Chapter 65 - 65.

Malam yang indah.. Setidaknya itu dirasakan oleh LingLing yang mendapat kepastian hati dari orang yang dia cintai. Saat itu Silvia hanya bisa tersenyum untuk menghormati kebahagiaan temannya.

LingLing dan Byran telah pulang, kini tersisa Silvia dengan kesendiriannya.

"Ternyata malam berlalu tanpamu itu seperti ini.. Begitu tenang dan kosong.  Apakah aku sudah terbiasa menjalani hari bersamamu, hingga ketidakhadiranmu terasa begitu nyata?". Katanya pada diri sendiri. Matanya menatap kosong kedepan,

Andai saja aku tahu jika kepergiannya begitu menyesakkan, mungkin aku tidak akan pernah melepasnya pergi'.

Dari luar Julian datang, dia melihat kearah Silvia yang terdiam tanpa mengetahui kedatangannya.

"Silvia.. Apa yang terjadi padamu?" Tanya Julian. Pertanyaannya membangunkan Silvia dari lamunannya.

"Kakak..!".

Hanya satu kata yang keluar dari mulut Silvia. Dia memeluk erat Julian, dan menangis di di pelukannya.

"Akhirnya kamu jujur pada hatimu Silvia.. Kamu benar-benar telah mencintai Ludius walaupun ingatanmu tidak kembali sekalipun. Menangislah hanya untuk kali ini saja, Kakak akan disini sampai kamu tenang". Julian membelai kepala Silvia dan memeluknya hangat.

Silvia menangis untuk beberapa saat di pelukan Julian, Dia menumpahkan semua perasaan yang di rasakannya malam itu.

"Apa kamu sudah tenang?. Tegakkan wajahmu Silvia.. Sebentar lagi kamu akan menjadi milik orang lain. Setidaknya malam ini cerialah untuk Kakak". Kata Julian dengan senyum mengembang.

Di balik senyum dan kehangatan Julian yang menenangkan, hatinya begitu terasa sakit melihat Silvia menangis untuk orang lain. Bagi Julian dia baru melihat sisi rapuh Silvia yang selalu tegar dalam menghadapi cobaan apapun.

"Tidurlah.. Kakak akan duduk disini untuk menjagamu".

Julian membaringkan Silvia kembali. Dia duduk terdiam disamping Silvia sembari menunggunya tertidur.

Malam yang panjang berlalu dengan tenang, dan terlalu tenang seperti akan terjadi badai diesok hari.

________________________

Keesokan harinya,

Pagi-pagi sekali Silvia terbangun dan mendapati Julian tertidur disampingnya.

"Dasar Kak Julian, semalaman menunggu dan sekarang tertidur dengan pulas seperti ini. Kakak terlalu memaksakan diri".

Terdengar suara getar dari ponsel Julian, yang berada tepat di sampingnya. Silvia mencoba bangun dari tidurnya dan mengangkat telefon dari ponsel Julian.

"LongShang? Ada apa LongShang sepagi inienelfon?. Apa lebih baik aku yang mengangkatnya yah.. Kakak masih tertidur pulas, aku tidak mungkin membangunkannya".

Silvia akhirnya mengangkat telefon dari LongShang.

📞 "Tuan Julian, Aku hanya memberitahukan pagi ini aku telah kehilangan kontak dengan Ludius. Aku tidak tahu apa yang terjadi padanya saat ini, WangChu sedang menyusulnya ke Inggris. Dan Untuk sementara waktu jangan sampai Silvia mengetahui hal ini".

Mendengar perkataan di ujung telefon barusan, Secara tidak segaja Silvia menjatuhkan ponsel hingga membuat Julian terbangun.

"Silvia, Ada apa denganmu pagi ini?. Apa ada sesuatu yang menggangu fikiranmu?". Tanya Julian yang melihat wajah Silvia berubah serius dan cemas.

Silvia terdiam beberapa saat hingga dia menghirup nafas dalam-dalam. "Oh ya Kakak.. Tadi ponsel Kakak bergetar. Aku mau mengangkatnya dan tidak sengaja justru menjatuhkan ponsel Kakak". Kata Silvia dengan memaksakan senyumnya di depan Julian.

"Benar tidak ada apa-apa? Tapi mengapa wajahmu sangat panik dan terlihat cemas Silvia?. Kakak sudah mengenalmu begitu lama, dan Kakak tahu kamu sedang menyembunyikan sesuatu dariku Silvia".

"Tidak ada Kak, itu mungkin perasaan Kakak. Bisakah Kakak menanyakan pada Dokter kapan aku bisa keluar dari rumah sakit ini?. Aku sudah merindukan kuliahku.. Lagi pula kakiku jugs sudah mulai bisa di gerakkan dan pasti sembuh waktu dekat. Aku benar-benar ingin segera kembali kuliah Kak" kata Silvia dengan nada merajuk.

"Baiklah Kakak akan menemui Dokter mengenai kepulanganmu. Tapi mengapa kamu tiba-tiba membicarakan Kuliah?. Ah.. Jawab itu setelah Kakak memanggil Dokter. Kamu tunggulah disini". Julian keluar dari ruang rawat Silvia.

Setelah kepergian Julian, Silvia mengambil ponsel yang berada di atas meja di dekat ranjangnya.

"Aku harus cepat mencaritahu kebenaran perkataan LongShang dan Lebih baik aku memberitahu LingLing terlebih dahulu". Katanya pada dirinya sendiri.

Silvia mengirim pesan pada LingLing.

📩 LingLing, maaf pagi ini merepotkanmu. Tapi bisakah kamu mencaritahu apa yang sebenarnya terjadi pada Ludius. Aku tadi tidak sengaja mendengar itu dari LongShang. Aku mohon.. Aku tidak bisa tenang sampai mendengar kalau dia baik-baik saja.

📩Baik, segera akan aku caritahu. Silvia kamu harus tenang, mungkin apa yang kamu dengar itu hanya kesalah pahaman dari LongShang.

'Ada apa sebenarnya terjadi denganmu Ludius? Mengapa aku harus mendengar berita seperti ini tentangmu? Bagaimana keadaanmu sekarang, Apakah kamu baik-baik saja?'. Prasangka demi prasangka memenuhi fikiran Silvia.

Silvia mencoba menelfon Ludius, namun nomornya tidak aktif. Dia mencoba mengirim WeChat tapi tidak terbalas. Sampai pada akhirnya terlihat ada pesan singkat masuk nomor tidak dikenal.

📩 Sayang.. Apapun yang terjadi dan kamu dengar.  percayalah.. Bahwa aku pasti akan kembali kesisimu.

Pesan singkat yang Silvia percaya itu dari Ludius membuatnya bertekad untuk terus melangkah.

'Tuan Lu.. Jika memang pesan itu darimu, Aku percaya bahwa kamu akan kembali. Aku pasti akan menunggumu walau harus menanti 10 tahun lamanya. Karena Takdir sudah terlanjur menjerat kita, membawamu kepadaku. Dan aku percaya bahwa takdir yang Tuhan berikan kepadaku adalah hidup bersamamu'.