Chereads / Oh Shit My Little Sister / Chapter 5 - Tita sayang kakak

Chapter 5 - Tita sayang kakak

Kamar yang berantakan dan penampilan yang sudah tak karuan. Sepertinya deskripsi itu sudah pernah digambar saat setelah terjadi sebuah percintaan.

Namun sepertinya kalimat itu mengambarkan hal lain. Dimana mereka kelelahan hanya karena tawa yang tercipta disela hukuman yang harus diterima akibat kekalahan.

Tian menghela nafas lelah dengan wajah yang amburadul karena dicora-coret lipstik dan alat make up lainnya oleh Tita.

Ia mengambil cermin kecil yang tergeletak di antara bedak dan celak, lalu menatap miris wajahnya yang sudah mengerikan.

Namun saat melihat lagi bagaimana raut bahagia sang adik yang melekat pada wajah belepotan itu, hatinya menghangat ikut merasakan bahagia itu.

"Lagi yuk Ta" ucap Tian sembari mengusap punggung tangan Tita di genggaman dengan ibu jari.

"Tapi Tita capek" Jawab gadis kecil itu dengan raut yang memang terlihat kelelahan.

"Satu kali lagi aja gimana?"

"Gamau ah Tita pengen bobo"

"Yang kalah lepasin semua bajunya, dan kita bobo bareng. Gimana?"

Tian menyeringai melihat tatapan berbinar itu. Bisa saja ia menyematkan gelar 'nakal' pada adiknya, namun Tita terlalu kecil untuk mendapatkannya.

Senyumnya yang masih setengah melebar melihat anggukan gadis itu. Dan melebar lagi saat Tita beranjak mendekat lalu memeluknya erat setelah mencium pipinya.

"Kakak"

"Hmm?"

"Tita sayang kakak"

Perlahan Tian membalas dekapan gadis kecil itu lalu membawanya duduk di pangkuannya, menghadap ke arahnya.

"Yuk, abis itu kita tidur"

Tita mengangguk lalu mereka pun kembali bermain ular tangga. Lama memang, bahkan mereka tak melihat jarum panjang sudah menunjuk angka 1.

Hingga akhir permainan Tian berhasil finish terlebih dahulu dari Tita. Ia menyeringai namun setengah tertawa melihat cengiran sang adik.

"Eh entar dulu," ucapnya menghentikan tangan Tita yang hendak melepas pakaiannya.

"Biar kakak aja" lanjutnya kemudian menggantikan tangan Tita. Melepas satu per satu kain yang menutupi tubuh adiknya. Hingga semua benar-benar terlepas dan terlihat lah tubuh mungil, rata, putih, dan halus sang adik.

"Kak ngantuk" Tian tersadar dari keterpakuannya melihat tubuh mungil Tita. Ia meneguk ludah kasar sebelum mengangguk dan membaringkan gadis kecil itu di sebelah kiri ranjangnya.

Hampir saja ia berbaring, perkataan gadis itu membuatnya berhenti.

"Kakak lepas kaosnya" Memandang sulit lalu mengangguk dengan alot.

Setelahnya mereka benar-benar berbaring dalam satu ranjang dengan keadaan yang hmm, sedikit absurd and adult.

Tian memejamkan matanya dengan rahang mengetat merasakan pergerakan di sampingnya. Tidak tahu saja jika yang dilakukannya itu membuat apa yang sedari tadi ia tahan semakin membuatnya frustasi.

"Kakak, peluk, Tita kedinginan"

Sontak Tian membuka matanya lalu memiringkan badan menatap sang adik.

"Kan udah pake selimut Ta" alibinya. Hell!! Jika yang di depannya bukan sang adik, ia yakin kini ranjang ini sudah berderit.

"Gamau, pengen dipeluk"

Fokus Tian sudah kemana-mana. Lebih tepatnya hanya pada bibir mungil merah itu. Terlihat segar dan kenyal. Sangat menggiurkan hingga tak sadar tangannya mengusapi benda lembut itu.

"Iya kakak peluk" ucapnya sembari menelusupkan tangan kirinya di leher Tita dan tangan kanannya merengkuh pinggang kecil itu. Merapatkannya pada tubuhnya. Dan hangat seketika ia rasakan.

"Kakak punya hadiah" Sepertinya kesadarannya mulai hilang. Satu yang ia inginkan, melahap habis benda kecil merah itu.

"Apa?"

Tanpa menunggu apapun, Tian mendekatkan wajahnya lalu mencium bibir Tita. Mendiamkannya sejenak lalu mulai mencecapnya. Melumat dan menggigit bawah atas hingga lenguhan kecil berhasil lolos dari bibir yang tengah ia nikmati itu.

Tak melepasnya sedikitpun, Tian mengganti posisi menindihi sang adik dengan kedua tangan menjadi tumpuannya.

Ia menarik tengkuk Tita guna memperdalam kecupannya. Hingga saat tangan kecil itu menepuk pelan punggungnya ia menghentikan kegilaannya.

"Kenapa hmm?" ucapnya serak sembari meluncurkan kecupan-kecupan kecil di seluruh permukaan wajah Tita. Membiarkan sejenak gadis kecil itu mengambil napas banyak.

"Kakak kenapa makan bibir Tita?" tanyanya dengan suara yang terdengar sexy di telinga Tian.

"Itu bukan makan sayang, tapi cium" jawab Tian sembari memindah kecupannya ke bagian leher dan rahang.

"Iya, kenapa cium di bibir? biasanya di pipi atau-"

"Itu karna kakak sayang banget sama Tita. Tita percaya kan sayang?" Tian menghentikan kecupannya lalu memandang intens mata bulat Tita.

"Iya, Tita juga sayang kakak" jawabnya sembari mengalungkan tangannya di leher Tian.

'Shit!! kamu bikin kakak gila sayang!!'

"Jadi? kakak boleh cium Tita lagi?" ucapnya sembari menahan keinginannya sekuat mungkin. Sebentar lagi, hanya menunggu-

Sial!! Tian langsung menyerang bibir itu saat melihat anggukan pasti Tita. Dan malam itu, semua kegilaan seorang Tian mulai tersalurkan pada adik kecilnya. Tidak cukup dengan mencium, tangannya pun mulai berani bergerilya di tubuh sang adik.

Gila memang.

*****

Tinggalin jejaknya sobat readers. Kuy lah salurin semangatnya.