Party malam ini berakhir dengan Peresmian Pertunangan dan Pengumuman pernikahan akan diadakan 2minggu lagi.
Ludius melihat kepergian Silvia bersama Li Thian dan Kak Chang hanya memandang dari kejauhan, dia tidak ada keberanian untuk mendekat. Ingin sekali saat itu dia memeluk erat melihat wajah sendu Silvia. Walau Perasaan Jason terluka dan sakit melihat Silvia bersama Li Thian, tapi apapun yang terjadi dia harus melanjutkan drama yang menyesakkan hatinya hingga berakhir.
"Sayang, aku memang kejam karena telah menelantarkanmu hingga saat ini. Bahkan aku yang ada didepanmu tidak bisa menenangkanmu yang jelas sedang bersedih. Walau aku sangat cemburu melihatmu dipeluk oleh orang lain, tapi.. Justru aku tidak bisa berbuat apapun. Sungguh menyesakkan". Gumam Jason dengan tangan memegang dadanya yang terasa sesak.
Disaat perhatiannya teralihkan dari Jonathan, Jason melihat dia mendapat telefon dan ekspresinya berubah menjadi emosi. Terlihat Jonathan pergi begitu saja dari Party. Melihat ada yang mencurigakan darinya, Jason dengan hati-hati mengikutinya di belakang. Untuk berjaga-jaga Jason mengambil pistolnya yang dia simpan didalam kamarnya.
'Baru satu hari aku sudah mendapatkan hal yang ganjil tentangnya. Sudah jelas pasti ada sesuatu yang tidak beres dengannya'. Batin Jason terus dengan terus mengikuti Jonathan.
Jonathan pergi kesuatu tempat dibelakang rumahnya, dia berjalan menyusuri tanah kosong yang hanya di tumbuhi pepohonan besar dan rumput liar seperti didalam hutan. Beberapa menit kemudian, terdapat rumah usang yang di jaga oleh beberapa orang dengan persenjataan lengkap diantaranya 4 orang yang terdapat didepan. Di balik Pohon besar Jason bersembunyi dan melihat Jonathan sedang menegur mereka dengan amarah.
Terdengar samar-samar dari kejauhan Jonathan menyebut nama QiaoLian Lu membuat Jason terkejut sekaligus mengepalkan tangannya.
"QiaoLian.. Apakah itu kamu Kak Lian?". Gumam Jason.
Dia terus menguping pembicaraan mereka. Jonathan marah mendengar dari para penjaga orang yang mereka sebut QiaoLian hampir saja kabur dari tahanan. Terlihat Jonathan menelfon seseorang dan menyuruhnya untuk datang menemuinya sekarang juga ditempat.
10 menit kemudian ada seorang pria didepan dengan beberapa orang di belakangnya datang menghampiri Jonathan. Jason semakin terkejut, orang yang dilihatnya ternyata Kakak Silvia ChangYing.
'Ternyata ada mata-mata diantara orang-orang yang berada disisi Silvia. Keputusanku untuk tidak melibatkan orang yang ada disekitarku sudah benar. Jika saja Silvia tahu, pasti Jonathan tidak akan mempercayai aku yang sekarang beralasan hilang ingatan karena sebuah kecelakaan hingga dipungut oleh Ponakannya Elena dan ingin menikahinya. Sekarang apalagi yang sedang mereka rencanakan?'.
ChangYing membawa orang tambahan untuk menjaga rumah usang itu dan melaporkan perkembangan sejauh ini hubungan Ludius dengan Silvia yang kandas. ChangYing juga melaporkan tentang pencariannya selama ini dirumah Ludius masih nihil.
"Mencari kunci saja tidak becus, Apa kamu sudah bosan hidup? Segera temukan kunci itu..!. Dalam 2 minggu kunci sudah harus ditemukan, Para pelanggan setiaku telah menunggu lama, jangan sampai mereka menunggu lebih lama lagi. Sial, petunjuk kita hanya QiaoLian, dan dia masih menutup mulutnya". Terdengar suara Jonathan mengatakan banyak hal yang Jason tidak ketahui.
