"Ma maaf aku pergi sekarang ya." ucap Fero yang melihat ke arlojinya untuk mengalihkan pembicaraan ibunya.
Ferelian (ian) yang sendari tadi diam dan hanya mendengar percakapan mereka tiba-tiba membuka suara saat Fero hendak beranjak dari tempatnya"Mau kemana?."
"Aku ada urusan."
"Fero tidak kah kau meunggu ayah pulang mungkit 20 menit lagi ayah sampai, kita makan bersama dulu ya nak, Ayah bilang dia pulang lebih cepat hari ini." ucap ibu yang terus membujuk Fero.
Setiap kali Fero mengunjungi mereka, ibunya selalu membujuknya agar untuk tinggal disana, dan memperbaiki hubungan Fero dengan Ayahnya. Namun lagi dan lagi Fero selalu menolaknya untuk tingal disana.
Fero sengaja mengunjungi mereka di jam sibuk agar ia tidak bertemu dengan ayah nya. Ia tahu kapan Ayanya pulang kerja. Ayah Fero bernama Kisworo, ia merupakan meneger di salah satu perusahaan besar. Ia seorang yang sangat pekerja keras, bahkan ia pernah beberapa kali meghandel proyek-proyek besar perusahaan.
Fero beranjak dari kursinya dan mengambil ransel dan jaket hitam yang berada di atas sofa. "Ma Fero pergi dulu ya." ucapnya sambil melangkah meninggalkan ruangan tersebut.
"Jangan lupa besok kemari lagi ya nak." dan di jawab oleh Fero dengan sebuah senyuman.
"Aku pergi ya kak jaga mama." menepuk bahu Ian dengan pelan.
Ian membalasnya dengan senyuman, dan beranjak dari tempat duduknya untuk pergi mengantarkan kepergian Fero. Setelah Ian menutup pintu rumahnya ia melihat ibunya begitu sedih melihat kepergian Fero. "Ma aku berjanji aku akan membuat keluarga ini berkumpul seperti dulu lagi." Ferelia mengucapkan janjinya dalam hati.
***
Seorang pria mengendarai sepeda motor sport bewarna hitam. Ia melaju dengan sangat cepat dijalanan yang sangat padat. Ia pun, sangat pandai meliak-liukkan motornya dengan lihai untuk menghindari kemacenan yang tengah terjadi di jalanan hari ini. Dari jalan raya ia membelokkan motornya masuk kesebuah gang. Pria itu berhenti di salah satu tempat yang kumuh, yang penuh dengan coret-coretan mural yang indah dan coret-coretan abstrak yang tidak terlalu jelas bentuk apa yang tergambar disana, di setiap dinding yang ada di sekitar tempat tersebut.
Pria tersebut berhenti di dekat markasnya dan hendak memarkirkan motornya. Ia turun dari motornya dan berjalan kaki menghampiri dua orang temannya yang sedang duduk di sana yang sendari tadi sambil bermain game di ponsel yang ia gunakan. Pria tersebut adalah fero Danuarta Kisworo atau lebih dikenal dengan nama Asong. Salah satu teman yang memakai jaket putih menatap dan bertanya, "Baru datang?" Tanya pria yang bernama Jeje dan pria yang ada di sebelahnya bernama Baron yang asik dengan game yang ia mainkan di telepon genggamnya.
Asong menghampiri mereka mereka dan duduk berhadapan dengan mereka. " sedang apa?" tanya asong. Baron membalasnya hanya dengan sebuah senyuman dan Jeje menjawab pertanyaan asong " bersantai, ngapain lagi? seperti bia