengan Alice"

"Aku... Evan... Maaf kamu harus pulang sekarang, ini sudah malam, aku mau tidur cepat, aku sedikit capek hari ini"

Evan lalu menyeduh kopinya, lalu berdiri di hadapan Helga untuk berpamitan.

"Maaf, jika karena kata-kataku kamu jadi kecewa. Tapi, aku peduli sama kamu, makanya aku ceritakan fakta itu sebelum kamu terluka lebih dari ini"

Evan lalu meninggalkan Helga dan keluar dari apartemen Helga, sementara Helga masih terduduk terdiam, dan melamun sendirian.