Chereads / My New Neighbour / Chapter 50 - Akur?

Chapter 50 - Akur?

Saat itu, didalam kamar mandi.. Shina yang terus memegang bibirnya kemudian menatap kaca,

"Tunggu dulu, tadi Aris.. dia menciumku kan.. benar, dia menciumku.. kyaaaa..." ucapnya senang dalam hati sambil histeris

"Aduh.. Aku harus bagaimana? Bagaimana caraku menghadapinya mulai sekarang, aku malu.." sambil Shina menutup kedua matanya menggunakan tangan

"Mungkinkah Aris telah jatuh cinta padaku??" pikir Shina senang dan membuka matanya kembali sambil menatap kaca

Kemudian,

"Huhh, Tidak mungkin.. dia kan mencintai Lena. Lihat saja.. setelah berpisah selama bertahun-tahun lebih, bahkan dia masih tetap mencintainya hingga sekarang. Beli apartemen disini juga kan karna Lena.."

"Tapi.. Bagaimana kalau seandainya dia benar-benar mencintaiku. Bisa saja kan? Perasaan seseorang juga bisa berubah.. Dan, kalau itu benar-benar terjadi.. aku rasa.. mau tak mau aku terpaksa harus membalas perasaannya itu. Ya meskipun.. dia itu bukan tipeku." Shina masih terus berpikir dan berdialog didalam hatinya dengan diri sendiri

Sementara itu di Kamar Aris, Aris masih terlihat tidak bisa tidur memikirkan hal yang tadi dilakukannya pada Shina. Dalam hati dia mempertanyakan tindakannya itu, apa benar dia mencintai Shina atau dia melakukannya hanya berdasarkan nalurinya sebagai seorang pria. Beruntung saat itu Rani keluar kamar, atau kalau tidak, mungkin dia akan melakukan hal yang lebih lagi terhadap Shina selain menciumnya tadi, pikir Aris saat itu.

Keesokan Paginya, Shina yang akan masuk ke dalam kamar mandi berpapasan dengan Aris yang saat itu baru keluar. Kemudian, tanpa saling memandang, mereka sama-sama bergeser ke kiri dan ke kanan secara bersamaan.. tanpa ada satu pun dari mereka yang maju untuk melangkah kedepan. Lalu,

"Kau saja yang masuk duluan." Aris terdiam ditempat dan mempersilahkan Shina masuk kedalam kamar mandi

"Oh, terima kasih." ucap Shina ketika melewati Aris didepannya, sambil menundukkan kepalanya (tidak berani memandang Aris)

Kemudian mereka sama-sama berhenti seketika, hingga kemudian Aris

"Shina, kapan kau akan mengambil barang-barangmu itu disebelah?" tanya Aris yang mulai memberanikan diri untuk menyapa Shina duluan

"Mungkin setelah ini.." jawab Shina singkat

"Biar aku bantu kau untuk membawanya nanti" Aris menawarkan diri

"Tidak usah.. Maksudku, koporku itu tidak terlalu berat, lagipula bisa diseret juga kan, hehee.." jawab Shina canggung sambil tersenyum

"Tidak apa-apa.." jawab Aris

"Aku tunggu kau diruang tengah." lanjut Aris kemudian

Sebenarnya, Aris hanya ingin memastikan bahwa Shina memang benar-benar berniat untuk kembali tinggal. Karena dia sempat merasa terpukul, ketika dia melihat Shina pergi sambil menangis meninggalkannya waktu itu.. Dia tidak ingin Shina pergi lagi. Dan, karena sekarang Shina sudah kembali, maka dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

Beberapa saat setelah Shina keluar dari kamar mandi, ternyata Aris sudah berada disana. Kemudian mereka pun keluar untuk pergi ke unit sebelah mengambil kopor Shina.

Saat itu, didepan pintu unit 701, setelah mereka membunyikan bel, akhirnya Ryan keluar. Ryan yang melihat Shina dan Aris bersama, dengan kondisi Shina yang saat itu memakai baju Aris, kemudian berkata

"Kemarin saat aku menganjurkan usul itu padamu, kau menolaknya mentah-mentah, tapi lihat sekarang apa yang kau lakukan ini Shina? Kau telah membuktikannnya sendiri kan" ucap Ryan sambil tersenyum

"Jadi bagaimana menurutmu, apa Aris itu normal?" tanya Ryan mengejek yang seketika membuat Shina malu

Aris yang bingung dengan maksud perkataan Ryan pun kembali bertanya,

"Normal?? Normal apa maksudnya? " Aris bingung

"Kau tanya sama istrimu itu.. Kemarin dia bilang.." Ryan yang belum menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba meringis kesakitan karena Shina menginjak kakinya untuk memberi peringatan.

