Chereads / My New Neighbour / Chapter 70 - Jessy dan Roy?

Chapter 70 - Jessy dan Roy?

Saat itu ketika sudah masuk ke dalam ruangan bioskop, Shina sama sekali tidak bisa berpikir dengan jernih. Pikirannya saat itu masih berada diatas awan.. dia terus saja membayangkan panggilan "Sayang"  dari Aris yang telah diucapkannya hari ini.. entah telah beberapa belas kali dia mengucapkannya. Gara-gara itu, diapun tidak bisa konsen saat menonton film Chucky kesukaannya itu. Sedangkan Aris, dia terlihat terus memandangi Shina yang tegang. Ini kali pertama dia melihat Shina dengan ekspresi tidak biasa seperti ini, tanpa dia tahu bahwa dirinyalah yang membuat Shina tegang seperti itu. Aris mengira bahwa ekspresi Shina saat itu adalah karena ketegangannya saat menonton film Chucky. Hingga kemudian, untuk menghilangkan rasa tegang Shina, Aris kembali memegang tangannya.

Sesaat setelah Aris memegang tangan Shina, Shina tersentak terkejut.

"Sayang kau tidak apa-apa?" ucap Aris tiba-tiba

"Ehh.. Ahh.. Aaa..Aku.." respon Shina malu dan salah tingkah saat menjelaskan kondisinya pada Aris

"Maaf kalau aku mengagetkanmu tadi. Aku hanya berpikir, kau terlalu tegang saat menonton.. kemudian untuk menghilangkan rasa tegangmu itu, aku memutuskan untuk menggenggam tanganmu. Maaf, sepertinya aku malah justru membuatmu semakin terkejut." Aris menjelaskan

"Lain kali jangan lakukan itu tiba-tiba.. " ucap Shina setengah membentak sambil malu-malu

"Maaf.." ucap Aris merasa bersalah dengan ekspresi sedih

Shina yang sudah tidak tahan dengan kecemasan, ketegangan, dan tekanan dari perasaan suka citanya saat itu, memilih untuk bangkit dari kursinya. Aris yang terkejut kembali bertanya

"Kau mau kemana?"

"Toilet.." jawab Shina jutek

Saat itu Aris merasa bersalah. Dia mengira mungkin Shina tidak suka saat Aris menggenggam tangannya secara tiba-tiba seperti tadi. Kemudian dia pun berpikir,

"Seharusnya aku tidak melakukannya.. dia terlihat seperti tidak nyaman."

"Baiklah.. Ayo kita akhiri saja peran sebagai suami-istri ini, kita kembali pada keadaan kita semula" Aris bertekad, walaupun dia agak merasa sedih dan sedikit menyayangkan ini cepat berakhir

Sementara itu Shina ditoilet,

"Ya ampun.. Kenapa aku bisa seperti tadi. Memalukan sekali.." ucapnya sembari mondar-mandir di hadapan kaca toilet

"Padahal dia hanya menggenggam tanganku saja kan.. tidak ada yang spesial. Kenapa aku bisa bersikap bodoh dan tersentak terkejut seperti tadi.. Shina bodoh.. Shina bodoh.." ucap Shina sambil menepuk-nepuk keningnya menggunakan tangan.

Saat dia berkata seperti itu, dia baru sadar bahwa ada beberapa orang didalam toilet tersebut yang memperhatikan gerak-geriknya sedari tadi. Shina yang malu kemudian,

"Baiklah, kita atur nafas.." ucap Shina dalam hati sambil menghirup dan menghembuskan nafasnya secara perlahan beberapa kali

Dan Shina pun kembali masuk kedalam ruangan bioskop.

Saat itu, Aris sedang terlihat serius menonton film. Bahkan, ketika Shina kembali dia tidak menegur atau menyapanya. Kini, Shina yang terus memandangi Aris. Sesekali dia ingin membuka pembicaraan pada Aris, namun gagal. Sepertinya dia telah membaca bahwa Aris saat ini tidak ingin diganggu.

Shina terus memperhatikan Aris saat itu, mulai dari curi-curi pandang sampai benar-benar memandanginya secara blak-blakkan. Sementara Aris, dia sadar sebenarnya Shina terus memperhatikannya sedari tadi, tapi dia juga tidak berani menegur atau menanyakan alasan Shina melakukan hal tersebut padanya. Dia hanya takut akan membuat Shina merasa tidak nyaman seperti sebelumnya. Selama film berlangsung hampir satu setengah jam, mereka berdua hanya terdiam, saling mencuri pandang, serta sambil menahan perasaan mereka masing-masing.

Beberapa saat setelah keluar dari gedung bioskop, akhirnya Shina memberanikan diri untuk menyapa Aris duluan.

