Richard menepuk pundaknya sendiri dengan mengangguk pada Silvia, apalagi melihat wajah Silvia yang terlihat kelelahan. Tapi sepertinya Silvia tidak ingin ada fitnah di antara mereka, dengan halus Silvia melepas genggaman tangan Richard.
"Tidak perlu, kau tahu.. aku sudah bersuami dan kau seorang pria. Tidak baik bagi kita jika seperti ini. Semarah apapun aku pada suamiku, aku takkan menyalahi janji pernikahan. Itu adalah pantangan terbesarku."
"Meski suamimu sudah berkali-kali membuatmu terluka? Kau terlalu baik Silvia. Mengapa tidak bersamaku saja ke Kerajaan Hardland. Kau disana akan di manja layaknya seorang putri." Tawarnnya sambil menoleh kearah Silvia.
"Suamiku adalah rumahku Tuan Richard, seharusnya anda juga mengetahui hal ini. Sudahlah, aku harus kembali. Mungkin saja Ludius sudah menunggu kepulanganku." Silvia beranjak dari duduknya dengan keringat dingin yang mengucur deras.