"Baik-baik.. maafkan aku Sayang, aku takkan menertawakanmu lagi. Sudah dong meweknya.." Dengan penuh kesabaran Ludius mengusap peluh yang membasahi kening istrinya dan mengantar sitrinya ke sofa dan mendudukkannya disana,
Ludius duduk disamping Silvia, ia memandang kearah Silvia yang membuang muka darinya. Kedua tangan Ludius memegang tangan Silvia dan sedikit memaksa Silvia untuk memandang matanya.
"Coba katakan, mengapa kamu sangat penasaran dengan cerita Nadia, Sayang? Kamu tahu sendiri istri cengengku, Nadia bukannya tidak ingin cerita, ia hanya menghawatirkan kondisimu. Kamu kan tahu sendiri ini sudah ralut malam. Lagi pula, Nadia juga butuh privasi dalam hubungannya dengan Wangchu. Biarkan mereka mengurus sendiri masa depan mereka."