Lama Ludius menyuapi Silvia di temani canda tawa serta ledekan yang terasa hangat hingga memenuhi satu ruangan berhasil membuat Silvia menghabiskan makanannya. Namun ketika Ludius mengingat perkataan Linzy bahwa pada trimester kedua dan ketiga menjadi penentu dari nasib dari Silvia dan janinnya membuatnya sedikit gemetar. Ia takut akan kehilangan jika istrinya mengetahui hal ini.
Setelah selesai menyuapi Silvia, Ludius menaruh kembali mangkuk di atas meja. "Istirahatlah kembali Sayang".
Silvia menggelengkan kepala. "Aku bosan di kamar Ludius, mengapa kau memperlakukan ku seperti pasien?".
"Lalu kamu ingin apa sayang? ".
"Kita ke taman depan yuk.. Siang menjelang sore begini biasanya udaranya sejuk". Ajak Silvia
"Baiklah.. Kita akan ketaman sekarang".
Demi memanjakan istrinya, Ludius mengangkat Silvia dari kasur dan menggendongnya ala bridal keluar dari kamar dan menuruni tangga menyusuri beberapa ruangan.