Chereads / Musim Gugur adalah Helga / Chapter 61 - Enam Puluh Satu

Chapter 61 - Enam Puluh Satu

Helga yang sedang gelisah, memikirkan entah tindakannya ini benar atau salah, dia begitu lama berdiri di depan pintu sebuah apartemen. Setelah menghela nafas yang berat, ia pun memberanikan diri menekan bel pintu itu. Ia tak habis pikir bisa berkunjung ke rumah dimana mantan suaminya dan pacar mantan suaminya tinggal bersama.

Tidak lama, pintu apartemen itupun terbuka. Muncullah sosok pria yang telah lama tak ia lihat belakangan ini. Pria itu terlihat terkejut dengan kedatangan Helga.

"Hai Evan"

"Helga?"

Helga cukup lama terduduk sendiri di ruang tamu. Sampai saat dia sedikit melirik Evan yang sedang menyiapkan kopi untuk menjamunya. Helga memperhatikan dapur yang sedikit berantakan itu. Ia tau bahwa Evan mencoba memasak.

"Maaf yah Ga, aku cuma bisa sedia ini"

"Oh, gak apa-apa kok Van"

"Kamu ada perlu apa yah datang kesini?"

"Hemm, bukan hal penting kok. Itu, aku mau minta dasi yang aku kasi ke kamu dulu"

"Oh iya, dasi itu..."

"Jangan salah paham yah Van. Aku bukan minta karena aku marah, aku cuma mau lihat sebentar"

"Hemm, iya aku tau, tapi dasi itu udah lama hilangnya"

"Hilang?"

"Iya. Udah beberapa minggu gitu"

Helga semakin curiga, dia menjadi yakin bahwa sniper yang terbunuh itu ada kaitannya dengan dasi itu. Tapi Helga juga sangat yakin, kalau Evan sama sekali tidak tau mengenai hal itu, buktinya Evan sama sekali tidak terlihat mencurigakan saat ditanya tentang dasi itu.

"Oh iya Van, Reina kemana?"

"Dia lagi ada show di Milan. Oh iya, kamu sekarang kerja di Fashion Diamond kan?"

"Iya. Kok kamu tau?"

"Aku baca majalah edisi bulan ini, dan yang menulis artikel tentang William ada nama kamu sebagai redakturnya"

"Oh iya aku lupa"

Lama mereka terhening berdua, hingga akhirnya ada sebuah pernyataan yang tidak disangka dikeluarkan oleh Evan.

"By the way, Helga, aku udah tau semuanya kok"

"Maksud kamu apa yah?"

"Soal kita, rumah tangga kita dulu. Aku tau alasan kamu berbuat aneh selama itu. Itu, karena kak Charlie kan?"

"Kamu tau darimana?"

"Kakek yang cerita ke aku. Dia bilang, kamu sering bertingkah aneh saat itu karena kamu dikerjain sama kak Charlie. Intinya, aku udah tau semuanya"

"Evan, setidaknya setelah itu aku berusaha memperbaiki hubungan kita"

"Yah, mungkin aku sedikit menyesal karena gak menghargai itu"

Pernyataan Evan barusan membuat Helga terkejut, dan membuat mereka berdua menjadi canggung. Helga berusaha mencari topik lain untuk menghindari kecanggungan itu.

"Oh iya Van, aku lihat dapur kamu berantakan. Kamu mau masak sesuatu yah?"

"Aku selalu mencoba masak setiap hari"

"Masa sih? Kamu kan gak bisa masak"

"Yah cuma masak seadanya aja"

"Hemm, bagaimana kalau malam ini aku masak buat kamu"

Setelah beberapa saat, akhirnya Helga selesai dengan semua masakannya. Ia membuat beberapa menu makanan untuk Evan.

"Nah, karena semuanya udah selesai, aku pamit pulang yah"

"Eh, jangan, kamu makan malam sama aku aja"

Evan dengan spontan menggenggam tangan Helga dan menahan wanita itu agar tidak pergi. Untuk beberapa saat mereka berdua terdiam, dan kecanggungan dimulai lagi. Hingga, bel pintu berbunyi. Seseorang datang.

Evan membuka pintu dan melihat siapa yang datang, ternyata itu William. Mereka bertiga sama-sama tidak menyangka akan bertemu di suasana seperti itu.

"Heh? Kayaknya Helga habis masak yah? Soalnya ada bau enak?"

"Kak Willie, ada apa ke rumah aku?"

"Hemm, gak tau, aku cuma mau datang. Tapi kayaknya kalian mau makan malam berdua. Aku ikut yah"

Helga kemudian berlari ke arah pintu dan menahan William agar tidak masuk.

"Kak Willie kesini buat jemput aku kan? Kita pulang yuk"

"Helga, aku mau makan malam buatan kamu"

"Kita ke aparatemenku aja, aku akan masak buat kak William"

Helga dan William meninggalkan apartemen itu, meninggalkan Evan seorang diri. Evan, entah sejak kapan ia mulau merasa tidak nyaman melihat Helga dengan lelaki lain. Entah sejak kapan ia ingin terus bertemu Helga dan menghabiskan waktu bersama lebih lama.

Bila ia sadar bahwa ia telah keliru selama ini, ia harus ingat. Beberapa hari lagi dia dan Reina akan bertunangan secara resmi.