Chereads / ASONG (PENCARIAN PEMBUNUH) / Chapter 2 - Suara yang selalu ku rindukan

Chapter 2 - Suara yang selalu ku rindukan

DUA TAHUN KEMUDIAN

"Sampai kapan kalian terus bermain, kemarilah dan makan selagi masih hangat."

Selama dua tahun terakhir ini akhirnya aku bisa mendengar suara yang sangat kurindukan. Suara yang selalu membuatku teringat bahwa masih ada orang yang menyangiku. Setiap kata yang keluar dari mulutnya selalu menyejukkan hati ku tak peduli dengan nada yang kadang sudah tidak ramah lagi di dengar, tapi sampai kapan pun aku akan selalu menyanginya. Suara itu adalah suara ibuku.

"Sebentar lagi ma." ucap Fero yang tengah bermain ps dengan Ferelian.

"Kemarilah dan duduk dengan tenang mama memasak begitu banyak agar anak-anak mama ini tidak lagi kelaparan." dia menuntun kami untuk duduk di meja makan.

Sekarang aku berada di rumah ku, lebih tepatnya rumah kedua orang tuaku. Setelah kejadian dua tahun yang lalu aku memutuskan untuk keluar dari rumah ini. Aku mengunjungi mereka,Setelah beberapa lama aku tidak mengunjunginya. Setiap aku berkunjung kemari aku tidak pernah bertemu dengan ayahku, aku tidak mau menemuinya karena suatu hal. Dia tidak pernah mendukungku apa yang aku ingin kan, ia selalu melarangnya.

Dan aku semakin tidak suka setiap kali aku membuat kesalahan aku selalu di bandingkan dengan kakakku. Dia adalah saudara kembar ku namanya Ferelian Efendi Kiworo. Dia memiliki sifat yang berbedada. Sangat-sangat berbeda denganku. Dia anak yang sangat pendiam, baik, patuh kepada kedua orang tua, dia juga sangat pandai dalam hal akademiknya.

Selama hidupnya ia terlalu banyak menghabiskan untuk belajar dan belajar. Sampai ia pernah menjuarai raking pertama pararel saat kami berada di sekolah tingkat pertama yang sama. Dia melanjutkan sekolah tingkat atasnya di sekolah yang benar-benar bergengsi.

Aku tidak pernah benar-benar membencinya, Aku menyangi mereka semua. Namun pikiran kita tidak sejalan dengan keputusan yang sudah ku putuskan.

"Fero mama harap kau bisa kembali kerumah ini sama seperti waktu dulu. Mama kangen dengan kenangan kita yang selalu bersama. Dengan Papa, Ian, mama dan kamu" ucap mama saat kami tengah menikmati masakan mama yang tersaji diatas meja makan.

"Ma maaf aku pergi sekarang ya." ucap Fero yang melihat ke arlojinya untuk mengalihkan pembicaraan ibunya.