'Arrrgh... hatiku, mengapa bisa seperti ini? Rasanya seperti saat pertama kali bertemu saja.' Batin Silvia, ia memegang dada dengan kedua tangannya. Menahannya agar jangan sampai terdengar oleh Ludius.
"Pftt.. dasar istri tsundere, rindu saja masih bisa beralasan. Kalau kangen, mengapa tidak mengatakannya saja.." gumam Ludius.
Teringat masih memakai kemeja berlumuran darah, ia lebih memilih untuk melepaskan Silvia untuk sementara. "Sayang, aku akan mandi sebentar. Jangan lupa untuk sentuhan malamnya.." goda Ludius yang sudah ada di depan lemari mengambil pakaian bersih dan handuknya.
Perkataan Ludius rupanya masih di dengar jelas oleh Silvia, terlihat dari selimutnya yang bergerak menaik di tarik semakin dalam. Dalam bayangan Ludius, ia sedang membayangkan seperti apa kiranya wajah imut dan menggemaskan istrinya ketika sedang menahan malu di depannya.