Aku begitu terkejut, Mama tiba-tiba mematikan panggilannya. Aku menghubunginya kembali, tetapi tidak dijawab.. hingga akhirnya aku memutuskan untuk pergi menemui Ryan saat itu juga di kediamannya.
Saat itu, ketika aku hendak menunggu mobil online yang akan datang menjemputku dilobi.. tiba-tiba Aris muncul disana.
Aku memilih untuk menghindar dengan langsung keluar dari lobi itu, tetapi Aris tetap mengikutiku. Aku terus saja berjalan menghindar darinya, hingga Aris.. dia tiba-tiba berdiri tepat dihadapanku dan seolah memblokir jalanku.
"Apa yang kau lakukan?" tanyaku tidak senang pada Aris
"Aku ingin meluruskan sesuatu.."
Saat itu, Aris tiba-tiba menarik lenganku untuk ikut pergi bersama dengannya
"Lepaskan.. Lepaskann...!!!" ucapku memberontak
*Plakkk (aku lalu menampar Aris)
"Apa kau tidak punya harga diri?!!Aku sudah katakan untuk jangan pernah menumuiku lagi Mas Aris.."
"Maafkan aku Lena.. tapi aku hanya ingin menjelaskan sesuatu padamu."
"Sudah tidak ada lagi yang perlu dijelaskan mengenai hubungan kita. Aku sudah tidak mencintaimu.."
"Ini bukan mengenai masalah itu.."
"Mas Aris, kumuhon mengertilah.. Aku mencintai Mas Ryan. Aku ingin memperbaiki segala sesuatunya dengannya. Tolong jangan ganggu kami lagi.." ucapku sambil tiba-tiba menangis
"Aku tahu. . Aku telah mengetahui hal ini.. (sejak saat kau pergi meninggalkanku yang sedang sekarat untuk mencari Ryan, saat peristiwa Roy yang menculikmu digudang itu). Aku telah mengetahui semuanya.. Hanya saja aku tidak bisa menghentikan diriku untuk tidak sedetikpun memikirkanmu Lena.. Aku benar-benar tidak tahu bagaimana cara menghentikannya.."
"Maaf, sebenarnya tujuanku kemari bukan untuk menjelaskan hal itu padamu.. tetapi mengenai Shina. Saat ini kondisi Shina baik-baik saja dan dia tidak melakukan upaya bunuh diri atau apapun seperti yang kau katakan tadi.."
"Aku tidak tahu mengapa Lucy membohongimu dengan mengatakan semua itu, tetapi aku hanya ingin memberitahumu agar kau tidak merasa bersalah dan menganggap Shina akan kecewa karena aku pergi meninggalkannya demi dirimu.."
"Aku hanya ingin menjelaskan hal ini.. Dan, mengenai hubungan kita.. aku benar-benar minta maaf kerena selama ini telah menjadi pengganggu diantara dirimu dan Ryan.."
"Ini terakhir kalinya. Aku berjanji tidak akan pernah menampakkan diriku lagi dihadapanmu dan juga Ryan.. Maafkan aku.." lalu Aris pun berbalik pergi dengan raut wajah penyesalan dan kecewa
Saat itu aku benar-benar sedih. Aku tidak tahu kenapa, aku merasa sangat kasihan pada Aris. Kenapa hubungan kita bisa menjadi seperti ini? Dan juga dia.. kenapa dia begitu naif.. Kenapa tidak bisa menghilangkan semua perasaanmu itu padaku? Mas Aris, aku ingin sekali membalas perasaanmu seandainya aku bisa.. walaupun hanya sekali.. tetapi aku tidak bisa meninggalkan Ryan begitu saja.
Aku tahu kau telah melakukan segalanya untukku.. Kau yang selalu ada disana untuk menolongku.. Bahkan, tidak terhitung berapa kali kau mencoba mempertaruhkan nyawamu itu demi melindungiku, tetapi tetap saja.. aku tidak bisa membalas perasaanmu sepenuhnya.. Perasaanku masih terganjal oleh Ryan.
Maafkan aku.. sepertinya kali ini pun, aku tidak bisa meninggalkan dia untukmu. Dia.. walaupun dia terus memilih untuk meninggalkanku dan menjadikanku sebagai option terakhirnya setiap kali dia membuat pilihan.. tetapi dia tetap mempercayaiku disana untuk (tetap) menunggunya. Ya, dia tidak benar-benar meninggalkanku. Setidaknya itu yang aku tahu mengenai sifat Ryan. Dia terbiasa menyelesaikan semua permasalahannya terlebih dahulu, baru nanti dia akan datang menemuiku.