Setelah itu, Shina pun langsung masuk kedalam melewati Ryan sambil berkata,

"Karena kau tidak bisa menjaga mulutmu itu, maka malam ini aku akan menginap disini bersama dengan Lena.." ucap Shina

"Memangnya kau pikir Lena akan setuju dengan idemu itu.." balas Ryan

"Tentu saja.. Karena aku akan memberikan penawaran menarik padanya, dengan mengurangi masa hukumanmu itu." balas Shina

"Perlu kau tahu Ryan, istrimu itu lebih cerdik dan perhitungan daripadamu.. Jika aku nanti mengatakan, aku akan mengurangi hukumanmu selama 3-6 bulan berbanding dengan waktu sehariku saat menginap disini.. Menurutmu, Lena akan menolak??"

"Lagipula.. Ini kan menguntungkan bagi kalian, agar kalian bisa dengan segera menyelesaikan kontrak itu.." lanjut Shina kemudian yang membuat Ryan merasa kesal

Dan Shinapun masuk kedalam sambil mencari dan memanggil namaku. Kemudian, ditempat Ryan dan Aris

"Brengsek.." maki Ryan terhadap ulah Shina

"Hey.. Kau tidak boleh berkata tidak sopan seperti itu pada Shina" ucap Aris membela

"Istrimu itu yang tidak sopan.. Lihat saja apa yang dia lakukan pada keluargaku.. " balas Ryan

"Itu kan salahmu.. Masih bagus dia hanya menuntut 3 tahun, bagaimana kalau sesuai dengan umur Rani yang sekarang." balas Aris

"Pihak luar.. Kau sebaiknya tidak usah ikut campur" ucap Ryan ketus sambil berlalu meninggalkan Aris

Kemudian Aris menahan Ryan dan berkata

"Apa maksudmu tadi.. apa benar Shina mengatai aku tidak normal??" tanya Aris yang masih penasaran

"Kau tanyakan saja istrimu itu.." jawab Ryan cuek

"Hey.. " Aris berusaha menghentikan Ryan

"Bagaimana kalau aku akan membantumu agar Shina tidak jadi menginap disini malam ini, asal kau memberitahuku maksud dari "tidak normal" itu?" Aris menawarkan

Dan kesepakatan diantara mereka berdua pun akhirnya terjadi. Hingga ketika Ryan menceritakan semuanya pada Aris..

"Apa ??" respon Aris terkejut, tidak percaya, dan sedikit kesal.

"Sepertinya aku harus melakukan sesuatu padanya, untuk membuktikan bahwa aku ini normal" ucap Aris kemudian

Sementara Ryan,

"Lupakan masalahmu itu.. Sekarang pikirkan bagaimana caranya agar istrimu tidak jadi menginap disini" ucap Ryan

"Hmm.. Bagaimana ya? Shina itu termasuk orang yang sulit untuk ditangani" ucap Aris

Kemudian dia kembali berkata,

"Sebenarnya, aku bukan orang yang ahli dalam mengatur strategi, terutama mengenai masalah ini.. aku menyerah!" ucap Aris yang membuat Ryan marah dan berkata padanya

"Hey Brengsek, aku kan sudah melakukan keinginanmu.. Bagaimana kau bisa lepas tangan terhadap tanggung jawabmu ini?" ucap Ryan kesal pada Aris

Saat mereka sedang berdebat di lorong apartemen, kemudian

"Wah.. wah.. wah.. Jarang banget gw lihat pemandangan kayak gini." ucap Karin

"Suami dan Mantan Pacar terlihat akur seperti seorang sahabat. Lena pasti bangga sama kalian berdua" ucap Karin meledek

"Karin..? " sapa Aris

" Hey Karin apa yang kau lakukan disini." tanya Ryan

"Hai Aris. Lama gak ketemu ya. Gw denger lw sekarang udah nikah sama artis terkenal ya. Hebat juga lw.. " Karin menyapa Aris

"Hei Ryan, gw kesini ada perlu sama Lena. Gak apa-apa kan gw pinjam istri lw bentar?" balas Karin pada Ryan

Kemudian Ryan menarik Aris sambil berbisik,

"Aku rasa Karin bisa membantu kita dalam penyelesaian masalah ini."