"Jadi, bagaimana filmnya menurutmu?" tanya Shina pada Aris

"Lumayan sadis dan mengerikan.." balas Aris

Padahal sebenarnya saat itu Aris tidak terlalu fokus memperhatikan filmnya.

"Jadi kau tidak suka dengan jenis film thriller seperti tadi?" tanya Shina kembali

"Bukannya tidak suka, hanya saja aku tidak suka melihat kekerasan." jawab Aris

"Berarti kau juga tidak tertarik dengan film action? Lalu, jenis film apa yang kau suka?  tanya Shina

"Action aku suka. Tetapi aku lebih suka film komedi dari beberapa genre film." jawab Aris

"Oh iya Shina. Setelah ini kita mau kemana? Apa masih ada hal yang ingin kau lakukan?" tanya Aris

"Shina?? Loh.. Dia tidak memanggilku dengan sebutan Sayang lagi?" pikir Shina heran dan sedih

Saat itu Shina menyesali tindakannya. Karena sepertinya, gara-gara kejadian tadi, Aris jadi merasa tidak enak dengannya dan tidak mau lagi memanggilnya dengan sebutan Sayang.

Saat Shina dan Aris hendak berjalan menuju eskalator, terdengar suara wanita yang memanggil Aris dari kejauhan. Dan ketika mereka berdua menoleh, ternyata itu adalah Jessy.

"Loh Aris.. Apa yang kalian lakukan disini?" tanya Jessy dengan ekspresi tidak senang

"Bukankah tadi kau bilang ijin pulang hari ini karena istrimu mendadak pingsan. Lalu, kenapa kalian berdua terlihat berjalan-jalan di mall.. bahkan, kalian terlihat seperti habis berkencan bersama nonton bioskop?" Jessy melanjutkan

"Jessy sebenarnya.." Aris yamg belum menyelesaikan kata-katanya dipotong oleh Jessy

"Ahh.. Karena istrimu ini ya yang sengaja berbohong dengan menggunakan pingsan sebagai alasan untuk mengajakmu keluar menonton film dibioskop kan?"

"Aris.. Ariis.. Kau ini benar-benar bisa berubah ya. Dulu, ketika kau berpacaran dengan Lena, kau terlihat sangat bertanggung jawab menjalankan semua tugas sebagai ketua dan juga mengerjakan pekerjaanmu saat itu.. tapi kini setelah kau menikah dan menjadi suaminya, kau bahkan benar-benar bisa meninggalkan tanggung jawabmu itu.." ucap Jessy tak percaya

"Ternyata benar, peran wanita itu sangat penting untuk menunjang kesuksesan seorang pria. Lihatlah bagaimana peran istrimu yang bisa membuatmu menjadi seperti ini. Kau telah benar-benar salah memilih seorang istri Aris.." lanjut Jessy yang membuat Shina merasa kesal dan emosi saat itu

Shina yang hendak mendamprat Jessy, ditahan oleh Aris menggunakan tangannya. Namun, ketika Aris hendak menjelaskan semua masalahnya pada Jessy, tiba-tiba Roy muncul dan menarik Shina sambil berkata

"Kau tidak tahu apa-apa tentang dia sebaiknya tidak usah banyak bicara.." ucap Roy membela Shina

"Diantara semua orang didunia, terutama wanita.. aku bahkan tidak pernah melihat seseorang yang begitu pekerja keras dan bertanggung jawab pada pekerjaannya melebihi dia.. Bahkan, ketika dalam kondisi sakit pun, dia masih bisa melaksanakan perannya waktu itu, walau pun harus dibayar mahal dengan kondisi kesehatannya yang tiba-tiba drop dan dia langsung pingsan di set saat proses syuting berlangsung.." Roy menjelaskan

"Aku mengenalnya dengan baik. Shica itu, dia selalu mengalami hypoglikemi. Dia tidak suka sarapan atau makan makanan yang mengandung banyak gula untuk menjaga berat badannya. Jadi, kalau dia tiba-tiba pingsan atau kekurangan gula darah, aku bisa memahaminya.."

"Dan kau yang mengaku sebagai seorang suami, kau harus lebih menjaga dan melindungi istrimu. Atau kalau kau tidak mampu, kau ceraikan saja dia dan biarkan aku yang mengurusnya" ucap Roy sinis pada Aris

Aris yang emosi mendengar penjelasan dari Roy kemudian maju untuk melakukan pembalasan terhadap Roy. Namun, saat itu Shina menahannya sambil berkata,

"Kau selesaikanlah pekerjaanmu dengan Jessy, sementara aku.. aku akan menyelesaikan urusanku dengan Roy." ucap Shina

Lalu, Shina dan Roy pergi meninggalkan Jessy dan juga Aris disana. Sementara Aris, dia masih terus memandangi istrinya yang telah pergi bersama Roy. Dia terus memandanginya sampai bayangan mereka berdua sudah tidak terlihat lagi di matanya.