Ludius masih terdiam bersembunyi menatap punggung Silvia dengan perasaan yang terus berdebar. Silvia beranjak dari tempatnya dan melepas kain putih yang menutupinya. Seketika Ludius terpesona melihat wajah Silvia yang teduh dan damai.
"Setiap hari aku selalu melihat wajahmu. Tapi mengapa kali ini kamu begitu berbeda dan terlihat lebih teduh dan damai. Seakan semua masalah lenyap dalam seketika". Gumam Ludius.
Silvia membenahi dirinya dan keluar dari dalam ruangan.
"Tuan Lu! Sedang apa kamu disini?". Tanya Silvia yang melihat Ludius menatapnya tanpa berkedip.
"Sayang, aku mengkhawatirkanmu. Kamu pergi dengan wajah kecewa dan tidak kunjung kembali, tentu saja aku cemas. Tapi syukurlah kamu tidak kenapa-napa. Silvia.. Maafkan aku". Kata Ludius lirih di akhir ucapannya.