Lalu, Ryan dan Aris pun mengajak Karin ke Cafe di lantai bawah untuk mendiskusikan masalah yang sedang mereka hadapi. Kemudian,

"Serius?? Wahh..Gw benaran gak nyangka Lena bisa buat perjanjian kayak gitu." ucap Karin tak percaya

"Hey Ryan, lw beruntung punya istri kayak Lena yang mau nerima lw dengan semua kondisi lw yang kayak gini.."

"Maksud gw, kasihan kan dia.. Sama aja hidupnya kayak dimadu jadi istri gitu sama lw, karena lw jadi bagi hari antara tinggal bereng sama Lena atau Rani anak lw.." Karin menjelaskan

"Dan lw Aris, apa bener lw gak tahu kalau istri lw itu dulu mantannya Ryan?" Karin mengintrograsi Aris

Aris menggeleng menjawab pertanyaan Karin. Kemudian Karin kembali berbicara padanya

Gw gak habis pikir.. Gimana lw bisa milih dia dulu buat jadi istri lw Ris. Dari Lena ke dia.. bertolak belakang banget kan. Apa lw sefrustasi itu dulu, waktu Lena lebih milih nerima perjodohannya sama Ryan dibandingkan lw?" ucap Karin

Aris hanya terdiam tidak menjawab pertanyaan Karin.

"Seandainya waktu itu, lw memilih bertahan dan tetap berjuang sama Lena.. Seandainya Papanya Lena juga gak sakit, dan Perusahaannya juga gak harus nanggung kerugian akibat penggelapan dana sama karyawannya itu, mungkin lw bisa sama Lena saat ini.." lanjut Karin yang membuat Ryan terkejut mendengar semua penjelasannya

"Tapi kan itu udah masa lalu.. Lena udah nikah juga sama Ryan sekarang. Jadi semua gak perlu disesali lagi.. udah jadi masa lalu.." Karin masih terus berkomentar

"Tapi tetep aja.. yang gw gak habis pikir.. Kalian yang punya histori masa lalu sama pasangan kalian masing-masing, tiba-tiba bisa dipertemuin lagi dalam kondisi sekarang, bahkan sebagai tetangga.. Jalan hidup emang gak bisa ditebak ya?.." lanjut Karin

"Hey Karin.." ucap Ryan tiba-tiba memotong

"Kita disini bukan memintamu untuk mengomentari kehidupan kita dimasa lalu dengan pasangan kita dulu, tapi bagaimana cara menyelesaikan masalah rumah tangga kita yang sekarang." ucap Ryan tidak senang karena Karin terus membicarakan masa lalu istrinya dan juga Aris

"Iya ya.. Sabar Pak Ryan. Ini gw juga lagi usaha mikirin gimana caranya.." dan sesaat kemudian

"Ohh.. Begini aja.. " Karinpun menjelaskan rencananya pada Ryan dan juga Aris

Saat itu, ketika mereka memasuki Cafe dan membicarakan semua masalah rumah tangga mereka kepada Karin, mereka tidak menyadari akan kehadiran sosok seseorang disana yang terus mendengar semua pembicaraan mereka. Ya, dia adalah Jessy, tetangga mereka yang juga tinggal diapartemen tersebut meskipun beda lantai. Hingga saat mereka bertiga pergi meninggalkan Cafe tersebut, Kemudian Jessy

"Oh.. Jadi seperti itu. Aku baru tahu kalau mereka bertetangga dan saling bertukar mantan.." ucap Jessy setelah menguping pembicaraan mereka tadi

"Ini menarik.. Mungkin aku bisa sedikit memanfaatkan kondisi mereka saat ini" pikir Jessy sambil tersenyum

Kemudian ditempat lain, di New York

"Rudi, tolong kau siapkan tiket penerbangan ke Indonesia untuk besok atau lusa.. Aku ingin pulang menemui menantu dan calon cucuku itu" ucap Bu Tomo pada asisten pribadi suaminya