Ahh akhirnya.. selesai juga, walau hasil dari tulisan ku tak sebagus seperti tulisan tangannya Saki, yang terlihat begitu rapih dan beraturan, bentuk tulisannya hampir sama seperti gaya Calibri pada Microsoft Word. Sementara aku.. memiliki bentuk tulisan gaya latin yang saling menyambung menjadi satu. Setelah melihat dan meneliti kembali hasil pekerjaan ku. Aku langsung melemparkan sebuah pulpen biru ku yang mendarat tepat di atas sebuah permukaan buku tulis milik ku yang masih terbuka. Aku menutup bukunya Saki dan memberikannya kembali.
" Oke.. makasih Saki, udah kasih contekannya " Ucap ku dengan gembiranya sambil menyodorkan buku miliknya, sementara.. Saki masih asik dengan ponselnya tanpa memperdulikan ku yang sedang mengembalikan buku tulisnya. " Iyah.. sama sama " Ucapnya dengan nada yang sedikit jutek, yang selalu terdengar ketika Ia sedang sibuk dengan ponselnya. Ntah.. apakah semua orang akan berubah menjadi seperti ini saat mereka sedang fokus memainkan ponselnya. Dengan matanya yang hanya terfokus pada layar ponsel tanpa memperdulikan apapun yang terjadi di sekelilingnya, yang terkadang membuat ku geram dan juga kesal terhadap sikap acuhnya saat berinteraksi dengan ku.
Aku menaruh bukunya di atas meja dan mencoba mengintip pada layar ponselnya dari kejauhan. Hhhmm.. apa sih yang sedang Ia lihat pada saat ini sampai sampai tak menghiraukan ku, tanya ku sendiri dengan terheran heran ketika melihatnya sesekali tersenyum dengan ponselnya. " Saki.. " Ucap ku yang mencoba mengganggunya. " Hhhmm.. " Ia hanya membalas ku dengan cara seperti itu, dengan rasa penasaran yang sudah tak tertahankan lagi, aku kembali mempertanyakan keseruan yang sedang Ia lihat. " Kamu lagi lihat apa sih, kayaknya seru banget " tanya ku dengan nada yang mencoba meminta perhatian darinya.
" Nggak.. bukan apa apa.. " Jawabnya dengan lugas sambil menggeser layar ponselnya ke atas, matanya sekarang terlihat begitu tajam sambil menurunkan ujung alisnya yang mencoba menghimpit bagian batang hidungnya. Seperti sedang mencari namanya yang tertera dari sekian banyaknya daftar siswi pada sebuah papan pengumuman kelulusan. Seketika membuat ku ingin mengambil ponselnya secara diam diam. Aku mencoba meraih bagian ujung ponselnya dari bawah, kemudian menariknya dengan cepat.
" Eh.. " Ia pun terkejut saat Ponselnya berhasil ku ambil dari genggamannya. Aku langsung menyembunyikan ponselnya Saki di sisi badan ku, sementara.. Saki langsung menarik narik lengan ku untuk merebut ponselnya kembali. " Mugi.. kembalikan gak " Pintanya dengan begitu memaksa, sedangkan aku hanya cekikikan saja saat melihat reaksinya barusan. " Iya Iya.. Sebentar, aku kan cuman mau lihat doank " aku langsung mengecek layar ponselnya dan melihat sebuah boneka beruang kutub berukuran L yang besarnya kurang lebih sekitar enam puluh centi meter.
" Oh.. kamu mau beli boneka ini ya lewat online " Tanya ku sambil cekikikan, sedangkan Saki masih mencoba mengambil kembali ponselnya. " Mugi.. kembalikan ponsel ku " Pintanya sambil mencubit bagian paha ku. " Aww.. iyah bentar.. " Sementara aku masih menggeser geser bagian layarnya ke bawah untuk terus melihat boneka boneka yang berada di dalam list ini.
" Bentar Saki.. biar ku carikan saja yang bagus " Aku mencoba membuat Saki tenang dari pintanya. Ia pun mulai terdiam dengan tangan kanannya yang bertolak pinggang sambil menarik bagian ujung bibir kirinya ke atas. Wajahnya sekarang nampak begitu merengut memandang tepat ke arah wajah ku. Sementara.. aku masih mencarikan sebuah boneka yang menurut ku sangat tepat untuknya. Ahh.. ini dia, aku terhenti ketika melihat sebuah boneka Eve berwarna coklat dengan ukuran yang cukup besar. Sebenarnya.. sudah lama sekali aku mengincar boneka dari animasi pokemon ini, tapi.. karena tidak tersedia di toko toko mana pun yang sudah ku jelajahi, jadi.. aku membatalkan niat ku untuk membelinya.