Jason hanya bisa menunggu saat Jonathan masuk kedalam rumah usang itu. Selang beberapa lama Jonathan keluar dengan perasaan geram menahan amarah, dia pergi meninggalkan rumah usang diikuti ChangYing.
Melihat Jonathan telah pergi, Jason memilih untuk mundur terlebih dahulu. Menurutnya sekarang bukan waktu yang tepat untuk menerobos para penjaga hanya untuk melihat siapa orang yang mereka tahan.
***
Disisi lain Silvia kembali dengan Li Thian dan tidak melihat dimana ChangYing berada.
"Li Thian, apa kamu melihat Kak Chang? Aku kira dia pulang bersama kita tadi. Kenapa belum sampai juga?". Tanya Silvia cemas karena waktu sudah berada dipenghujung malam.
"Jangan khawatir Silvia, dia itu pria yang sudah dewasa. Tidak mungkin dia melakukan hal yang membahayakan". Kata LiThian menenangkan.
"Aku hanya khawatir karena akhir-akhir ini Kakak sering pergi tengah malam tanpa ada seorangpun yang tahu. Bukankah itu sedikit aneh.. Aku hanya takut Kakak terjerat dengan Hal seperti dimasa lalu".
LiThian mengantar Silvia sampai depan pintu masuk. "Sudahlah Silvia, masuklah.. Kamu istirahat dahulu, Biar aku yang mencari dimana ChangYing berada". LiThian membelai kepala Silvia dengan tersenyum hangat.
Silvia masuk dan menutup pintu setelah LiThian masuk kedalam mobil dan pergi dari pandangannya.
….
Pagi harinya Silvia bergegas berangkat kekantor dengan terburu-buru. Dia bahkan mengabaikan sarapan yang sudah dibuat Ibunya.
"Maaf Bu.. Hari ini ada pekerjaan penting yang harus aku selesaikan pagi ini ini juga. Ibu antar saja bekalnya nanti kekantor". Kata Silvia dengan nada tinggi didepan ruang makan, yang melihat meja penuh dengan sarapan pagi.
'Ada apa denganku pagi ini. Mengapa aku jadi gugup dan perasaanku tidak menentu. Apakah karena aku akan bertemu dengannya?. Perasaan ini.. Sudah lama aku tidak merasakannya'.
Silvia bergegas mengendarai salah satu mobil milik Ludius menuju kantor. Perjalanan ditempuh selama 15 menit dari rumah menuju kantor, selama itu pula Silvia membayangkan bahwa dia bisa melihat Ludius dan dia mengajaknya kesebuah taman dan mengatakan bahwa itu sebuah kebohongan. Bahwa dia masih Ludius yang dulu yang masih mencintai Silvia sepenuh hati.
"Silvia.. Ada apa denganmu pagi ini.. Mengapa kamu mengkhayal hal yang mustahil?. Apa kamu sudah mulai kehilangan akal sehatmu?". Kata Silvia pada dirinya sendiri.
Setibanya di depan gedung Perusahaan Tangshi Grup. Silvia berhenti didepan gedung utama dan sudah terdapat mobil yang terparkir disampingnya. Saat Silvia turun dia melihat Jason baru saja keluar dari mobil. Hati Silvia kembali berdebar dan gugup seakan baru menemukan cinta lama yang telah hilang.
"Nona Silvia.." Sapa Jason "Baru saja saya ingin menemui anda membahas proyek yang akan ditangani. Bagaimana kalau saya mengajak Nona Silvia makan disekitar Kantor sebagai ucapan terima kasih karena sudah bersabar menghadapi calon istri saya Elena".
Mendengar kata calon istri dan itu bukan dirinya dari mulut orang yang dicintai ternyata begitu sakit. Hatinya yang baru saja berdebar seketika perih menyesakkan.
'Perasaan sedih terluka dan perih ini ternyata menyesakkan hati. Ingin sekali aku pergi menghindar darinya. Tapi sepertinya tidak bisa' batin Silvia. Silvia segera menyembunyikan sedihnya dan memalingkan wajahnya dari Jason.
"Ah baiklah Tuan. Tapi saya sudah terbiasa berkendara sendiri, Jadi kita bertemu saja di tempat yang Tuan inginkan". Silvia bergegas masuk kembali kedalam mobil.