Memandang wajah Silvia yang bersemu merah membuat Ludius semakin ingin menggodanya. Dia masih tetap diam pasrah pada istrinya yang sedang membuka setiap kancing kemeja yang ia pakai.
"Mengapa terus melihatku seperti itu, apa ada yang aneh?". Tanya Silvia selidik dengan mata melirik ke arah Ludius.
"Tidak.. Bukan apa-apa. Hanya sedang memandang wajahmu".
"Bohong! Pria playboy sepertimu pasti sedang memikirkan hal aneh, entah sejauh mana kamu berkhayal". Kata Silvia sambil membuka kemeja Ludius yang bersimbah darah.
"Apakah kamu ingin tahu siapa wanita yang setiap saat menganggu fikiranku?. Bahkan jika aku berada di dunia lain hanya satu wanita yang tidak akan pernah ku lupa".
"Modus..! Pandai sekali suamiku bersilat lidah. Pantas semua wanita menginginkanmu". Silvia memandangi setiap inci dada bidang suaminya.
"Suamiku, tubuhmu masih sangat indah meski sedang terluka. Betapa ruginya aku jika wanita lain juga bisa menikmati indahnya tubuhmu".