" Yang ini saja.. kan lebih bagus dan imut dari pada boneka beruang.. " Ucap ku pada Saki sambil memamerkan layar ponselnya ke arahnya, sementara Saki langsung mengambil ponselnya dari tangan ku. " Mugi ya.. main ambil aja " Kata Saki dengan kesalnya, " Maaf maaf.. habis aku penasaran, dari tadi kamu fokus sama HP aja " Ucap ku dengan rasa sedikit bersalah saat melihat kedua pipinya yang mulai memerah.
" iyah gak apa apa.. lain kali jangan kayak begitu " Ucapnya saki dengan nada yang secara perlahan mulai menurun, wajahnya masih tampak kesal yang juga terlihat semakin imut karena ulah ku barusan. " Memangnya kamu mau pesan boneka beruang itu untuk siapa? " Tanya ku dengan penasaran, sementara Saki masih terdiam memperhatikan ponselnya dengan jeli, apa mungkin.. Saki juga menyukai sebuah boneka yang barusan ku tunjukkan kepadanya, pikir ku saat melihat wajahnya yang mulai kembali normal.
" Iyah.. aku memang lagi nyari sebuah boneka buat hadiah ulang tahun adik ku " Sontak aku langsung menanyakan tentang adiknya. " Adik.. adik kamu yang mana? " Tanya ku dengan sedikit penasaran, karena selama ini Saki tidak pernah memberitahu ku tentang adiknya, bahkan.. aku sama sekali tidak mengira kalau Saki ini memiliki seorang adik perempuan. " Dia tinggal gak di sini, tapi di luar negeri. Namun.. untuk ulang tahun saat ini, Ia akan merayakannya di rumah ku " Jelasnya Saki sambil menggerak gerakan ponselnya yang masih menyala.
" Tok.. tokk.. tokk.. mohon perhatiannya dari kalian semua " Ujarnya Sofi yang menghentikan percakapan ku dengan Saki. Sofi memukul mukul papan tulis itu dengan sebuah spidol hitam yang sudah Ia genggam. sang wakil ketua kelas itu saat ini sedang berdiri di atas podium dengan tinggi empat puluh lima centi meter dari lantai, Ia mencoba untuk menjelaskan sesuatu kepada para siswi yang masih berada di kelas. " Kali ini.. rencana untuk liburan kita adalah camping di pegunungan Lixu, karena kemarin kemarin kita hanya berlibur di perkotaan besar saja.. jadi gimana? " Tanyanya Sofi kepada para siswi yang masih pada bercanda dengan teman sebangkunya, dan salah satu siswi yang duduk di barisan kedua mengangkat tangannya untuk menyampaikan sebuah pendapat, yang bersamaan membungkam bisingnya kelas.
" Kalau menurut ku, Camping seperti itu.. berarti harus ada pemandunya kan, terus siapa yang akan memandu kami di sana? " Siswi itu bertanya pada Sofi yang sedang memainkan spidol dengan memutar mutar bagian tutupnya di depan papan tulis. " Hhhmm.. pertanyaan yang bagus, tapi.. yang masih di pertanyakan adalah.. apakah kalian semua setuju untuk mengadakan acara Camping untuk liburan nanti " Sofi menyeka pertanyaan dari siswi itu, Ia kembali mempertanyakan tentang persetujuan kami terhadap rancangan dari rencananya.
" Setuju.. asalkan semua persiapan sudah di siapkan sejak awal " Celetuknya salah satu siswi dari bagian pojok kiri sana, yang membuat para siswi tertuju ke arahnya. " Iyah betul tuh, bagaimana kalau misalnya terjadi sesuatu yang tidak di inginkan terjadi, apakah ada antisipasinya " Kemudian di susul dengan sebuah pertanyaan dari siswi yang masih meragukan masalah kematangan untuk persiapannya nanti, yang seketika membuat siswi lainnya langsung mempertanyakan segala kekhawatiran yang masih di anggap belum bisa memenuhi ketenangannya. Sekarang.. wajah Sofi tampak bingung untuk menjawab bermacam macam keluhan dari para siswi.
" Bagaimana kalau ada yang hilang "
" Iyah.. di tambah kagiatan kami di sana memangnya apa saja.. "
" Dan apakah dananya sudah cukup.. "
" Oke.. tolong tahan dulu untuk pertanyaan pertanyaan yang ingin kalian sampaikan, untuk saat ini saya minta angkat tangannya yang setuju jika liburan nanti akan di adakan sebuah acara Camping bersama di pegunungan Lixu " Seketika tujuh belas siswi dari dua puluh tiga yang berada di dalam kelas kami menyetujui rencana untuk Camping. Termasuk aku dan Saki tanpa meragukan akan kendala lagi, sementara lima di antaranya tidak setuju.. karena kurangnya penilaian dari mereka terhadap faktor faktor yang memenuhi syarat dan persiapan yang layak untuk berkemah di sebuah pegunungan.