Saat itu, mobil online yang datang menjemputku pun tiba di depan lobi. Dan begitu aku menaikinya, dijalan.. terlihat beberapa kerumunan orang disekitar pintu keluar apartemen.
"Apa ada kecelakaan?" ucap driver tersebut bertanya
"Ada yang pingsan, Pak.." seseorang memberitahunya
"Lihat! Darah.." ucap seseorang lain ditengah kerumunan
"Padahal dia terlihat baik-baik saja, kenapa tiba-tiba tubuhnya mengeluarkan darah.." ucap seseorang lain lagi
"Mungkinkah kasus penganiayaan atau pembunuhan.." tanya yang lainnya
Semua orang terlihat berkumpul disekitar sana, mengelilingi orang yang sedang dibicarakan itu. Dan ketika mobil yang membawaku melintasi kerumunan tadi, aku sempat melihat sekilas pakaiannya.
"Jaket itu.. Tidak mungkin itu Aris kan.." pikirku tiba-tiba cemas
Aku yang penasaran, lalu tiba-tiba meminta kepada driver tadi untuk menghentikan mobilnya.
"Pak, berhenti..!!"
Lalu aku pun bergegas turun dari mobil menghampiri kerumunan tadi. Dan benar saja, ternyata itu Aris yang tergeletak disana.
"Mas Aris..!!" ucapku histeris, tak percaya
Semua orang lalu mengarahkan pandangannya padaku.
"Ibu kenal bapak ini..?" tanya seseorang
"Iya, dia Aris tetangga saya diapartemen Royal.. Tolong Pak, Mas.. Bantu saya bawa Mas Aris ke klinik di depan sana.." ucapku meminta bantuan pada orang-orang tersebut
Ditempat lain, saat itu Ryan baru terbangun dari tidurnya. Dia begitu terkejut mendapati Mamanya berada dikamarnya dan sedang memegangi handphonenya.
"Mama..?" ucapnya sambil tiba-tiba terbangun
Ryan lalu mengulurkan tangannya, seolah meminta Mamanya untuk segera mengembalikan handphone miliknya. Namun saat itu, respon Mama
"Tadi Lena menelponmu.." ucap Mama sambil tiba-tiba memberikan handphonenya pada Ryan
"Dia bilang, dia ingin meminta maaf.. karena tidak bisa menerima lamaranmu untuk mengajaknya rujuk.."
Ryan begitu terkejut mendengar ucapan itu dari Mamanya. Meskipun dia sudah sempat memikir hal itu sebelumnya, tapi dia tidak mengira bahwa hal itu akan benar-benar terjadi.
"Sepertinya Lena memang mencintai Aris. Itulah kenapa dia menolak ajakanmu untuk kembali rujuk.." ucap Mama kembali
Ryan tidak membalas ucapan Mamanya tadi. Dia terus menerus memandang layar ponselnya untuk mencari tahu apakah benar aku menghubungi handphonenya saat itu.
"Ryan.." panggil Mama kembali
Ryan lalu tiba-tiba bangkit dari kasurnya dan berjalan keluar menuju pintu kamarnya.
"Ryan kau mau kemana?" tanya Mama kembali tidak senang
Tidak mempedulikan perkatan Mamanya, Ryan terus pergi meninggalkan kamarnya.
"Ryan..!" panggil Mama sambil tetap mengekorinya keluar
"Apa kau akan pergi menemui Lena sekarang dan memintanya untuk menerimamu kembali?"
"Dengar Ryan, sampai kapanpun Lena akan tetap mencintai Aris dan kau takkan bisa mengubah kenyataan itu. Meskipun kau terus membujuknya atau bahkan jika kau telah berhasil menjadikan dia sebagai istrimu, dia tetap tidak bisa menghilangkan Aris dari hatinya.. Apa kau paham situasinya?"
"Ryan, Mama sangat sayang padamu. Mama tidak ingin kau kembali kecewa dalam pernikahanmu, jika kau tetap memilih Lena sebagai istrimu.."
Saat itu Ryan tiba-tiba menghentikan langkah kakinya.
"Ryan.." ucap Mama sambil menyentuh tangan putranya itu
Ryan masih terdiam ditempatnya.
"Sayang.. Kali ini kau benar-benar harus melupakannya. Dia telah memilih bersama dengan Aris dan meninggalkanmu.."
Saat Mama melihat wajahnya, Ryan terlihat menangis sedih. Dia terus mengungkapkan perasaan kekecewaannya melalui tangis air matanya. Mama pun langsung memeluknya.
"Sudah.. Sudah.. Lupakan Lena! Jika memang itu sulit, Mama akan membantumu untuk melupakannya.." ucap Mama kembali sambil menepuk-nepuk punggungnya