Memang sih.. Ini juga kan baru pertama kalinya kami mengadakan acara Camping. Walau begitu.. aku tetap mendukung rencana darinya, di tambah.. rasa penasaran ku ketika berada di lingkungan alam liar yang tertutup, banyak orang yang sering mengatakan.. setelah berkemah nanti pasti akan meninggalkan bekas entah itu sebuah momen yang bisa di bilang cukup langka atau pun keseruan di dalamnya, yang pastinya tidak mudah untuk di lupakan begitu saja. Aku juga percaya untuk kelancaran pelaksanaan darinya tanpa merasa takut dan risau sedikit pun jika nantinya akan gagal. Karena.. jika Sofi sudah menetapkan sebuah rencana pastinya Ia tidak akan main main dalam mempersiapkan segalanya.
" Buat yang gak setuju mungkin kalian masih ragu dengan rencana ini, kalau begitu tolong simak rancangan berikut ini " Sofi mulai membuka tutup spidolnya dan berbalik badan untuk menggambarkan sebuah bagan atau sebuah rancangannya di papan tulis. " Tolong perhatikan, kenapa kita memilih untuk berkemah, selain karena biaya yang tidak seberapa mahal dan waktu yang di habiskan juga bisa lama, kita akan mendapatkan pengalaman lebih, di tambah.. mencoba untuk merasakan sebuah sensasi dan atmosfer baru yang sangat berbeda dari biasanya " Ucapnya Sofi sambil menggambarkan tiga buah kotak berukuran besar yang saling di hubungkan satu sama lain dengan sebuah garis.
Tiga kotak yang membentuk pola segitiga. Terdapat dua buah kotak besar di atas yang saling sejajar yang di beri jarak cukup jauh dan satu kotak besar di bagian bawah, yang terletak di antara dua kotak besar di atasnya. Sofi mulai menuliskan sebuah rancangannya pada kotak bagian pertama dengan KEKOMPAKAN dan pada bagian kedua yaitu ALAM, dan yang terakhir pada bagian bawah terisi dengan kaimat EKSEKUSI.
" Oke.. sebelum saya menjawab pertanyaan pertanyaan sebelumnya, izinkan saya untuk menjelaskan yang satu ini " Ucapnya dengan begitu lantang dan tegas bagaikan seorang pemimpin sungguhan, terlihat bahwa Sofi itu memang pemimpin yang sebenarnya, yang bisa membimbing dan mengayomi para siswi dari kebingungan dan kecemasan, tidak seperti Dera.. yang bisanya cuman bikin heboh saja.
" Kenapa di sini saya menggambarkan tiga kotak dengan tulisan tersebut di dalamnya, karena ini merupakan elemen penting yang harus di tanamkan pada diri kalian masing masing " tegasnya Sofi sambil memukul mukul papan tulis dengan spidol yang Ia pegang. " kita akan bahas pada poin kekompakan, kenapa di sini ada kekompakan.. karena bagaimana pun juga, tugas kita adalah saling menjaga dan membantu sama lain ketika berada di sebuah hutan berantara yang cukup luas dan menantang. Jadi.. jangan saling egois dan tidak menghormati yang lainnya, kalau semuanya mau berjalan secara sempurna tanpa hambatan sedikit pun " jelasnya Sofi, dan sebagian siswi yang berada di luar mulai memasuki kelas dengan membawa berbagai makanan yang sudah mereka beli dari kantin. Sofi kembali menjelaskan poin per poin setelah mereka duduk.
" dan.. poin kedua ada yang namanya alam, jadi.. kita itu berkemah ya di tempat yang jauh dari pemukiman warga atau pun kota besar, bisa di bilang.. tidak terjelajah dengan aktifitas manusia. Jadi.. di sana kita hanya bertemankan dengan para satwa liar, yang jelas.. bukan buaya atau arigator sejenisnya ya. Karena masih dalam pengawasan dan letak kawasannya yang tidak terlalu jauh dari pemukiman daerah sana. " Seketika ada seorang siswi yang mengangkat tangannya. " Jadi.. kita berkemah jadi satu bagian gitu dalam satu tempat? " siswi itu melemparkan sebuah pertanyaan kepada Sofi, Sofi meneguk ludahnya dan tersenyum ke arahnya sambil mengambil ancang ancang untuk menjawab pertanyaan dari siswi itu.
" tidak.. kita akan di bagi menjadi dua bagian, yang satu daerah Timur dan yang satu daerah Barat. Dan kalian juga akan bergantian untuk bertukar tempat nantinya, agar merasakan keindahan alam yang begitu luas ini " Tegasnya Sofi kepada siswi itu. Kini giliran ku untuk mempertanyakan sesuatu yang menurut ku masih janggal. " trus.. untuk tempat inapnya apakah tidak ada. Berarti.. pas sampai di sana langsung menuju hutan donk? " Tanya ku pada Sofi. " Ya.. ada lah, sebelumnya kita akan menginap terlebih dahulu di sebuah hotel daerah sana, untuk mempersiapkan segalanya yang di butuhkan sampai pada akhirnya mulai melakukan kegiatan camping " jawabnya Sofi dengan tegas. " Hahaha.. kalo Mugi mau langsung ke hutan juga gak apa " Kata Dera yang menyela dengan ledeknya. " Hahaha.. " Seketika suasana kelas kami pun berubah menjadi berisik yang di penuhi dengan gelak tawa dari para siswi yang termasuk juga Saki.
" Mugi Mugi.. kamu ya bikin perut ku mules saja " Nyelanya Saki yang sekarang sedang tertunduk memegangi perutnya, ku rasa.. saat ini Saki pasti sedang membayangi ku pergi menuju hutan sendirian. " Hahaha.. aku membayangi mu sedang tidur tiduran bersama bekantan betina " Ucapnya sambil tertidur di atas lengan kirinya. " Jahat ya.. menertawai sahabatnya sendiri " Bisik ku dari kejauhan, sementara.. aku hanya bisa terdiam melihat ulah dari mereka semua sambil menumpukan dagu ku di atas kepalan tangan kanan ku. Ya.. di tertawakan lagi deh, apakah salah ya menanyakan hal seperti itu. Pikir ku dengan rasa tidak percaya, lagi pula kan.. dari tadi Sofi tidak menjelaskan tempat kami menginap. Lanjutnya Sofi setelah tawa para murid mulai mereda.
" Dan untuk yang ketiga ada yang namanya eksekusi, jadi.. saya minta kepada kelian semua.. tolong bertindak dengan cepat pada setiap hal yang kalian temui nanti, karena.. jika kita lambat mengambil tindakan.. bisa bisa nyawa menjadi taruhannya. Dan jangan mengambil sebuah resiko yang cukup tinggi, berpikirlah dengan matang sebelum mengambil sebuah tindakan.. apakah ini benar atau salah, bukan berarti mengambil tindakan dengan cepat kalian harus berbuat nekat, ngerti kan.. " Tegasnya Sofi. " Ngertiii.. " Teriaknya para siswi dengan keras. Mendengarkan Sofi berbicara di depan rasanya.. seperti sedang mendengarkan sebuah arahan dari seorang audience Seminar di dalam gedung megah. Suaranya yang lantang dengan nada yang naik turun secara beraturan terdengar begitu sejuk dan mudah di mengerti.
" Dan kembali lagi pada poin kedua, karena ini adalah alam. Bukan berarti kalian bisa santai santai dan menikmati keindahan serta keseruannya saja, kalian harus tetap was was terhadap sekelompok yang mencurigakan, serta.. jangan bermain terlalu jauh dari batas yang sudah di tentukan nantinya " Jelasnya Sofi kepada para siswi yang mulai mengerti dengan semua penjelasan darinya, dan sekarang sebagian dari mereka.. sedang menikmati makanannya yang baru saja mereka beli dari kantin, aromanya yang muncul dari makanan mereka.. seketika membuat ku lapar tak karuan. Di tambah.. tadi pagi aku hanya sarapan dua potong roti saja.
" Untuk yang menanyakan masalah bimbingan, kami tentunya sudah punya jauh jauh hari. Salah satu seorang pengamat alam liar akan ikut andil dalam perkemahan nanti. Dan yang satunya lagi adalah Bapak kutsimo. Seorang jurnalis yang sudah berpengalaman akan membimbing kalian di sana nantinya " Jelasnya Sofi kepada para siswi yang masih memperhatiakannya dengan begitu saksama. " Untuk dana.. apakah tidak kurang? " Sebuah pertanyaan yang keluar dari salah satu siswi, " Ya.. tentu saja sudah cukup, karena kami hanya membayar pendaftaran untuk berkunjung ke sana, serta biaya inap hotel, biaya makan dan peralatan lainnya. Dan sisanya untuk membayar bimbingan kami " Tegasnya Sofi sambil menggerak gerakan kedua tangannya ke arah para murid.
" Untuk antisipasi siswi yang hilang bagaimana? " Sebuah pertanyaan dari seorang siswi berkaca mata dengan nada yang terdengar khawatir dan gemetar. " Kalau itu.. mungkin akan ada bantuan juga dari pihak warga setempat, lagi pula.. kami kan berkelompok. Jadi resiko terjadinya musibah itu sangat minim. Di tambah.. itu juga tergantung dari kesadaran kalian masing masing, kalau kalian semua menaati peraturan yang sudah di tentukan, jadi.. bisa di pastikan hal seperti itu tidak akan terjadi " Jelasnya Sofi dengan lantangnya.